Dunia sedang menghadapi krisis sangat serius akibat pandemi Covid-19. Untuk mengatasinya secara tuntas, mutlak diperlukan kerja sama erat antarnegara.
Oleh
·2 menit baca
Dunia sedang menghadapi krisis sangat serius akibat pandemi Covid-19. Untuk mengatasinya secara tuntas, mutlak diperlukan kerja sama erat antarnegara.
Pandemi Covid-19, di satu sisi, menunjukkan bahwa ada ketergantungan besar antara satu negara dan negara yang lain. Saat karyawan pabrik di China mulai bekerja karena penularan Covid-19 di negara itu telah berakhir, industri China kesulitan mengekspor produk yang dihasilkannya. Permintaan dari negara tujuan ekspor anjlok tajam. Kalaupun ada permintaan, pekerja logistik di negara tujuan sangat minim akibat penerapan pembatasan sosial ketat atau karantina. Artinya, tak ada negara yang bisa menjadi sejahtera sendirian. Untuk makmur secara berkelanjutan, sebuah negara harus menjalin hubungan dan kerja sama erat dengan negara-negara lain.
Namun, di sisi lain, pandemi Covid-19 memperlihatkan pula bahwa tujuan utama sebuah negara ialah menyejahterahkan rakyatnya sendiri, bukan rakyat negara lain. Prioritas harus diberikan oleh sebuah negara untuk memastikan rakyatnya selamat dan sehat. Hal ini terbukti ketika sejumlah negara melarang industri mereka mengekspor produk yang sangat dibutuhkan di tengah pandemi, seperti masker, bahan baku obat, dan ventilator. Bahkan, ada laporan yang menyebutkan bahwa pemerintahan sebuah negara mencegat kiriman alat kesehatan dari negara itu untuk dikembalikan.
Untuk makmur secara berkelanjutan, sebuah negara harus menjalin hubungan dan kerja sama erat dengan negara-negara lain.
Di tengah ”kontradiksi” itulah penting bagi organisasi kerja sama antarnegara seperti ASEAN untuk mempertegas kembali arti penting kolaborasi di antara anggotanya. Saat banyak pemerintahan sibuk memerangi Covid-19 di dalam negeri, ASEAN dan organisasi serupa lainnya harus memberikan sumbangan konkret. Sumbangan ini setidaknya berupa kerangka kerja sama operasional efektif yang dapat membantu para anggotanya di tengah pandemi.
Seperti diberitakan harian ini pada Rabu (15/4/2020), kesepakatan telah tercapai di antara pemimpin anggota ASEAN untuk tetap menjaga jalur perdagangan antarnegara. Hal ini sangat positif.
Dalam konteks sekarang, jalur perdagangan yang menjadi perhatian para pemimpin dalam KTT Khusus ASEAN secara daring ini berkaitan dengan suplai bahan pangan dan perlengkapan medis. Isu suplai pangan memang menjadi fokus banyak kalangan di tengah pandemi. Sejumlah laporan menyebutkan, cadangan pangan global mencukupi, tetapi terancam tak terdistribusi dengan baik karena kondisi pekerja logistik yang serba terbatas di banyak negara. Bahan pangan pun bisa tak bisa terkirim ke wilayah yang membutuhkan.
Komitmen para pemimpin ASEAN untuk terus bekerja sama dan membuka jalur perdagangan perlu diikuti langkah nyata di lapangan. Hanya dengan cara ini, kerja sama di antara negara Asia Tenggara dirasakan konkret oleh masyarakat.
Pandemi Covid-19 tak dapat diatasi sendiri-sendiri. Krisis yang ditimbulkannya hanya dapat diatasi secara tuntas lewat kerja sama antarnegara yang erat.