Tunjangan hari raya (THR) adalah penghasilan yang ditunggu-tunggu saat bulan Ramadhan. Tahun ini, sedikit berbeda. Tidak semua golongan dan lapisan masyarakat masih memiliki kemewahan untuk mendapatkan THR mengingat Indonesia masih mengalami krisis akibat Covid-19.
Namun, di balik berbagai tantangan, marilah kita masih menyusun asa. Tulisan kali ini saya dedikasikan untuk pembaca yang masih bisa memperoleh THR dan mereka yang harus melewati momen Lebaran tahun ini tanpa THR.
Dana THR adalah penghasilan tahunan yang umum diterima setiap karyawan. Jumlahnya dapat bervariasi, ada yang satu kali hingga dua kali dari gaji sebulan. Bagi Anda yang masih mendapatkan dana THR berapa pun jumlah, izinkan saya untuk mengingatkan penuh syukur.
Kemewahan yang diperoleh ini sebaiknya dikelola dengan bijaksana karena tidak satu pun masyarakat yang paham kapan krisis ini berakhir. Di masa pandemi, saya sarankan untuk mengalokasikan dana THR setidaknya untuk tiga pos wajib berikut ini.
Pertama, alokasi untuk zakat dan sedekah. Bagi umat Islam, ada kewajiban untuk menunaikan zakat fitrah bagi setiap orang sehingga dana THR harus dapat dialokasikan untuk pengeluaran ini. Selain itu, Anda pun dapat menambah sedekah, bantuan sosial, ataupun membayar zakat harta yang selama ini tertunda.
Pahamilah bahwa perhitungan zakat adalah baku sesuai aturan agama Islam. Adapun sedekah bersifat sukarela, dapat diberikan tanpa batasan. Bilamana keuangan masih sehat dan lowong, bantuan kepada lingkungan terdekat baru ke lingkungan masyarakat akan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan.
Kedua, dana darurat. Selama dua bulan terakhir ini, saya terus mengedukasi dan mengingatkan arti pentingnya memiliki kecukupan dana darurat dalam melalui masa pandemi. Sudah bukan rahasia lagi, rumah tangga yang dapat bertahan adalah rumah tangga yang dapat segera membuat sehat keuangannya dan memiliki dana tunai.
Oleh sebab itu, usahakan untuk mengalokasikan kelebihan THR untuk dana darurat setelah dikurangi untuk zakat dan sedekah. Sekadar mengingatkan, lokasi penyimpanan dana darurat idealnya dalam bentuk tabungan biasa yang mudah diakses.
Ketiga, kebutuhan Lebaran. Setiap rumah tangga memang memiliki kebutuhan dan keinginan yang bervariasi. Namun, secara umum kebutuhan Lebaran setiap keluarga dapat diidentifikasi terdiri dari kebutuhan makanan Lebaran serta pemberian THR dan angpau untuk keluarga.
Prioritaskan penggunaan dana THR untuk hak ke pekerja dan persiapan hidangan Lebaran. Jika masih ada sisa, baru digunakan untuk belanja yang lain. Idealnya, penggunaan THR maksimal 30 persen untuk pos pengeluaran ini, dikarenakan pos mudik Lebaran belum dikeluarkan. Lalu, bagaimana jika tahun ini Anda tidak memperoleh THR?
Maka, ada dua opsi yang bisa dikelola. Saya ajak rumah tangga untuk mencari tambahan penghasilan dari berbisnis rumahan. Tidak perlu memikirkan untung besar, asalkan dagangan laku dan ada keuntungan tipis. Keuntungan yang dikumpulkan ini bisa mengurangi beban rumah tangga bulanan sehingga penghasilan bulanan dapat dikelola untuk pengeluaran Lebaran.
Bedakan pengeluaran
Opsi berikutnya adalah membedakan pengeluaran wajib, kebutuhan, dan keinginan. Penting sekali bagi setiap pekerja untuk membuat prioritas pengeluaran THR berdasarkan urutan ini. Pengeluaran yang bersifat wajib, seperti pembayaran zakat dan kebutuhan Lebaran utama, baru diikuti pengeluaran lainnya.
Pengeluaran wajib bagi umat Islam adalah menunaikan zakat fitrah bagi setiap orang. Selain itu, THR pun dapat menambah sedekah, bantuan sosial, ataupun membayar zakat harta yang selama ini tertunda. Sebagai ilustrasi, zakat fitrah jumlahnya Rp 35.000-Rp 40.000 yang dapat dipastikan kepada panitia penerima zakat fitrah.
Contoh pengeluaran wajib lain adalah memberikan THR kepada para pekerja di rumah. Mengingat dana terbatas tetapi keinginan tidak terbatas, pengendalian diri untuk alokasi kebutuhan Lebaran menjadi sangat penting. Bagaimana dengan kebutuhan lain, seperti biaya sekolah anak? THR juga bisa dialokasikan untuk kebutuhan tahun ajaran baru.
Sebelum menerima THR, setiap pekerja sebaiknya membuat catatan untuk pos pengeluaran apa saja dana akan digunakan. Tahun ini, saya menggunakan panduan pos pengeluaran untuk zakat dan sedekah, pos dana darurat, pos pengeluaran untuk kebutuhan Lebaran, dan pos opsional untuk membayar utang dan berinvestasi.
Terakhir, THR juga sangat baik digunakan untuk menambah aset investasi. Berbagai impian seperti dana pendidikan anak, dana uang muka pembelian rumah, dan lainnya dapat dibantu dengan investasi dana THR. Pemilihan aset investasi sebaiknya tetap disesuaikan dengan jangka waktu berinvestasi dan profil risiko calon investor.
Dana THR merupakan rezeki yang diberikan kepada setiap rumah tangga. Lebaran tahun ini memang berbeda, jauh dari ingar-bingar momen festival seperti biasanya. Namun, barangkali inilah momen yang Tuhan berikan kepada kita untuk menyeimbangkan kehidupan dan hanya menikmati rezeki yang halal.
Mari kita jadikan momen menyambut hari raya tahun ini sebagai titik balik menuju kesejahteraan keuangan keluarga. Live a Beautiful Life!