logo Kompas.id
OpiniMengapa Bantuan Tunai
Iklan

Mengapa Bantuan Tunai

Estimasi OECD menyebut pandemi dan pembatasan sosial atau lockdown telah menyurutkan ekonomi sebesar 2 persen produk domestik bruto tiap bulan. Dalam angka nominal Indonesia, artinya ekonomi kehilangan Rp 300 triliiun.

Oleh
Sugeng Bahagijo
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5u1KMrtlW6wWQIs9svp8jn56ESU=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2Fe4d8c844-7f7f-44cd-8825-f52a83c063a6_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Presiden Joko Widodo memantau pelaksanaan penyaluran bantuan sosial tunai di Kantor Pos Kota Bogor, Jalan Ir H Djuanda, Bogor, Rabu (13/5/2020). Setiap kepala keluarga yang terdata menerima bantuan sebesar Rp 600.000. Pencairan bantuan ini akan dibagi dua tahap hingga sebelum Idul Fitri.

Sudah lebih dari dua bulan masa pandemi Covid-19, pemerintah telah bergerak menyiapkan dan menyalurkan bantuan sosial dalam bentuk barang (sembako). Dana Rp 105 triliun sudah disiapkan. Sayangnya, bantuan itu salah sasaran.

Meski ini isu lama dan klasik, ternyata belum dapat diselesaikan oleh Indonesia. Jika derajat salah sasaran hanya 5 persen, kiranya masih dapat diterima. Akan tetapi, jika salah sasarannya pada level 20 persen, semua pihak akan dirugikan.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000