Hadapi Ketidakpastian
Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama beberapa bulan. Belum jelas kapan kehidupan akan kembali seperti sedia kala. Manusia berada dalam ketidakpastian. Suatu kondisi yang tidak menyenangkan dan sulit diterima.
Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama beberapa bulan. Belum jelas kapan kehidupan akan kembali seperti sedia kala. Manusia berada dalam ketidakpastian. Suatu kondisi yang tidak menyenangkan dan sulit diterima.
Saat ini adalah masa yang sangat tidak menentu. Menurut Cory Stieg (2020), tidak mudah bagi siapa pun hidup di masa kini tanpa batas. Sulit membuat rencana di masa depan, tidak ada antisipasi perjalanan. Pertunjukan ataupun suatu perayaan.
Di media sosial, orang-orang yang saat ini tetap tinggal di rumah menyatakan bahwa adalah hal yang menantang tidak memiliki apa pun untuk dinantikan atau diantisipasi. Anda mungkin mendambakan suatu acara yang biasanya dinantikan, seperti liburan ke luar kota. Bahkan, saat situasi Lebaran pun, sulit rasanya bersilaturahmi langsung bersama keluarga seperti biasanya.
Kevin Antshel (2020), seorang psikolog klinis di Amerika Serikat, mengatakan bahwa ketakutan akan hal yang tidak diketahui mungkin merupakan ketakutan paling mendasar dari manusia. Dari perspektif evolusioner, manusia dapat bertahan hidup karena dapat merencanakan.
Kita sejak kecil disosialisasikan untuk percaya bahwa ada alam semesta yang dapat diprediksi dan ada keteraturan di mana segala sesuatu harus terjadi. Semakin banyak hal yang tidak pasti, ada bayaran psikologisnya, yaitu kita akan takut dan semakin kita takut akan suatu hal, semakin kita cemas.
Meskipun merencanakan kehidupan pascapandemi bisa terasa nyaman, terlalu banyak berpikir tentang masa depan juga dapat meningkatkan pikiran cemas kita.
Cara menghadapi
Telah banyak informasi diberikan untuk mengatasi stres atau kebosanan menghadapi masa seperti ini. Dalam tulisan kali ini, mari kita fokus pada bagaimana menjadi nyaman dengan kondisi ketidakpastian. Saya menemukan tiga (3) pandangan ahli.
A. Membingkai ulang
Menurut Antshel, sangat penting untuk berpikir tentang bagaimana kita membingkai segala sesuatu untuk diri kita sendiri secara internal. Alih-alih berpikir, ”Saya akan gila bekerja dari rumah,” misalnya, lebih baik berkata kepada diri sendiri, ”Saya bersyukur memiliki pekerjaan yang memberi saya kesempatan untuk tetap aman di rumah.” Terasanya seperti cubitan sederhana, tetapi membingkai ulang pikiran Anda dapat memiliki efek mendalam pada tingkat kecemasan Anda.
Mekanisme coping yang membantu lainnya adalah agar terlibat pada hal-hal yang berorientasi pada tujuan jangka harian atau mingguan, tetapi tidak harus diarahkan pada tujuan untuk masa depan. Kegiatan atau hobi dapat memberi Anda rasa pencapaian dan memungkinkan Anda memiliki hasil yang tentunya dapat menenangkan. Pada gilirannya, dapat meyakinkan untuk memahami bahwa perasaan Anda sangat normal. ”Orang-orang yang tidak pernah menganggap diri mereka cemas atau tertekan, sekarang boleh saja melaporkan gejala-gejala ini,” kata Antshel.
B. Reaksi positif berimprovisasi
Clay Drinko (2020) telah mengekstrapolasi tiga prinsip utama improvisasi yang disebut Paradigma Improvisasi, yang mengajarkan kita bagaimana menghadapi krisis ketidakpastian saat ini. Diumpamakan suatu kondisi saat kita harus naik panggung untuk bermain peran tanpa skrip, tidak ada yang tahu apa yang akan muncul.
Paradigma Improvisasi juga dapat memberi kita kepercayaan diri untuk menghadapi ketidakpastian dalam kehidupan nyata. Kita tidak memiliki suatu skrip sekarang dan tidak tahu bagaimana adegan Covid-19 akan berakhir. Orang-orang berspekulasi dan mencoba membandingkan situasi saat ini dengan Perang Dunia II atau pandemi flu Spanyol, tetapi kenyataannya adalah kita bekerja tanpa naskah di sini.
Langkah pertama adalah menjangkau orang-orang yang bisa Anda percayai. Jika mereka adalah orang-orang yang Anda sayangi, anggap diri Anda beruntung. Jika Anda tidak berada dalam situasi yang aman, hubungi teman atau profesional yang membuat Anda merasa dilihat, didengar, dan dihargai. Ada banyak terapis yang mau bekerja untuk terus membantu klien dari jarak jauh. Jadi, lakukan apa yang diperlukan untuk menemukan tim Anda menjalankan peran kehidupan.
Kemudian dengarkan. Dengarkan teman satu tim Anda. Anda tidak harus setuju dengan semua orang, tetapi benar-benar terhubung dan mendengarkan secara aktif akan membantu kita saling membantu melalui ketidakpastian ini. Jika seseorang memberi tahu Anda bahwa mereka takut, itu nyata bagi mereka. Dengarkan dan selidiki.
Terbukalah. Sekarang bukan saatnya untuk penghakiman. Kita membutuhkan setiap orang untuk ikut berkontribusi. Itu berarti kita tidak bisa saling menghakimi atau merasa dihakimi. Memberi tahu seseorang bahwa memborong bahan makanan pokok adalah bodoh dan jahat, tidak membuat mereka berhenti menimbun. Lebih baik bersikap ingin tahu dan mendukung, bukannya kasar dan menghakimi.
Berkolaborasi. Kita perlu bekerja sama dan saling bersikap ”Ya Lalu”. Ini bukan waktunya untuk berpikir hitam-putih atau berusaha menjadi benar atau menang. Untuk sikap ”Ya Lalu” mulailah dengan menyetujui realitas orang-orang, lalu ingin tahu lebih banyak. Perpecahan dan pertikaian adalah seperti adegan improvisasi saat kita tidak dapat menyetujui pemeran panggung satu sama lain. Itu akan membuat ketidakpastian dan kecemasan kita makin jelas.
Mungkin satu-satunya hal yang dapat kita yakini atau pastikan adalah satu sama lain. Kita tidak tahu apa yang akan dilakukan pemerintah, bagaimana pasar saham akan bereaksi, berapa banyak orang yang akan terinfeksi dan meninggal, atau berapa lama pandemi ini akan menghancurkan hidup kita. Namun, kita dapat mendengarkan, bersikap terbuka, dan berkolaborasi untuk membuat satu sama lain merasa dilihat, didengar, dan dihargai. Ini tidak akan membuat ketidakpastian kita saat ini menghilang, tetapi akan membuat kita jauh lebih percaya diri untuk bekerja tanpa skrip.
C. Kegiatan konkret
Bagi mereka yang sangat rentan terimbas stres karena ada trauma sebelumnya, sebaiknya menjalani lebih dahulu hal-hal yang disarankan Odelya Gertel Kraybill (2020) berikut ini.
Menjaga rutinitas adalah sumber pertama Anda saat stres tinggi. Dorongan untuk menarik diri dan beristirahat sangat kuat bagi banyak dari kita dan ini harus diakui. Namun, dengan berusaha untuk tetap berkegiatan membantu kita merasa lebih bisa mengendalikan ketidakpastian yang ada di sekitar kita. Buatlah jadwal harian dan lakukan sebaik mungkin untuk mempertahankannya sebagai prioritas utama.
Cobalah lebih banyak bergerak dan lebih sedikit bicara. Ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi. Keinginan untuk duduk diam dan mencoba melindungi atau membuat ”sarang diri” kita biasanya kuat, terutama bagi mereka yang terpapar stres kronis. Dengan terus mencoba mendiskusikan stres yang kita rasakan atau penyebabnya, dapat membuat kita tetap fokus padanya dan memberikan sinyal pada sistem saraf kita agar tetap waspada.
Carilah cara yang memungkinkan untuk bergerak secara perlahan. Berjalan, menaiki tangga, berdiri dan meregangkan tubuh, mendengarkan musik yang menenangkan atau membangkitkan semangat, serta menari. Buat pengingat untuk berdiri dan bergerak, setidaknya setiap dua jam dari jam bangun Anda.
Semoga berguna. Selamat Idul Fitri 1441 H, mohon maaf lahir dan batin.