Sebagai seorang ibu yang mempunyai dua anak, pertama putri berumur 11 tahun dan anak kedua putra 9 tahun, saya telah menjalani imunisasi HPV secara lengkap.
Oleh
DR SAMSURIDJAL DJAUZI
·5 menit baca
Sebagai seorang ibu yang mempunyai dua anak, pertama putri berumur 11 tahun dan anak kedua putra 9 tahun, saya telah menjalani imunisasi HPV secara lengkap. Anak saya yang pertama juga sudah mendapat imunisasi HPV di sekolah. Dia mendapat suntikan imunisasi HPV ketika kelas V SD.
Menurut guru, imunisasi tersebut harus diulang setahun lagi, jadi nanti sewaktu dia duduk di kelas VI SD. Saya baru memahami masa terbaik untuk imunisasi HPV adalah pada usia masih sekolah dasar, yaitu usia 9 sampai 12 tahun. Menurut dokter, masa itu terbaik karena respons imun tubuh anak sedang dalam keadaan baik sehingga pemberian imunisasi tak perlu tiga kali seperti orang dewasa, tapi cukup dua kali saja.
Selain itu, jika orang dewasa sudah menikah, sebelum dilakukan imunisasi HPV sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan pap smear atau IVA. Jika ada kelainan, harus diobati dulu, barulah dilakukan imunisasi. Meski telah menjalani imunisasi HPV lengkap, saya tetap harus menjalani pemeriksaan untuk pemantauan deteksi dini kanker serviks dengan IVA. Semuanya saya jalani sesuai dengan anjuran dokter.
Saya banyak membaca tentang manfaat imunisasi HPV. Ternyata, selain untuk mencegah kanker serviks dan beberapa kanker lain pada perempuan, imunisasi HPV yang menggunakan vaksin quadrivalen (4 macam) juga dapat mencegah kondiloma akuminata (kutil kelamin), baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Saya sendiri menjalani imunisasi HPV yang menggunakan vaksin quadrivalen ini.
Saya mulai memikirkan apakah suami dan anak laki-laki saya perlu mendapat juga imunisasi HPV. Meski kutil kelamin bukan penyakit yang mematikan, penyakit ini katanya amat mengganggu. Selain itu, pengobatan kutil kelamin juga sulit karena mudah untuk kambuh. Apakah orang atau anak laki-laki memang juga dianjurkan untuk menjalani imunisasi HPV? Di mana imunisasi tersebut dapat diperoleh? Saya menjalani imunisasi HPV pada dokter kandungan saya. Terima kasih atas penjelasan Dokter.
S di J
Saya gembira Anda peduli pada kesehatan Anda dan keluarga Anda. Anda dan anak perempuan Anda telah menjalani imunisasi HPV yang diharapkan dapat menurunkan risiko terkena kanker serviks. Sebenarnya, selain mencegah kanker serviks, imunisasi HPV juga dapat mengurangi risiko terkena kanker vagina, vulva, penis, dan anus. Jadi, memang imunisasi HPV (quadrivalen) juga bermanfaat untuk laki-laki.
Dalam perkembangan vaksin HPV sekarang memang terjadi dua hal. Pertama, penggunaan vaksin HPV tak hanya perempuan, tapi juga diberikan kepada laki-laki untuk mencegah kondiloma akuminata, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorok. Hal lainnya adalah serotipe HPV yang diberikan akan semakin banyak untuk meningkatkan keberhasilan pencegahan. Sekarang sudah ada vaksin HPV yang mempunyai 9 serotipe (nanovalen), tetapi belum tersedia di Indonesia.
Jadi, memang sesuai dengan kepedulian Anda, imunisasi HPV sekarang diberikan baik pada perempuan maupun laki-laki. Di banyak negara, imunisasi HPV telah menjadi program nasional (dibiayai oleh negara). Semula imunisasi HPV yang dibiayai oleh negara hanyalah imunisasi HPV pada siswi, sedangkan pada siswa tidak dilakukan imunisasi. Jadi, jika ingin mengimunisasi anak laki-lakinya, orangtua harus membayar sendiri.
Namun, melihat manfaat imunisasi HPV pada laki-laki, sekarang sudah banyak negara yang mengubah kebijakan. Negara-negara tersebut mulai melakukan imunisasi HPV baik pada siswa perempuan maupun laki-laki. Dengan demikian, ruang lingkup pencegahan tidak hanya terbatas pada kanker serviks dan kutil kelamin pada perempuan, tetapi juga untuk mencegah kutil kelamin serta kanker penis, anus, dan tenggorok pada laki-laki. Memang yang dibiayai masih imunisasi pada anak sekolah, sedangkan imunisasi pada orang dewasa masih harus dibayar sendiri.
Di negeri kita, beberapa provinsi di Indonesia telah melaksanakan imunisasi HPV. Pada tahap awal masih imunisasi HPV untuk siswa perempuan. Jika kemampuan pemerintah meningkat, tentunya akan diperluas menjadi imunisasi yang bersifat nasional dan mungkin juga akan mencakup imunisasi untuk anak laki-laki, selain anak perempuan. Anda dapat melakukan imunisasi HPV untuk anak laki-laki Anda meski imunisasi tersebut belum dibiayai oleh pemerintah.
Anda dapat berkonsultasi dengan dokter keluarga Anda atau Anda dapat berkunjung ke klinik-klinik imunisasi yang terdapat di kota Anda. Sekarang pakar kesehatan menaruh perhatian yang besar pada peningkatan kekerapan kanker anus pada kelompok homoseksual yang berstatus ODHA (orang dengan HIV/AIDS). Ternyata pada kelompok ini kekerapan kanker anus meningkat tajam. Jadi, ODHA yang mempunyai orientasi seksual homoseksual mesti mendapat perhatian khusus. Kelompok ini memerlukan penyuluhan agar tak terkena kanker anus. Imunisasi HPV diharapkan dapat menurunkan risiko kanker anus pada ODHA homoseksual ini.
Meski sudah diimunisasi HPV, program deteksi dini masih harus tetap dilakukan. Deteksi dini kanker serviks dengan pap smear atau IVA, sedangkan program deteksi dini kanker anus dengan anuskopi. Semuanya dilakukan secara berkala sehingga jika terjadi kanker dini dapat diobati segera. Seperti mungkin telah Anda pahami, kanker serviks dimulai dulu dengan stadium prakanker, selanjutnya 15 sampai 20 tahun menjadi kanker serviks stadium lanjut.
Jadi, ada waktu yang cukup lama untuk menemukan kanker pada stadium dini atau stadium yang lebih rendah. Namun, sayangnya, di Indonesia diagnosis kanker serviks sering ditemukan pada stadium lanjut sehingga pengobatannya menjadi lebih rumit dan hasil pengobatannya menjadi kurang baik. Karena itulah, meski telah menjalani imunisasi HPV, pemantauan deteksi dini masih harus tetap dijalankan.
Tenaga kesehatan sekarang merasa lebih lega karena kepedulian ibu-ibu terhadap kanker semakin meningkat. Kita berharap dengan kepedulian yang tinggi tersebut, kaum perempuan Indonesia dapat hidup sehat sehingga dapat bekerja produktif dan mengasuh anak mereka dengan baik. Di negara maju, berkat imunisasi HPV, kejadian kanker serviks sudah menurun tajam. Juga kutil kelamin banyak menurun. Kita berharap di Indonesia penggunaan vaksin HPV akan semakin meluas sehingga kanker dan kutil kelamin, baik pada perempuan maupun laki-laki, dapat diturunkan secara nyata.
Sementara ini di Indonesia imunisasi HPV belum termasuk dalam vaksin yang tergolong Program Imunisasi Nasional. Kita berharap keluarga Indonesia dapat menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membiayai imunisasi HPV ini. Semoga Anda sekeluarga sehat selalu dan terima kasih Anda telah mengangkat isu penggunaan vaksin HPV pada laki-laki di Indonesia.