Tanggal 28 Juni 2020, Kompas genap berusia 55 tahun. Usia matang bagi sebuah surat kabar. Saya termasuk kelompok pembaca Kompas sejak awal perjalanannya, 1965, walaupun waktu itu baru duduk di bangku SMP (saya tulis di ”Surat kepada Redaksi”, Kompas, 14/3/2020).
Sebagai surat kabar yang khas: gaya penulisan dan kualitas isinya, Kompas mampu menarik khalayak pembaca yang luas, sudah sejak lama saya merasa surat kabar ini adalah salah satu media tempat berbagi.
Dalam perjalanan waktu, puluhan surat pembaca telah saya layangkan ke Redaksi Kompas. Isinya komentar, koreksi, catatan pelengkap tentang berbagai topik dan isu: dari sosial, politik, olahraga, hingga militer.
Masih ada dalam arsip saya, surat pembaca saya di Kompas, 25 Juni 1974. Surat terakhir dimuat di edisi 8 Mei 2020. Yang unik, pernah dua surat pembaca saya dimuat dalam satu edisi (25 Oktober 1983). Beberapa artikel opini saya juga pernah diterbitkan Kompas, misalnya tentang persaingan kekuatan pasukan tank Amerika Serikat dan Uni Soviet (Kompas, 20 September 1978, halaman 4).
Sepanjang usianya, Kompas telah berupaya beradaptasi dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan khalayak yang terus berubah generasinya. Tantangan juga muncul dari media berbasis jaringan internet.
Namun, seperti telah dibuktikan selama ini, kami, para pembaca setia, percaya bahwa di tengah semua perubahan itu, Kompas tetap konsisten mempertahankan kredibilitas dan merawat kepercayaan pembacanya.
Bagi para pembaca setia Kompas, yang tetap membaca edisi cetak, mungkin pertanyaan awal setiap pagi hari masih sama: ”Kompas sudah datang?”
Selamat ulang tahun.
EDUARD LUKMAN
Jl Warga, RT 014 RW 003, Pejaten Barat, Jakarta 12510
Air Tak Mengalir
Saya membaca keluhan Sdr Salaka Dana di harian Kompas (Jumat, 17/4/2020) tentang air PDAM yang tidak mengalir di tengah wabah Covid-19 ini.
Saat kita semua dianjurkan menjaga kebersihan dengan sering-sering mencuci tangan, tidak ada air. Senasib dengan saya, pelanggan PAM Palyja. Padahal, rumah saya di Menteng Wadas Selatan, tidak jauh dari Pejompongan tempat instalasi Palyja berada.
Berkali-kali saya komplain dan petugas datang mengecek. Katanya karena volume air di bawah standar (terlalu kecil) sehingga tidak sampai. Sejak Januari 2020, kami tidak mendapat air secara normal.
Mohon bantuannya, karena kami sebagai pelanggan membutuhkan air bersih.
M Simanjuntak
Menteng Wadas Selatan, RT 007 RW 012, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan
Kartu Kredit
Kami pemegang kartu kredit Bank Mandiri nomor 4137 1960 0138 9xxx dan 4137 1960 0222 1xxx.
Awal tahun lalu, kami diminta membayar transaksi-transaksi yang tidak pernah kami lakukan. Kami langsung menyanggah, bahkan datang ke kantor di Jalan Sudirman.
Awalnya, kami ditagih untuk 13 transaksi. Setelah kami komplain, item nomor 4 sampai dengan nomor 13 dihapus, dianggap sebagai kesalahan teknis. Sementara nomor 1, 2, dan 3 masih ditagih. Itu pun sudah kami sangkal, tetapi diabaikan pihak bank.
Mengenai data pribadi, kami sangat berhati-hati dan tidak pernah sekali pun memberikan kepada pihak luar.
Saat ini banyak WA dan telepon kami terima, ada yang agak mengancam sehingga sangat mengganggu. Berkali-kali kami mengajukan permohonan untuk bertemu, tidak pernah direspons pihak Bank Mandiri.
Malah rekening kami yang menerima THR dibekukan sebagian. Mohon bantuannya karena kami benar-benar tidak bertransaksi.
D Anggriyani
Gandaria Utara, Jaksel