Saya mengucapkan terima kasih kepada tim Redaksi Opini Kompas yang sudah memberikan kesempatan kepada saya sejak akhir 2016 mengisi rubrik Surat Kepada Redaksi. Saya mendapat berbagai tanggapan spontan, seiring tujuan harian Kompas membangun masyarakat literasi yang cerdas, berwawasan, bertata nilai luhur, dan bebas berekspresi.
Undangan Minum Teh Bersama Redaksi Kompas, dua tahun lalu, juga membawa banyak manfaat. Di antaranya saya berkenalan dan menjadi bersahabat dengan salah satu peserta, Pak Cosmas, yang memiliki ketertarikan yang sama dalam tulis-menulis.
Selain menulis, saya juga menikmati membaca Rubrik Surat Kepada Redaksi. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah tulisan-tulisan refleksi sosial Pak Zainoel B Biran. Meski saya tidak kenal, ternyata ia adik dari sahabat satu angkatan kuliah saya, Dr Hasrul D Biran.
Di luar rubrik surat pembaca, ada penulis yang sering saya jadikan acuan seperti Budiman Tanuredjo, Alissa Wahid, Yudi Latif, Ari Kuncoro, Chatib Basri, dan banyak lagi. Saya berharap, mereka dapat menerima masukan dari kami para penulis surat pembaca, yang menganggap diri mewakili the silent majority.
Selanjutnya tersirat dalam pikiran saya, alangkah baiknya bila para penulis ”Surat kepada Redaksi”, yang saya yakin motivasi idealismenya lebih menonjol, dipertemukan oleh pihak harian Kompas. Dengan demikian, kami dapat saling berbagi dan menguatkan.
Usia saya saat ini menjelang 75 tahun, sama dengan usia republik ini. Harapan saya, dalam sisa karunia usia masih ada kontribusi untuk NKRI sesuai kemampuan.
Ada zeitgeist—pemikiran dominan pada suatu masa yang berbeda antargenerasi. Ini dapat dipertemukan agar saling mengerti demi membangun bangsa yang kuat.
Semoga.
Hadisudjono Sastrosatomo
Jl Pariaman, Pasar Manggis, Jakarta Selatan 12970
Catatan Redaksi:
Terima kasih atas kesetiaan Anda kepada Kompas, teristimewa atas kiriman surat-surat yang sangat idealis dan berwawasan kebangsaan. Dalam situasi pandemi saat ini, masih sulit mengadakan pertemuan tatap muka, tetapi kami mencatat usulan Anda. Semoga bisa dicarikan bentuk yang tepat untuk kemaslahatan bersama. Salam sehat.
Pandemi Covid-19 Belum Berakhir
Sebagian besar kota di Indonesia telah memutuskan untuk tidak memperpanjang kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Banyak tempat umum, seperti mal, moda transportasi, dan beberapa tempat wisata mulai dibuka bertahap.
Artinya, masyarakat harus bersiap menghadapi kehidupan normal baru (new normal). Dengan normal baru, diharapkan roda ekonomi bisa kembali berputar sehingga kondisi perekonomian pulih.
Namun, di sisi lain, banyak yang beranggapan bahwa dengan berakhirnya PSBB, wabah Covid-19 sudah berakhir. Ini dapat dilihat dari banyaknya tempat umum yang kembali ramai tanpa memperhatikan protokol kesehatan.
Kita harus sadari bahwa tren penularan Covid-19 di Indonesia belum menurun. Data per tanggal 12 Juni 2020, kasus positif terus meningkat, menyentuh angka 36.406 kasus.
Kita perlu belajar dari beberapa negara yang menerapkan kebijakan normal baru, seperti China dan Korea Selatan. Kebijakan ini justru menimbulkan gelombang penularan kedua karena itu jangan sampai terjadi di Indonesia.
Masyarakat sebaiknya tidak meremehkan wabah ini. Era normal baru bukanlah pertanda wabah sudah berakhir.
Di era normal baru ini, penting bagi kita untuk tetap mematuhi peraturan dan menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker ketika bepergian, menjaga jarak, kebersihan, kesehatan, dan menahan diri untuk tidak berada di tempat keramaian.
El Hezekiah Sabbat
Karyawan Swasta, Kota Malang, Jawa Timur