logo Kompas.id
OpiniKhawatir Trump Tak Terpilih
Iklan

Khawatir Trump Tak Terpilih

Otoritas dan warga Palestina menentang upaya percepatan aneksasi yang dilakukan pemerintah Israel. Bagi Palestina, langkah itu berarti hilangnya tanah vital bagi masa depan mereka.

Oleh
Redaksi
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PVPf3Q-yqVshMBoVD60QfLx7zvc=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2F000_1U21HU_1593448982.jpg
AFP/MENAHEM KAHANA

Pemandangan yang diambil dari pemukiman Israel di Tepi Barat, Palestina, wilayah yang diduduki Israel, memperlihatkan pemandangan kota Tel Aviv, 17 Juni 2020.

PM Israel Benjamin Netanyahu mempercepat pencaplokan 30 persen Tepi Barat dari Palestina, diduga karena khawatir Donald Trump tak akan terpilih kembali.

Dugaan itu didasarkan pada beberapa ideolog sayap kanan yang pernah menjadi Perdana Menteri (PM) Israel, seperti Menachem Begin, Yitzhak Shamir, dan Ariel Sharon. Mereka mengambil pola kebijakan aneksasi dengan cara lambat dan halus. Setelah pendudukan Jerusalem Timur dan penerapan hukum Israel tahun 1967 dan aneksasi Dataran Tinggi Golan tahun 1981, mereka mengklaim, Israel hanya penjaga sementara. Dan, selama ini PM Benjamin Netanyahu mengikuti strategi para pendahulunya.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000