logo Kompas.id
OpiniMendayung di Antara Tiga...
Iklan

Mendayung di Antara Tiga Karang

Penyesuaian politik luar negeri tak mengurangi makna historis, prinsip, dan substansi gagasan Bung Hatta. Mendayung di antara tiga karang sudah jadi keniscayaan; tinggal bagaimana kita bermanuver di antara tiga kekuatan.

Oleh
Dian Wirengjurit
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PeFoO13gSmqn3tMGjnGt2awMXbI=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F78197706_1556987426.jpg
REUTERS/POOL/JASON LEE

Presiden China Xi Jinping (tengah) bersama istrinya, Peng Liyuan; Presiden Rusia Vladimir Putin; dan para pemimpin atau utusan negara lain, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla (belakang, ketiga dari kiri), dalam sesi foto bersama pada Konferensi Tingkat Tinggi Ke-2 Prakarsa Sabuk dan Jalan di Gedung Balai Agung Rakyat di Beijing, China, 26 April 2019.

Dinamika geopolitik internasional bergerak cepat belakangan ini, termasuk di masa pandemi Covid-19. Suka atau tidak, premis bahwa dunia pasca-Perang Dingin akan menjadi unipolar atau bahkan multipolar tampaknya sudah mulai ditinggalkan atau mengerucut. Pola tatanan dunia baru berdasarkan dominasi tripolar (Amerika Serikat, Rusia, dan China) suka atau tidak sudah kian nyata dan harus diterima.

Konsep tripolar

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000