logo Kompas.id
OpiniPembacaan Suara Anak Ritual...
Iklan

Pembacaan Suara Anak Ritual Belaka

Harapan penulis, tradisi membaca suara anak harus dihentikan sepanjang hanya memajang anak di atas panggung sandiwara. Itu tidak lebihnya eksploitasi suara anak. Sementara setelah itu suara mereka dicampakkan.

Oleh
Paulus Mujiran
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Dp1EbGgKjenTsNVPIzr9lYyUQYo=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F7a7e1580-6b82-4ff3-9d03-e5a11bc27ca4_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Anak-anak berbincang di tengah kepungan sampah di permukiman kumuh bantaran Sungai Ciliwung, Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta, Rabu (15/7/2020). Keterbatasan ruang bermain dan belajar membuat mereka bermain di sekiitar tumpukan sampah yang tidak sehat. Mereka juga tak mengenakan masker sehingga rawan tertular Covid-19.

Pada perayaan Hari Anak Nasional, 23 Juli, mulai dari pusat hingga daerah, kesempatan secara rutin diberikan kepada anak-anak untuk menyampaikan suara mereka dalam tajuk ”Suara Anak Indonesia”. Di puncak peringatan Hari Anak Nasional, perwakilan anak-anak se-Indonesia bersama-sama membacakan di depan presiden atau menteri.

Sementara di tingkat provinsi, mereka membacakannya di hadapan gubernur dan bupati/wali kota jika di tingkat kabupaten/kota. Suara anak dirumuskan dalam momen kongres atau konferensi anak beberapa waktu sebelumnya yang mengangkat isu tematik nasional atau daerah yang relevan.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000