logo Kompas.id
OpiniPancasila
Iklan

Pancasila

Di bawah Presiden Soekarno, Pemerintah RI berkali-kali terancam gawat. Selain serangan asing, juga pemberontakan bersenjata dalam negeri tidak sekali.

Oleh
Ariel Heryanto
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/7hBpA8XIrugKhfjjJRmjeDDp00Y=/1024x1327/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2FAriel-Heryanto_90200080_1596818672.jpg
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Ariel Heryanto

Di bawah Presiden Soekarno, Pemerintah RI berkali-kali terancam gawat. Selain serangan asing, juga pemberontakan bersenjata dalam negeri tidak sekali. Nyawa Presiden Soekarno berkali-kali menjadi sasaran usaha pembunuhan.

Akan tetapi, Soekarno tidak mengobral stigma ”anti-Pancasila” terhadap penyerang dalam negeri. Padahal, ia tokoh terpenting lahirnya Pancasila. Ancaman itu dinyatakan Soekarno dalam bingkai ideologi lintas bangsa. Tahun 1962, Pemerintah RI melarang organisasi yang ”bertentangan dengan cita-cita sosialisme Indonesia” (Penetapan Presiden Nomor 2 Tahun 1962).

Editor:
kompascetak
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000