logo Kompas.id
OpiniIndonesia Butuh Inovasi...
Iklan

Indonesia Butuh Inovasi Kebangsaan

Indonesia memiliki masalah kultural yang rumit, yaitu paradoks kebangsaan. Kita bangsa plural, tetapi pada tataran mikro atau akar rumput, sentimen anti-keberagaman dibiarkan tumbuh. Kita butuh ”reinventing nationalism”.

Oleh
Muhadjir M Darwin
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/rFaMMA0vc91eO15zNWeHP1UQOj8=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F4c30886a-1ffb-4f64-a6e4-21022b7f6015_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Peserta mempersiapkan layang-layang lambang negara Garuda Pancasila dalam Festival Layang-layang Cibening di lapangan bola Bonlap, Kampung Cigebang, Desa Cibening, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/8/2020).

Inovasi kebangsaan adalah upaya kolektif menemukan atau memperbarui jati diri kebangsaan suatu bangsa. Dalam hal ini, ada dua jenis kebangsaan yang berkembang di dunia (Snyder, 2000).

Pertama, konsep kebangsaan modern berbasis kesatuan wilayah negara, yang disebut civic nationalism (kebangsaan madani). Kedua, konsep kebangsaan primordial yang dibangun berdasarkan atas identitas primordial, seperti pertanyaan-pertanyaan, yang disebut etnik nasionalisme, atau tentang agama, yang disebut nasionalisme religius (Fredland, 2001; Barker, 2008; Juergensmeyer, 2008).

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000