Belum satu minggu setelah pelaksanaan pemilu lokal di Negara Bagian Sabah pada Sabtu (26/9/2020), Malaysia mencatatkan lonjakan kasus Covid-19.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Pascapemilu di Sabah, Malaysia, terjadi lonjakan kasus Covid-19. Aparat berwenang memperingatkan gelombang baru infeksi virus itu di Malaysia.
Belum sepekan setelah pemilu lokal di Negara Bagian Sabah yang berlangsung pada Sabtu (26/9/2020), Malaysia mencatat lonjakan kasus Covid-19. Sebenarnya, peningkatan kasus positif Covid-19 itu sudah dilaporkan sejak seminggu sebelum pemilu lokal digelar, setelah banyak petinggi negara dan partai dari Malaysia daratan berkunjung ke Sabah di Kalimantan.
Meski demikian, lonjakan kasus terbesar baru dirasakan lima hari setelah pemilu lokal berlangsung. Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengungkapkan, pada Kamis, 1 Oktober, kasus baru Covid-19 mencapai 260 kasus. Ini lonjakan terbesar kedua sejak awal pandemi setelah munculnya 277 kasus baru pada 4 Juni.
Dari 260 kasus baru itu, 259 kasus merupakan hasil penularan setempat yang melibatkan 130 warga Malaysia dan 129 warga asing. ”Dari 259 kasus itu, 31 kasus terkait dengan mereka yang punya riwayat perjalanan ke Sabah. Ini membuat angka kumulatif kasus terkait perjalanan ke Sabah menjadi 119 sejak 20 September,” kata Noor Hisham (Kompas.id, 1/10/2020).
Kenaikan kasus Covid-19 di Sabah menjadi peringatan jika Malaysia ingin mempercepat pemilihan umum setelah muncul klaim dari kelompok oposisi Anwar Ibrahim, yang akan melengserkan pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. ”Percepatan pemilu bisa menjadi langkah yang salah. Ini bukan saatnya mempertimbangkan pemilu nasional,” ujar Profesor Emeritus Akademisi Universiti Malaya Lam Sai Kit, yang terlibat dalam penemuan virus nipah.
Namun, dalam sepekan terakhir, penambahan infeksi baru bermunculan setelah peningkatan wisatawan menjelang pemilu lokal.
Berkat kebijakan ketat terkait dengan protokol kesehatan, sebagian besar wilayah Malaysia bisa menghindari wabah besar-besaran penyebaran virus korona baru. Namun, dalam sepekan terakhir, penambahan infeksi baru bermunculan setelah peningkatan wisatawan menjelang pemilu lokal. Warga Sabah kini dilarang berkunjung ke tetangganya, Negara Bagian Serawak di Pulau Kalimantan.
Dibandingkan dengan Indonesia, total kasus Covid-19 di Malaysia yang hanya 11.424 kasus dari sekitar 32,65 juta jiwa warganya terbilang kecil. Dengan penduduk sekitar 260 juta dan kasus positif Covid-19 lebih dari 287.000 kasus, Indonesia tak mau menunda pemilihan lokal di 270 kabupaten, kota, dan provinsi.
Kita sepakat dengan Profesor Lam Sai Kit, jika percepatan pemilu dilaksanakan di tengah kondisi Covid-19 yang belum sepenuhnya terkendali, bisa dibayangkan akibatnya. Keputusan politik mempercepat pemilu di Malaysia belum diambil, tetapi hasil pemilu lokal di Sabah memercikkan semangat bagi kubu Muhyiddin Yassin untuk mempercepat pemilu.
Kita masih menunggu apakah keputusan pemilu dipercepat akan dipilih oleh Raja Malaysia, Yang Dipertuan Agung Sultan Abdullah Ri’ayatuddin, untuk menyelesaikan krisis politik, ataukah Raja memilih penyelesaian politik lain sesuai kewenangan yang ditetapkan konstitusi.