Kita harus meningkatkan disiplin agar protokol kesehatan dapat berjalan dengan baik. Selama protokol kesehatan belum dijalankan dengan baik oleh semua orang, risiko penularan Covid-19 ini masih akan tetap ada.
Oleh
DR SAMSURIDJAL DJAUZI
·5 menit baca
Saya ingin bertanya mengenai Covid-19. Belakangan ini di media massa banyak informasi mengenai vaksin Covid-19. Sejauh yang saya tangkap, pemerintah kita sedang mengupayakan untuk menyediakan vaksin Covid-19 untuk masyarakat Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan bekerja sama dengan negara lain.
Perusahaan vaksin Bio Farma sedang bekerja sama dengan China untuk melakukan uji klinis vaksin Covid-19. Diharapkan pada tahun 2021 uji klinis ini selesai dan Bio Farma sudah dapat memproduksi vaksin ini untuk kebutuhan seluruh masyarakat kita. Kabarnya sekitar 160 juta orang yang akan divaksinasi. Satu orang perlu divaksinasi dua kali sehingga diperlukan 320 juta dosis vaksin.
Setahu saya, manfaat vaksin adalah untuk mencegah penularan penyakit. Jadi, vaksin Covid-19 ini tentulah untuk mencegah penularan Covid-19. Jika penularan dapat dicegah, jumlah kasus baru akan menurun dan kita mampu mengendalikan penularan Covid-19 di negeri kita. Bagi saya, masih belum jelas, apakah pengendalian Covid-19 harus dengan vaksin?
Protokol kesehatan lebih sederhana hanya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Adapun pada vaksinasi harus dilakukan penyuntikan pada puluhan juta orang. Apakah tidak mungkin mengendalikan penularan Covid-19 hanya dengan protokol kesehatan?
Saya baca China berhasil mengendalikan Covid-19 di Wuhan dengan protokol kesehatan serta pengetatan lalu lintas penduduk. China berhasil menekan adanya kasus baru. Apakah seluruh rakyat China telah divaksinasi sehingga China berhasil mengendalikan Covid-19? Sebaliknya, Amerika Serikat yang jumlah kasus barunya amat banyak kelihatannya juga belum melaksanakan vaksinasi Covid-19. Padahal, mereka katanya punya calon vaksin cukup banyak dan tentu mampu memproduksi vaksin.
Saya mohon penjelasan kaitan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19. Apakah setelah vaksinasi nanti kita sudah tak perlu melakukan protokol kesehatan lagi? Berapa lama manfaat vaksin akan terlihat dalam upaya pencegahan Covid-19 ini?
Saya berharap kita hanya perlu menjalani vaksinasi Covid-19 kali ini, tak perlu diulang lagi di masa depan. Kabarnya nanti vaksin ini tersedia melalui layanan pemerintah dan swasta. Kapan layanan imunisasi pemerintah akan dimulai dan kapan pula yang swasta? Apakah imunisasi yang melalui jalur swasta biayanya mahal?
Mohon penjelasan Dokter. Terima kasih.
R di S
Kita sudah pernah membahas mengenai Covid-19 di ruang konsultasi ini, termasuk vaksin Covid-19. Namun, bisa kita bahas kembali karena banyak perkembangan baru terjadi.
Protokol kesehatan amat penting dalam mencegah penularan Covid-19. Jika dijalankan dengan baik, kasus baru Covid-19 dapat dicegah. Beberapa negara berhasil mencegah kasus baru dengan menjalankan protokol kesehatan dengan baik, seperti Vietnam dan Thailand.
Di samping itu, upaya melakukan testing sehingga mereka yang terinfeksi dapat dipisahkan dari orang lain agar tak menularkan juga amat penting. Tes Covid-19 di negeri kita setiap hari dilakukan pada 30.000 sampai 40.000 orang, jumlah yang cukup banyak dibandingkan dengan testing pada awal Covid-19 di negeri kita.
Melalui testing ini dapat ditemukan orang yang positif serta dicari pula orang-orang yang kontak dekat dengannya. Orang-orang tersebut juga dites. Itulah sebabnya setiap hari ribuan kasus baru ditemukan. Kita tentu ingin kasus baru sedikit, tapi untuk itu, kita harus secara aktif mencari kasus baru agar dapat dipisahkan dari sekitarnya sehingga tak menjadi sumber penularan.
Masyarakat perlu memahami hal itu sehingga dapat membantu jika dilakukan tes Covid-19 di permukiman atau di kantor. Tujuannya adalah dalam rangka mencegah penularan berlanjut.
Kita gembira pengetahuan masyarakat tentang protokol kesehatan sudah semakin baik. Namun, pada penerapannya masih ada kekurangan. Masih banyak orang yang memakai masker jika ada petugas saja. Bahkan, jika pakai masker, cara pakainya salah. Hanya digantungkan di leher, mulut dan hidung terbuka. Menjaga jarak ternyata sulit dilakukan di keramaian umum seperti pasar dan kereta api, terutama pada saat sibuk. Tempat cuci tangan tersedia, tetapi yang mencuci tangan tak banyak.
Jadi, kita harus meningkatkan disiplin agar protokol kesehatan dapat berjalan dengan baik. Selama protokol kesehatan belum dijalankan dengan baik oleh semua orang, risiko penularan Covid-19 ini masih akan tetap ada. Kita mengenal kluster perkantoran, kluster sekolah, atau kluster pasar dan permukiman.
Namun, jangan lupa dapat juga ada kluster keluarga. Kita merasa jika kita satu keluarga tak akan mungkin saling menularkan. Nyatanya kluster keluarga dapat terbentuk dan terjadi penularan di antara para anggota keluarga.
Penelitian kedokteran berhasil menuju didapatkannya vaksin untuk meningkatkan upaya pencegahan Covid-19 ini. Jadi, vaksinasi adalah upaya tambahan yang penting di samping protokol kesehatan. Beberapa penyakit dapat ditekan maksimal melalui vaksinasi seperti variola (cacar), polio, cacar air, dan juga sekarang campak. Dulu tetanus merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat termasuk pada anak dan ibu yang melahirkan. Namun, setelah vaksinasi tetanus dilaksanakan dengan gencar, sekarang tetanus sudah jarang dijumpai.
Akan tetapi, untuk vaksin Covid-19 ini kita harus sabar karena masih banyak yang belum jelas. Informasi yang kita perlukan seperti keamanan vaksin, manfaat, serta berapa tahun sekali harus diulang masih menunggu selesainya uji klinis yang dilakukan di sejumlah negara, termasuk di Indonesia.
Jadi, kita berharap vaksinasi Covid-19 akan meningkatkan keberhasilan penanggulangan Covid-19 di Indonesia. Meski sudah divaksinasi, kita masih harus menjalankan protokol kesehatan. Barulah jika kasus baru sudah tak ada lagi, Kementerian Kesehatan akan mengumumkan apakah masyarakat mulai dapat melonggarkan protokol kesehatan.
Vaksinasi yang melalui jalur pemerintah tentu akan dilaksanakan di layanan kesehatan pemerintah dengan cuma-cuma. Adapun untuk mereka yang ingin menggunakan layanan swasta, pemerintah juga akan membuka layanan tersebut. Sama dengan vaksinasi bayi dan anak sekarang ini kita dapat memilih layanan pemerintah yang gratis atau layanan swasta yang berbayar.
Oleh karena uji klinis baru akan selesai dalam waktu dekat, kita harus bersabar menunggu hasilnya. Banyak sekali berita dan opini tentang vaksin Covid-19. Namun, kita jangan terpengaruh pada asumsi dan pendapat pribadi yang tidak didasarkan pada bukti yang ada. Kita perlu bersabar dan menunggu anjuran pemerintah kapan layanan vaksinasi Covid-19 ini akan dilaksanakan.
Jangan lupa protokol kesehatan tetap harus dijalankan. Pada prinsipnya vaksinasi akan mengurangi risiko penularan terhadap orang yang divaksinasi. Namun, secara keseluruhan, penurunan risiko penularan secara nyata di masyarakat baru dapat dicapai jika jumlah orang yang divaksinasi sudah mencapai berkisar 60 sampai 70 persen. Jadi, kita harus menunggu semuanya telah divaksinasi.
Untuk mengikuti informasi yang benar tentang vaksinasi Covid-19 ini, saya sarankan Anda mengikuti berita-berita dan anjuran WHO, Kementerian Kesehatan, serta perhimpunan profesi kesehatan. Jangan terpengaruh oleh pendapat pribadi yang tidak didukung fakta dan bukti.
Jaga pula kesehatan Anda, tetap amalkan protokol kesehatan. Apabila tiba waktunya, manfaatkan keberadaan vaksin Covid-19 ini.