Ancaman Gangguan Penglihatan pada Diabetes Melitus
Gula darah yang tak terkendali dalam waktu lama pada diabetes melitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi akibat gangguan pembuluh darah. Salah satunya adalah gangguan penglihatan.
Oleh
samsuridjal djauzi
·5 menit baca
Ibu saya berumur 62 tahun. Ayah saya sudah meninggal tiga tahun lalu karena penyakit jantung. Ibu terdiagnosis diabetes sejak berumur 40 tahun. Semula ibu tak mau mengatur makan dan minum obat diabetes sehingga gula darahnya menjadi tak terkendali. Saya sering membantu ibu mengukur gula darah dengan alat sendiri, hasilnya selalu di atas nilai normal.
Saya membujuk ibu agar kembali berkonsultasi dengan dokter, jangan hanya minum obat tradisional yang diyakini ibu. Semula ibu enggan. Namun, setelah berat badannya menurun cukup banyak dan sering kencing malam hari, akhirnya ibu bersedia. Ibu tak minum obat diabetesnya selama sekitar tiga tahun. Dokter menjelaskan pentingnya mengendalikan gula darah. Gula darah yang tak terkendali dapat menimbulkan gangguan pada pembuluh darah, baik di jantung, otak, ginjal, maupun mata.
Ibu diminta menjalani pemeriksaan laboratorium. Untunglah ginjalnya masih baik. Pemeriksaan jantung menunjukkan adanya gangguan pembuluh darah koroner, tetapi masih ringan. Pemeriksaan untuk mata dilakukan dengan pemeriksaan funduskopi. Hasilnya sudah mulai terlihat edema dan perdarahan ringan pada pembuluh darah retina.
Memang ibu sering mengeluh pada lapangan pandangnya sering terlihat bintik-bintik hitam. Ibu diminta hati-hati mengendalikan gula darah. Jika diabetes tak terkendali, retina ibu dapat mengalami kelainan yang lebih parah. Jika keparahan ini berlanjut, dapat mengakibatkan kebutaan. Sudah tentu ibu amat khawatir, apalagi ia sedang rajin membaca Al Quran. Setiap pagi sehabis Subuh, ibu sekarang selalu membaca Al Quran selama sekitar setengah jam. Kebiasaan tersebut sudah berjalan sekitar setahun ini.
Ibu tampaknya mulai patuh untuk menjalankan nasihat dokter. Untuk mencegah kerusakan retina lebih lanjut, ibu harus menjalani terapi fotokoagulasi dengan laser. Tindakan ini diharapkan dapat menahan kerusakan pembuluh darah retina sehingga penglihatan ibu tidak memburuk.
Selain itu, ibu harus menjaga makan, berolahraga, dan meminum obat penurun gula darah dengan teratur. Untuk menilai hasil pengendalian gula darah, harus dilakukan pemeriksaan gula darah secara berkala. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara mandiri di rumah, tetapi tiga bulan sekali dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap di laboratorium.
Sekarang ibu sudah merasa lebih nyaman. Dia dapat membaca Al Quran dengan baik. Kencing malam juga sudah jarang. Hasil pemeriksaan gula darah biasanya sekitar 140 mg/dl, tidak seperti dulu yang biasanya di atas 200 mg/dl. Apakah penglihatan ibu dapat dipertahankan dengan tindakan foto koagulasi ini? Berapa lama biasanya diabetes melitus dapat menimbulkan gangguan penglihatan? Benarkah jika dibiarkan dapat terjadi kebutaan? Terima kasih atas penjelasan Dokter.
N di J
Gula darah yang tak terkendali dalam waktu lama pada diabetes melitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi akibat gangguan pembuluh darah. Komplikasi yang dapat terjadi adalah gangguan pembuluh darah koroner pada jantung, gagal ginjal, stroke, gangguan pembuluh darah retina mata, serta gangguan pembuluh darah pada kaki. Dinding pembuluh darah dapat menebal serta pembuluh darah menjadi lebih sempit.
Gula darah yang tak terkendali dalam waktu lama pada diabetes melitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi akibat gangguan pembuluh darah.
Pada jantung dapat terjadi serangan jantung. Pada pembuluh darah kepala dapat terjadi stroke. Pada ginjal dapat terjadi gangguan fungsi ginjal sampai gagal ginjal kronik. Pada pembuluh darah kaki dapat terjadi aliran darah ke kaki terhambat, timbul kekurangan aliran darah ke ujung kaki sehingga mudah terjadi luka yang sukar sembuh. Selain itu, gangguan pembuluh darah ini dapat mengakibatkan impotensi pada pria.
Nah, pada daerah retina mata dapat terjadi gangguan berupa keluarnya cairan dari pembuluh darah yang menimbulkan edema serta juga dapat terjadi perdarahan pada pembuluh darah retina. Jika gangguan ini masih pada tahap dini, dapat dilakukan tindakan seperti fotokogulasi dengan laser atau tindakan lain untuk menghentikan kerusakan pembuluh darah.
Namun, penyakit dasar yang menyebabkan gangguan pembuluh darah ini harus dikendalikan. Terapi diabetes melitus seperti kita ketahui berupa pengaturan makan, olahraga teratur, dan minum obat untuk mengendalikan gula darah. Jika perlu, pengendalian gula darah dilakukan dengan suntikan insulin.
Gangguan retina pada diabetes melitus biasanya terjadi sekitar dua puluh tahun setelah timbul diabetes melitus. Jadi, ada jangka waktu yang cukup lama. Itu berarti sebenarnya kesempatan untuk mencegah terjadinya gangguan retina pada diabetes melitus terbuka lebar.
Untuk itu, setiap penyandang diabetes melitus perlu memahami pentingnya mengendalikan gula darah. Gula darah yang tak terkendali dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti dijelaskan di atas. Memang benar, cukup banyak penyandang diabetes melitus yang mengalami gangguan penglihatan, bahkan ada yang sampai buta. Jadi, sekali lagi, kendalikan gula darah dengan baik sehingga komplikasi penyakit diabetes, termasuk gangguan retina, dapat dicegah.
Saya merasa senang Anda dapat menemani ibu dalam menghadapi penyakit diabetesnya. Pengendalian diabetes melitus dipengaruhi oleh pemahaman penyandang diabetes tentang penyakitnya, komplikasi yang bisa terjadi, serta cara mengendalikan gula darah dengan benar.
Penyandang diabetes juga memahami bagaimana memantau gula darah sehingga gula darah terkendali dengan baik. Kini tersedia alat pemeriksaan laboratorium mandiri yang dapat digunakan untuk pemeriksaan gula, bahkan juga untuk kolesterol dan lain-lain. Jika mungkin, hendaknya ibu Anda dapat menggunakannya secara mandiri, tetapi jika perlu tentu saja Anda dapat membantu beliau.
Penggunaan obat tradisional dalam pengobatan diabetes melitus dapat diteruskan. Namun, kita harus memahami manfaat dan keterbatasan obat tradisional tersebut. Sampai saat ini belum ada terapi yang dapat menyembuhkan diabetes melitus. Kita baru mampu mengendalikan diabetes melitus. Artinya, dengan pengaturan makan, olahraga, serta obat penurunan gula darah, gula darah akan dapat dikendalikan. Namun, jika upaya-upaya tersebut dihentikan, gula darah akan naik kembali.
Tindakan medis terbaru seperti terapi sel punca sampai kini belum dapat menyembuhkan diabetes melitus, apalagi obat tradisional. Karena itu, kita harus meletakkan obat tradisional sesuai manfaatnya dan memahami juga keterbatasannya.
Pengobatan diabetes melitus yang hanya berdasarkan obat tradisional biasanya tak mampu mengendalikan diabetes melitus. Mereka yang memakai obat tradisional hendaknya tak meninggalkan pengobatan diabetes melitus yang diakui manfaatnya, yaitu pengaturan makanan, olahraga, dan obat penurun gula darah.
Jangan lupa, diabetes melitus sering disertai obesitas, hipertensi, jantung koroner, dan lain-lain. Hendaknya terapi diabetes melitus, selain mengendalikan gula darah, juga sekaligus mengobati penyakit penyerta jika ada.
Bagaimana terapi diabetes melitus di masa depan? Adakah harapan penyakit ini akan dapat disembuhkan? Ilmu kedokteran terus berkembang. Riset bidang diabetes melitus berlangsung. Kita berharap ada terobosan yang bisa menyembuhkan diabetes melitus. Sementara terapi standar yang ada perlu dijalani.
Kebiasaan pengaturan makan, olahraga, dan menggunakan obat penurun gula darah hendaknya jadi kebiasaan hidup agar tak terasa sebagai beban. Saya berharap Anda dan ibu akan dapat menikmati hidup sehat bersama keluarga. Jangan lupa menjalankan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 ini.