logo Kompas.id
OpiniBahaya Isolasi Diri
Iklan

Bahaya Isolasi Diri

Para politisi mesti menyadari bahwa kesaksian hidup mereka yang tulus jauh lebih penting dari orasi manipulatif yang kerap dipertontonkan hanya demi meraih kekuasaan.

Oleh
ROBERT BALA
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UX_dOxFRzIU4hsKpNYSEDNqkPGc=/1024x638/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F460ed01b-4b7c-46d5-88d3-84056ff3a532_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Pasien Covid-19 menengok dari jendela flat isolasi mandiri di salah satu menara dalam kompleks Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta Pusat, Senin (30/11/2020). Keterisian kamar perawatan Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet mendekati penuh setelah libur panjang.

”Autoaislamiento” atau isolasi diri seakan menjadi begitu sakti. Ia dianggap sebagai kata kunci menghindari menyebarnya virus yang sudah terlanjur menjangkiti seseorang.

Tetapi apa yang terjadi ketika isolasi diri ini dipahami secara pincang dan menjebak? Atau, mengapa isolasi diri yang sejatinya positif bisa disalah tafsir hingga berujung fatal?

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000