Bekal Penting untuk Investor Pemula
Investasi bukanlah ”ilmu roket” yang rumit. Akan tetapi, tetap ada prasyarat agar selamat di belantara pasar modal. Investasi memerlukan informasi, keterampilan, juga pengetahuan dasar tentang pasar keuangan.
Sepanjang tahun 2020, investor ritel yang menanamkan dananya pada saham, obligasi ritel, dan reksa dana menjadi bintang di pasar keuangan Indonesia. Tercatat, jumlah investor ritel mencapai 3,87 juta single investor identification (SID). Jumlah investor ritel ini merupakan yang tertinggi di antara bursa lain di kawasan ASEAN.
Hingga 29 Desember 2020, jumlah investor ritel naik 56 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019. Sekitar 54 persen investor merupakan anak muda yang berusia di bawah 30 tahun.
Untuk jumlah investor saham naik 53 persen menjadi 1,68 juta SID. SID merupakan identitas tunggal di pasar modal. Setiap investor memiliki satu nomor yang digunakan untuk berinvestasi di pasar modal.
Tidak hanya menang dalam peningkatan jumlah, para investor ritel ini juga sangat aktif. Ada 94.000 investor yang aktif bertransaksi minimal satu kali dalam satu hari. Jumlah ini meningkat 73 persen dari akhir tahun lalu.
Pada awal Januari 2020, rata-rata frekuensi transaksi harian investor ritel tercatat 51.000 kali. Sementara pada penghujung 2020 meningkat menjadi 206.000 transaksi per hari. Rekor transaksi harian investor ritel terjadi pada 22 Desember 2020 sebanyak 1.697.537 transaksi.
Baca juga: Pentingnya Menyusun Daftar Saham
Data akhir tahun tersebut menggembirakan. Artinya, semakin banyak orang menyadari bahwa berinvestasi merupakan hal penting dan dapat membuat masa depan keuangan menjadi lebih baik lagi.
Hanya saja, apakah para investor newbie itu sudah berinvestasi terlebih dahulu di kepala mereka? Investasi bukanlah ”ilmu roket” yang rumit. Akan tetapi, tetap ada prasyarat agar dapat selamat di belantara pasar modal. Investasi memerlukan informasi, keterampilan, juga pengetahuan dasar tentang hal-hal terkait pasar keuangan.
Bagusnya, pada era digital sekarang ini, bertebaran informasi tentang pasar modal di dunia maya. Satu dua klik, semua sudah terbuka. Bagi para investor pemula, laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan banyak sekali informasi tentang pasar modal.
Di dalamnya ada ikhtisar perdagangan harian, aksi korporasi emiten, berbagai indeks saham, termasuk indeks Kompas100 dan berbagai informasi lainnya, seperti hari bursa tahun ini yang hanya 241 hari. Para investor pemula dapat mengacu pada laman BEI untuk menggali tentang pasar modal sebelum merambah laman lainnya.
Ada banyak strategi dalam berinvestasi saham. Ada investor yang ingin membeli saham lalu melupakannya, menyimpan untuk beberapa bulan atau beberapa tahun lagi, berharap harga saham berlipat-lipat. Ada investor yang ingin bertransaksi setiap bulan atau setiap pekan bahkan setiap hari untuk mengambil keuntungan 1-2 persen setiap transaksi.
Kedua jenis strategi investasi, yakni menjadi investor atau menjadi trader alias investor yang bertransaksi cepat, harus ditentukan terlebih dahulu sebelum membeli saham. Kedua strategi tersebut memiliki alat analisis berbeda. Demikian pula dengan titik jual dan titik beli sahamnya yang juga berbeda.
Baca juga: Bursa Naik tetapi Belum Untung?
Investor yang ingin membeli lalu menyimpan sahamnya dapat mempelajari saham dengan cara menganalisis data fundamental emiten. Dapat juga mencari saham-saham yang harganya masih di bawah harga pasar (undervalue). Dapat pula memilih saham yang memberikan dividen besar. Investor jenis ini tidak rajin bertransaksi dan memasang target keuntungan hingga belasan persen.
Sementara investor yang merencanakan akan bertransaksi cepat harus lebih spesifik lagi. Apakah akan bertransaksi ketika harga saham sudah mulai memantul, atau bertransaksi ketika saham mulai mengikuti gelombang besarnya, atau bertransaksi setiap hari. Investor jenis ini rajin bertransaksi dan berharap dapat mengantongi keuntungan dua tiga persen dari setiap transaksinya.
Setelah memutuskan strategi investasi, investor pemula perlu membuat rencana perdagangan sahamnya dan tetap disiplin dengan rencana yang telah dibuat itu.
Mengenal OLT
Setelah itu, para investor pemula juga wajib menggali fasilitas yang ada di sekuritas tempat mereka membuka akun. Saat ini, semua sekuritas memiliki layanan transaksi saham daring (online trading/OLT). Setiap sekuritas memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing dalam melayani investor ritelnya. Fasilitas yang ada di setiap aplikasi trading pun berbeda.
Investor pemula dapat mulai belajar menggali informasi dari bagian harga saham pada setiap aplikasi OLT. Untuk bertransaksi saham, investor harus mengetahui berapa harga saham yang akan dijual atau dibeli.
Baca juga: Menjadi Perencana Keuangan untuk Diri Sendiri
Pada bagian transaksi, ada informasi tentang berapa banyak permintaan beli (bid) dan permintaan jual (offer) dari saham. Data bid dan offer menggambarkan likuditas saham. Bertransaksilah pada saham-saham yang memiliki transaksi setidaknya Rp 2 miliar.
Pada kolom bid dan offer terdapat juga informasi tentang harga terendah, harga tertinggi, harga rata-rata yang terjadi, juga harga terbaik. Dengan informasi ini, investor dapat memutuskan pada harga berapa akan membeli atau menjual saham. Membeli atau menjual saham pada harga terbaik (best price) akan meningkatkan kemungkinan terjadinya transaksi ketimbang mencantumkan harga pada kisaran terendah atau tertinggi.
Banyak sekuritas yang menawarkan kursus pemakaian OLT gratis kepada nasabahnya. Banyak pula yang sudah mengunggah video-video materi penggunaan OLT dengan jelas sehingga nasabah investor dapat menontonnya berulang kali hingga paham benar.
Pentingnya komunitas
Investasi merupakan ilmu yang selalu berkembang. Bergabunglah dengan satu atau dua komunitas untuk membantu investor pemula mengasah keterampilan. Namun, tidak perlu juga terlalu banyak komunitas karena akan menyebabkan banjir informasi yang membuat bingung.
Pilihlah komunitas yang selaras dengan strategi investasi. Investor yang memiliki strategi investasi jangka panjang dapat bergabung dengan komunitas investor jangka panjang.
Sebaliknya, investor pemula yang merencanakan strategi perdagangan cepat dapat bergabung dengan komunitas yang banyak membicarakan perdagangan cepat.
Jangan sampai terjebak pada komunitas yang hanya memberikan saham pilihan (stock pick) atau komunitas yang senang meniupkan isu-isu bahwa saham A atau saham B akan naik harganya. Pilihlah komunitas saham yang memberikan edukasi atau sebagai kail di pasar modal, bukan sekadar menjejali ikan atau memberi pilihan saham (stock pick) saja.
Baca juga: Rajin Investasi untuk Memutus Generasi ”Sandwich”
Ikutilah kelas-kelas edukasi saham secara perlahan-lahan agar tidak terlalu pusing. Membaca chart saham dan mengikuti tren merupakan salah satu pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki seorang investor pemula.
Dengan semakin terampil membaca chart dan tren, investor pemula dapat lebih percaya diri bertransaksi di pasar saham tanpa harus selalu bertanya kepada orang lain, ”Hari ini beli saham apa?”
Selamat berinvestasi. Kita lihat akhir tahun ini, apakah para investor ritel masih menjadi primadona dan penguasa di pasar saham domestik.