logo Kompas.id
OpiniIroni Demokrasi Amerika
Iklan

Ironi Demokrasi Amerika

Joe Biden menganggap serbuan massa pendukung Trump itu sebagai bentuk pemberontakan. Para pendukung fanatik Trump memang berupaya menghentikan sidang Senat yang ingin mengesahkan pasangan Joe Biden-Kamala Harris.

Oleh
REDAKSI
· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UlOqcDxyy-KFalQA89_bi_mjc8c=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F01%2Fc2c3e977-27bc-4cf2-a9ac-bbfd487f5afd_jpg.jpg
AP / ANDREW HARNIK

Orang-orang berlindung di ruang sidang DPR ketika pengunjuk rasa mencoba masuk ke ruang DPR di Gedung Capitol, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (6/1/2021). Wartawan BBC, Nick Bryant, yang berada di dalam gedung itu mencuit, ”Saya mulai meliput di Washington sejak tahun 1990-an. Tak pernah melihat yang seperti ini. Ini tragis.”

Berbagai kalangan di dunia terperangah atas aksi kerusuhan para pendukung Donald Trump, yang gagal terpilih kembali dalam pemilihan presiden November lalu.

Kerusuhan pada Rabu (6/1/2021) di Gedung Capitol Hill, Washington DC, benar-benar memberikan tamparan keras terhadap citra Amerika Serikat sebagai kampiun demokrasi. Tidak sedikit orang menggeleng-gelengkan kepala tentang agresivitas pendukung Trump, yang tiba-tiba menyerbu Gedung Capitol, menghentikan sidang Senat untuk pengesahan kemenangan pasangan Joe Biden-Kamala Harris dari Partai Demokrat.

Editor:
haryodamardono
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000