Kondisi yang dialami Persipura sangat mungkin dialami klub Liga 1 lainnya. Persipura layak mendapat perhatian lebih karena mereka adalah satu enam klub Indonesia yang memenuhi standar regulasi lisensi klub AFC.
Oleh
REDAKSI
·2 menit baca
Terhentinya aktivitas Persipura Jayapura karena kesulitan finansial menjadi bukti terbaru silang sengkarut pengelolaan sepak bola di Tanah Air.
Pengelola klub sepak bola Persipura Jayapura akhirnya ”melempar handuk”. Kesulitan finansial karena tersendatnya dana dari sponsor memaksa salah satu klub papan atas di Tanah Air ini menghentikan aktivitas sementara, termasuk berhenti membayar gaji pemain, pelatih, dan staf.
Dengan bekal lima kali juara liga dan membawa nama daerah yang dikenal sebagai produsen atlet sepak bola berbakat, Persipura sesungguhnya tidak kesulitan untuk mencari sponsor. Masalahnya, dukungan dana dari sponsor utama, yakni Bank Papua, tidak dapat dicairkan karena kompetisi Liga 1, kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia yang diikuti Persipura, tidak jelas kelanjutannya.
Kesulitan yang dialami Persipura ini menjadi keniscayaan setelah kompetisi Liga 1 2020 terhenti seusai laga ketiga, pertengahan Maret 2020, karena pandemi Covid-19. Kelanjutan kompetisi menggantung karena Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai pengelola liga tidak kunjung mendapat izin dari kepolisian untuk melanjutkan liga.
PSSI dan PT LIB gagal meyakinkan publik dan pemerintah, dalam hal ini otoritas keamanan dan otoritas kesehatan, untuk bisa menggelar kompetisi yang aman, dengan peta jalan yang jelas dan berkelanjutan, di masa pandemi ini. Indonesia pun menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara dengan kompetisi sepak bola profesional yang tak berhasil merampungkan kompetisi musim 2020. Tahun berganti, gambaran pelaksanaan kompetisi musim 2021 belum terlihat. Tak heran, sponsor enggan berkomitmen lebih jauh karena tim tidak bisa bertanding.
Kondisi yang dialami Persipura ini sangat mungkin dialami klub Liga 1 lainnya. Persipura layak mendapat perhatian lebih karena mereka adalah satu dari hanya enam klub Indonesia yang memenuhi standar regulasi lisensi klub yang ditetapkan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
Kondisi yang dialami Persipura ini sangat mungkin dialami klub Liga 1 lainnya.
Berbekal lisensi itu dan prestasi menempati posisi ketiga Liga 1 2019, Persipura bersama Bali United terpilih menjadi wakil Indonesia untuk berlaga pada turnamen Piala AFC yang mulai bergulir pada April 2021. Penghentian aktivitas klub membuat tim ”Mutiara Hitam” ini terancam absen dari turnamen tersebut.
Terhentinya kompetisi pasti merugikan banyak pihak, terutama pemain, pelatih, dan petugas di lapangan. Tim pun kehilangan pemain berbakat yang hengkang untuk bermain di luar negeri. Di sisi lain, pandemi yang tak kunjung berakhir membuat perlu pertimbangan yang sangat ketat dan teliti untuk bisa melanjutkan kompetisi. Di tengah ketidakpastian ini, PSSI dan PT LIB perlu duduk bersama dengan klub dan otoritas keamanan dan kesehatan untuk mencari jalan keluar yang bisa diterima semua pihak.