Seperti prediksi sebelum perhelatan, Piala Dunia Klub 2020 dijuarai wakil Eropa, Bayern Muenchen. Gelar ini pengukuhan dominasi Eropa di sepak bola.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Dari 17 pergelaran Piala Dunia Klub sejak 2000, klub-klub Eropa 13 kali juara. Sebaliknya, Amerika selatan sebagai kiblat sepak bola dunia selain Eropa hanya empat kali juara. Keempatnya adalah klub Brasil, Corinthians, pada 2000, diikuti Sao Paulo (Brasil, 2005), Internacional (Brasil, 2006), dan Corinthians lagi pada 2012.
Setelah kejayaan Corinthians itu, pamor klub-klub Amerika Latin memudar. Tim-tim elite Eropa merajai, dengan Bayern Muenchen (Jerman) pada 2013 dan 2020, Real Madrid (Spanyol) pada 2014, 2016, 2017, dan 2018, kemudian Barcelona (Spanyol, 2015), dan Liverpool (Inggris, 2019).
Perbandingan Eropa dan Amerika Latin makin timpang jika mencermati beberapa kegagalan klub-klub di selatan Benua Amerika mencapai final. Pada perhelatan 2020, yang terpaksa digelar Februari 2021 karena pandemi, wakil Amerika Latin gigit jari. Tim Brasil, Palmeiras, juara Copa Libertadores 2020, di luar dugaan kalah 0-1 dari klub Meksiko, Tigres UANL, wakil zona Amerika Tengah, Utara dan Karibia, di semifinal.
Tigres menantang Bayern Muenchen di final dan tunduk 0-1 oleh gol Benjamin Pavard. Palmeiras bahkan juga kalah adu penalti 2-3 dari Al Ahly (Mesir), wakil Afrika, pada laga perebutan posisi ketiga setelah skor 0-0 hingga 90 menit. Tak pelak, menjadi pemenang ketiga pun Palmeiras tak mampu.
Ketimpangan mutu klub-klub Eropa dengan klub belahan dunia lain, termasuk Amerika Latin sebagai pesaing terdekatnya, dipengaruhi beberapa faktor. Dua yang bisa disebut tak lain pemanfaatan ilmu pengetahuan keolahragaan (sport science) dan pembinaan pemain secara berjenjang.
Di Jerman pada 2016, sebagai satu misal, Universitas Kaiserslautern meneliti 52 pesepak bola profesional Jerman, termasuk 18 pemain tim nasional Jerman, plus 50 pemain divisi empat hingga enam Liga Jerman. Riset itu menyimpulkan, pesepak bola di Jerman perlu lebih dari 4.264 jam berlatih setara dengan 16 tahun lebih, sebelum memulai debutnya di Liga Utama atau Bundesliga.
Riset yang dipublikasikan researchgate.net itu mengandung pemahaman, pemain harus menuntaskan setidaknya jumlah jam latihan selama itu sebelum berlaga di Bundesliga. Lebih jauh lagi, proses pematangan fisik, teknik, dan strategi tak bisa cuma sekejap.
Selain dalam persaingan antarklub, di antarnegara pun, Amerika Latin tertinggal. Negara kawasan tersebut terakhir juara dunia pada 2002, diwakili Brasil. Setelah itu, negara Eropa menjadi kampiun pada 2006 melalui Italia, lalu Spanyol pada 2010, Jerman pada 2014, dan Perancis 2018.
Pemanfaatan sport science dan pembinaan berjenjang terbukti membawa Eropa melesat. Jika Amerika Latin, juga benua lain, tak mau tertinggal, pendekatan serupa harus dilakukan juga. Kejayaan klub dan tim nasional negara-negara Eropa menjadi pelajaran penting untuk pembinaan.