logo Kompas.id
OpiniDapatkah Vaksinasi seperti Dua...
Iklan

Dapatkah Vaksinasi seperti Dua Ratus Tahun Lalu

Bukankah lebih berbahaya melakukan vaksin sayatan darah pada zaman dulu, ketika obat merah belum dikenal, daripada divaksinasi Sinovac atau AstraZeneca sekarang ini? Ayo, vaksin!

Oleh
Jean Couteau
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/dQKCASmBH2UNDU5SHyu7KbRuZUk=/1024x1403/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F07%2F20210717-UDAR-RASA-H10_1626495569.jpg
KOMPAS/SUPRIYANTO

Supriyanto

Cukup banyak orang Indonesia takut divaksin. Sekarang tolong pikirkan: dua ratus tahun yang lalu, bukan vaksin yang ditakuti, melainkan penyakit, tepatnya wabah cacar. Ketika cacar sudah mewabah, antara 10-30 persen orang bisa tersapu bersih. Dan ada wabah lain. Maka orang tak ada waktu mempertanyakan apakah wabah itu buatan China atau jadi bagian dari komplotan big pharma. Tidak! Pikiran orang bodoh zaman itu tidak secanggih ini. Mereka pasrah, atau berdoa, biasanya tanpa hasil.

Lalu, apa yang terjadi? Meskipun ibu-ibu tak habis-habis melahirkan, jumlah penduduk tidak bertambah. Kenapa? Oleh karena anak-anaknya terus mati. Yang tidak mati sakit cacar, mati sakit kolera atau malaria. Ya, begitulah nasib orang Indonesia pada waktu itu: mereka tidak meninggal akibat vaksin Sinovac atau AstraZeneca seperti sekarang—paling sedikit itulah yang dikatakan dokter Lois dan kawan-kawannya. Mereka meninggal akibat wabah ini atau wabah itu. Sederhana, kan? Harapan hidup rata-rata 25 tahun.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000