logo Kompas.id
OpiniMengawal Kualitas Hakim
Iklan

Mengawal Kualitas Hakim

Semua elemen masyarakat punya tanggung jawab mengawal putusaan hakim. Namun menilaiputusan hakim tak cukup hanya hanya melihat amarnya, tetapi juga alasan-alasan hakim untuk sampai pada amar tersebut.

Oleh
ANDREAS ENO TIRTAKUSUMA
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5d9p5SGdbjoEZ9AUN-sqjGlUjl0=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F08%2F20210815-Opini-digital-3_1629036252.jpg
Kompas

Heryunanto

Ada dua artikel menarik yang dimuat harian Kompas. Pertama ditulis dengan judul Dilema Kekuasaan Kehakiman (Kompas, 19/7/2021), kedua berjudul Independensi atau Anomali Yudisial (Kompas, 4/8/2021). Kedua artikel menyoal praktik diskon putusan, khususnya dalam kasus-kasus korupsi, bahkan artikel kedua juga merinci kasus korupsi apa saja yang didiskon dan berapa diskon hukumannya.

Hanya saja artikel pertama lebih membahas adanya independensi hakim, sebagai kekuasaan yang sakral berbanding hakim sebagai manusia yang hidupnya dipengaruhi banyak kepentingan, keinginan, dan lingkungan sekitarnya (hakim tidak imun dan hidup di ruang hampa). Fenomena ini membawa pada misteri apakah hakim (sang pengadil) benar-benar mengambil putusan sebagai orang yang suci atau dipengaruhi oleh kepentingan yang melekat pada hidupnya. Pelanggaran etika hakim yang ditemukan tidak akan menyebabkan putusannya dapat dirubah sehingga diskon hukuman dalam putusannya tetap dapat dinikmati terdakwa.

Editor:
yovitaarika
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000