Ada beberapa strategi untuk membeli produk reksa dana. Salah satunya dengan membeli sekaligus dalam jumlah besar. Strategi ini baik dilakukan ketika pasar sedang menguat. Bagaimana dengan strategi lainnya?
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
Reksa dana merupakan salah satu produk yang dapat menjadi jembatan bagi deposan yang ingin belajar berinvestasi. Biasanya, para investor pemula sudah lebih dulu mengenal deposito sebelum mengenal produk pasar modal.
Investor pemula biasanya merasa khawatir investasi akan berkurang tetapi pada saat yang sama ingin mendapatkan imbal hasil lebih tinggi dari deposito.
Kegalauan ini dapat diatasi dengan membeli produk reksa dana. Produk ini dikelola secara profesional oleh manajer investasi. Dalam satu produk reksa dana, instrumennya beragam.
Reksa dana saham, misalnya, berisi investasi pada beberapa macam saham. Demikian pula dengan reksa dana obligasi, isinya bukan hanya satu, melainkan beberapa macam obligasi.
Keragaman instrumen investasi pada suatu produk reksa dana merupakan salah satu cara untuk mengurangi potensi kerugian ketika harga instrumen investasi menurun.
Instrumen investasi dalam sebuah produk reksa dana, seperti saham dan obligasi, tidak selalu bersamaan kenaikan atau penurunannya. Keragaman ini merupakan cara untuk melakukan diversifikasi.
Seorang investor pemula biasanya agak sulit merawat satu portofolio yang terdiri dari 10 saham. Beda dengan suatu produk reksa dana yang bisa berisi 10 saham karena dikelola secara profesional oleh manajer investasi.
Ada beberapa strategi untuk membeli produk reksa dana. Salah satunya dengan membeli sekaligus dalam jumlah besar. Misalnya, seorang investor memiliki dana Rp 100 juta dan dibelikan suatu produk reksa dana pada satu harga nilai aktiva bersih.
Ketika pasar sedang naik, potensi keuntungan yang diperoleh investor menjadi besar karena jumlah investasinya besar. Sebaliknya, ketika pasar sedang turun, potensi kerugiannya pun menjadi lebih besar. Jadi, strategi ini baik dilakukan ketika pasar sedang menguat.
Strategi lainnya adalah dengan membeli secara teratur atau dollar cost averaging. Seorang investor yang memiliki dana Rp 100 juta tidak sekaligus membelikannya untuk reksa dana. Dia mencicil pembelian selama sepuluh bulan, masing-masing Rp 10 juta per bulan.
Dengan demikian, dia mendapatkan berbagai macam harga. Bisa saja ketika harga reksa dana sedang turun, pembelian dilakukan lebih banyak untuk membuat harga rata-rata menjadi lebih baik.
Investor juga dapat melakukan pembelian reksa dana dengan memperhatikan momentum, misalnya membeli reksa dana ketika pasar sedang membaik.
Namun, pembelian reksa dana seperti ini memerlukan usaha lebih karena perlu mencermati pergerakan harga instrumen reksa dana, seperti saham dan obligasi.
Apa pun strategii yang dipilih, hal yang perlu diperhatikan adalah menetapkan tujuan. Apakah tujuan keuangan tersebut akan dicapai dalam jangka pendek atau jangka panjang?
Tujuan keuangan jangka pendek dapat dicapai dengan membeli reksa dana pasar uang yang stabil. Sebaliknya, tujuan jangka panjang dapat dipenuhi dengan membeli reksa dana saham.
Mencoba produk reksa dana berisiko rendah, seperti pasar uang, dapat menjadi sarana belajar yang baik.
Perhatikan juga profil risiko. Investor pemula, biasanya masih takut dan ragu ketika akan memulai investasi karena pengetahuan terbatas. Mencoba produk reksa dana berisiko rendah, seperti pasar uang, dapat menjadi sarana belajar yang baik.
Setelah pengetahuan dan keterampilan berinvestasi serta kepercayaan diri bertambah, reksa dana saham dapat menjadi sarana untuk memenuhi tujuan keuangan jangka panjang.
Dengan mengetahui tujuan keuangan dan strategi investasi serta kepercayaan diri, pembelian reksa dana dapat lebih terarah. Tidak sekadar mengikuti arahan dari para penjual reksa dana yang terkadang menjual produk hanya demi target penjualan.