Sampai kapan bumi mampu menampung manusia dan kehidupannya? Sampai kapan pula inovasi teknologi dapat menangani problematika penduduk bumi yang terus bertambah?
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Saat penduduk bumi diperkirakan telah mencapai 8 miliar, terbayang tantangan yang muncul. Kebutuhan pangan, sandang, dan energi terus meningkat.
Tekanan terhadap lingkungan akibat dari jumlah penduduk bumi yang bertambah juga sangat terasa. Tumpukan sampah plastik, peningkatan emisi karbon, kerusakan habitat flora-fauna, serta pencemaran air tak terhindarkan karena manusia terus memenuhi sudut-sudut bumi.
Berbagai inovasi diupayakan agar dampak buruk aktivitas manusia terhadap lingkungan bisa ditekan. Maka, diterapkanlah daur ulang sampah, penggunaan energi nonfosil, serta teknologi pengolahan limbah. Inovasi sangat diperlukan agar kebutuhan manusia, seperti pangan, tetap terpenuhi secara efisien sekaligus mengurangi tekanan terhadap lingkungan.
Namun, tetap saja muncul pertanyaan, sampai kapan bumi mampu menampung manusia dan kehidupannya? Sampai kapan pula inovasi teknologi dapat menangani problematika penduduk bumi yang terus bertambah? Apakah pada suatu saat daya dukung bumi akan sama sekali habis terkikis?
Berdasarkan pertanyaan itu, muncul gagasan besar bahwa pada suatu saat manusia harus meninggalkan Bumi dan mencari planet baru. Mars menjadi salah satu tujuannya meski tak menutup gagasan pergi ke planet lain di luar Tata Surya. Sejumlah negara pun mulai berpikir untuk menjadikan Bulan sebagai pangkalan perjalanan jauh mengarungi angkasa. Misi ke Bulan akhir-akhir ini tidak dapat dilepaskan dari persiapan awal mewujudkan gagasan besar tersebut.
Namun, dalam jangka waktu yang pendek, eksodus tersebut belum urgen. Persoalan yang lebih mendesak ialah memastikan penduduk bumi memiliki kesehatan yang baik, pendidikan yang cukup, dan pendapatan yang menyejahterakan. Hal tersebut perlu diwujudkan sembari memastikan bahwa kerusakan yang dialami bumi tak semakin parah.
Selain itu, ada tantangan berbeda terkait kependudukan yang tak dapat diabaikan. Seiring perjalanan waktu, diprediksi pertumbuhan penduduk dunia melambat, bahkan akhirnya menua, dan jumlah penduduk dunia berkurang pelan-pelan. Dalam proses ini, implikasinya sangat luas, menyentuh struktur demografi, ketenagakerjaan, ekonomi global, dan geopolitik. Salah satu bentuk implikasinya ialah produktivitas global turun dan subsidi bagi kelompok lansia membesar. Selain itu, akan ada pergeseran kekuatan di antara negara-negara besar.
Proses perubahan itu tentu memunculkan gejolak. Ketegangan antarnegara, bahkan perang, bisa jadi tak terhindarkan. Indonesia akan merasakan pengaruhnya, bahkan menjadi bagian dari kelompok negara-negara yang mengalami perubahan struktur penduduk dan pembengkakan subsidi.
Tak ada pilihan bagi kita selain menghadapi semua tantangan berat itu. Akhirnya, tonggak 8 miliar penduduk mengingatkan kita kembali betapa penting aspek demografi atau kependudukan bagi perjalanan bangsa dan dunia.