Risiko kepunahan dari Amerika Serikat menjadi peringatan bagi belahan dunia lain untuk juga bersama-sama menjaga keanekaragaman hayatinya dan menjadikannya sebagai upaya global.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Amerika Serikat menghadapi risiko kepunahan flora dan fauna beserta kerusakan ekosistemnya. Sebuah peringatan dari negara adidaya itu bagi dunia.
Kompas.id edisi 7 Februari 2023, mengutip Reuters, melaporkan hasil analisis lembaga kajian keanekaragaman hayati Amerika Serikat (AS) NatureServe. Harian Kompas juga memberitakannya keesokan harinya. Hasil analisis itu berjudul ”Keanekaragaman Hayati dalam Fokus: Edisi Amerika Serikat”.
Hasil analisis NatureServe mengungkapkan kesimpulan yang mengkhawatirkan, yaitu 34 persen tumbuhan dan 40 persen hewan di AS berisiko punah. Selain itu, 41 persen ekosistem di AS berada pada risiko kehancuran.
Di antara 34 persen tumbuhan yang berisiko punah terdapat spesies ikonik AS, seperti tumbuhan penangkap lalat Venus (Dionaea muscipula), pohon ek (Quercus acerifolia), dan kaktus (Sclerocactus brevispinus). Hampir setengah dari semua spesies kaktus dan 200 spesies pohon berisiko punah. Di antara 40 persen hewan yang berisiko punah terdapat udang karang serta kerang air tawar.
Tumbuhan, hewan, dan ekosistemnya saling berkaitan serta saling memengaruhi. Laporan itu menunjukkan, padang rumput dan perairan tawar AS adalah ekosistem yang termasuk terancam hancur akibat pencemaran, pembangunan bendungan, dan perubahan tata kelola air. Padahal, di dalamnya terdapat hewan serta tumbuhan yang terancam punah jika ekosistemnya rusak.
Contoh perairan tawar yang krisis ialah Danau Mead dan Danau Powell yang bergantung dari aliran Sungai Colorado. Dua danau buatan ini juga merupakan sumber listrik, air minum, dan air guna bagi populasi di California, Nevada, dan Arizona.
Presiden NatureServe Sean O'Brien mengatakan, kesimpulan dari laporan itu ”mengerikan”. Dia berharap laporan itu akan membantu anggota parlemen meloloskan undang-undang perlindungan satwa liar, seperti Rancangan Undang-undang Pemulihan Satwa Liar AS yang terhenti di Kongres AS tahun lalu.
”Saya berterima kasih atas upaya mereka, yang akan mendorong upaya perlindungan keanekaragaman hayati,” kata Don Beyer, anggota Kongres dari Partai Demokrat.
Saat ini, Pemerintah Federal AS mengucurkan dana 50 juta dollar AS untuk Rencana Aksi Satwa Liar Negara Bagian di semua negara bagian. Apabila RUU Pemulihan Satwa Liar disahkan, ada pasal yang memungkinkan dana perlindungan satwa liar dinaikkan menjadi 1,4 miliar dollar AS.
Risiko kepunahan dari negara adidaya ini menjadi peringatan bagi belahan dunia lain untuk juga bersama-sama menjaga keanekaragaman hayatinya dan menjadikannya sebagai upaya global. Segala daya upaya dikerahkan untuk melestarikan flora, fauna, besarta ekosistemnya, mulai dari regulasi hingga pendanaannya yang memadai.