Dalam mengelola keuangan, setiap individu ataupun rumah tangga sebaiknya memiliki tiga pundi dana yang difungsikan untuk keperluan berbeda, yakni pundi untuk ”living”, ”saving”, dan ”playing”.
Oleh
PRITA HAPSARI GHOZIE
·3 menit baca
Dalam mengelola keuangan, masih banyak rumah tangga yang hanya mengenal tabungan untuk kegiatan operasional. Cirinya, penghasilan ataupun gaji bulanan dikirimkan ke rekening tersebut, kemudian dana digunakan untuk membayar berbagai keperluan biaya hidup bulanan hingga cicilan. Secara umum, praktik ini kerap membuat rumah tangga gagal dalam menyiapkan perencanaan keuangan di masa produktifnya. Lantas, sebaiknya seperti apa?
Dalam pengelolaan keuangan, setiap individu ataupun rumah tangga sebaiknya memiliki tiga pundi dana yang difungsikan untuk keperluan yang berbeda-beda. Alokasi setiap bulan yang dapat diberikan dari penghasilan bulanan adalah 50 persen untuk rekening living, 20 persen untuk rekening playing, dan 30 persen untuk rekening saving. Pembagian ini tidak kaku karena dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setiap rumah tangga.
Pertama, pundi untuk kebutuhan yang saat ini dan kebutuhan yang sifatnya segera atau rekening living. Pada prinsipnya, saldo dana di rekening ini akan dipergunakan untuk pengeluaran rutin setiap bulan. Saya sarankan saldo untuk rekening tabungan ini disesuaikan dengan anggaran belanja bulanan. Pilihan yang bijaksana untuk pundi pertama ini adalah menyimpan di tabungan biasa dengan fasilitas kartu anjungan tunai mandiri (ATM) dan kartu debit.
Kedua, pundi untuk kebutuhan satu hingga tiga tahun ke depan atau rekening saving. Bisa jadi Anda ingin liburan, sedang merencanakan pesta pernikahan, membuat dana pendidikan masuk sekolah dasar untuk si kecil, atau yang sekarang sedang marak adalah mengumpulkan dana untuk acara wisuda ataupun acara kelulusan anak.
Apa pun tujuannya, jika jangka waktu yang dituju berkisar antara 6 bulan, 1 tahun, dan 3 tahun, sebaiknya penempatan dana di aset yang tidak berisiko tinggi. Berikut ini adalah contoh jenis tabungan yang dapat digunakan.
Deposito adalah jenis tabungan yang baik dalam memberikan arus kas berkala. Hasil bunga dari deposito kerap dijadikan tambahan penghasilan bagi pemilik rekening. Namun, deposito juga sangat sesuai sebagai tempat penampungan dana dari penghasilan, seperti bonus dan tunjangan yang mungkin baru akan digunakan tahun depan.
Berikutnya adalah tabungan berjangka. Tabungan berjangka adalah tabungan biasa yang mengharuskan Anda berkomitmen untuk menyetor dana dengan nominal tertentu dalam jangka waktu dari mulai 6 bulan hingga 5 tahun. Hal ini menjadikan tabungan berjangka sangat sesuai untuk tujuan keuangan antara 1 tahun dan 3 tahun yang membantu meningkatkan kedisiplinan dalam menabung.
Apa pun tujuannya, jika jangka waktu yang dituju berkisar antara 6 bulan, 1 tahun, dan 3 tahun, sebaiknya penempatan dana di aset yang tidak berisiko tinggi.
Pilihan lain adalah reksa dana pasar uang. Jika masih belum paham apa itu reksa dana pasar uang, saya mencoba mengilustrasikan sebagai kongsian para penabung. Jika seorang nasabah datang ke bank dengan dana Rp 10 juta, kemungkinan besar tingkat suku bunga deposito yang diberikan adalah tingkat suku bunga standar di masa itu.
Sementara itu, jika nasabah tersebut bersama-sama dengan 100 orang nasabah lain menyetorkan dana hingga Rp 1 miliar, hampir dipastikan kelompok tersebut bisa bernegosiasi untuk mendapatkan tingkat suku bunga spesial. Kumpulan uang nasabah yang dikelola oleh manajer investasi dan diinvestasikan ke produk-produk pasar uang tersebut yang menjadi reksa dana pasar uang.
Pahami juga bahwa dalam porsi rekening saving yang 30 persen tersebut juga perlu dibagi lagi untuk kebutuhan investasi di aset yang lebih bertumbuh.
Ketiga, pundi untuk kebutuhan gaya hidup seseorang atau rekening playing. Setiap orang memiliki prioritas yang berbeda. Prioritas itu antara lain ada orang yang menyukai belanja daring (online), ada yang menyukai aktivitas/hobi tertentu, dan lainnya.
Dalam hal ini, saya menyarankan agar jenis tabungan yang digunakan adalah rekening dengan kartu debit yang memiliki program kesetiaan nasabah. Contohnya adalah program cash-back, program pengumpulan poin, dan lainnya. Setiap bulan, dana dapat digunakan untuk keperluan yang bersifat keinginan. Apabila saldo yang disimpan sudah menipis, Anda sebaiknya menunda pembelian hingga bulan depan.
Selain itu, setiap orang sebaiknya punya simpanan untuk urusan jaga-jaga yang biasa disebut dengan dana darurat. Fungsi dana darurat ada dua, yaitu untuk kebutuhan tak terduga serta untuk dana cadangan investasi.
Dalam hal untuk membayar kebutuhan mendadak yang sifatnya insidental itu antara lain untuk biaya rumah sakit, ban mobil pecah, kulkas rusak, atau genteng bocor. Namun, biaya tak terduga itu bukan rencana mendadak ”perang tiket” konser Coldplay di Singapura atau Bangkok, Thailand.
Selain itu, dana darurat bisa digunakan sebagai dana talangan saat nilai investasi mungkin sedang merosot. Padahal, dana investasi perlu dicairkan karena akan digunakan dalam waktu dekat.