Penyelenggaraan lebih sempurna jika tim ”Garuda Muda” mencatat prestasi bagus sebagai kontestan Piala Dunia U-17.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Empat kota di Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola U-17. Kesuksesan penyelenggaraan dan prestasi menjadi target kita.
Empat kota itu adalah Jakarta, Bandung, Surakarta, dan Surabaya. Penunjukan keempat kota tersebut merupakan kesepakatan antara PSSI dan Federasi Asosiasi Sepak Bola Dunia. FIFA berharap Pemerintah RI memperbaiki rumput stadion dan lapangan latihan, dua aspek perhatian utama mereka.
Keempat stadion yang menjadi arena pertandingan adalah Stadion Internasional Jakarta (JIS) di Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung, Stadion Manahan di Surakarta, dan Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya. Stadion-stadion itu jadi gelanggang dari ajang yang berlangsung pada 10 November-2 Desember 2023 (Kompas, 2 Agustus 2023).
Mencermati perkembangan terkini seputar Indonesia sebagai tuan rumah, penunjukan kita sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 tergolong mendadak. Kepastian itu ditetapkan pada akhir Juni 2023, lewat pengumuman di laman FIFA, setelah Peru yang awalnya tuan rumah mengundurkan diri.
Tak heran, persiapan Indonesia bisa dibilang mepet. Itulah mengapa PSSI berkonsentrasi di empat kota di Pulau Jawa. Sebagai konsekuensinya, dua stadion di luar Jawa, yaitu Stadion Gelora Sriwijaya di Palembang dan Stadion I Wayan Dipta di Gianyar, batal menjadi arena meski telah disiapkan saat bersiap jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Walau telah dipusatkan di Pulau Jawa, hal itu bukan berarti nirmasalah. JIS perlu dibenahi agar memenuhi standar untuk menyelenggarakan kejuaraan level FIFA. Sejumlah pihak turun tangan dalam pembenahan itu. PT Jakarta Propertindo membenahi rumput stadion, Kementerian PUPR menyiapkan dua jalan akses masuk stadion, sementara Jasa Marga dan Kementerian BUMN membuat akses dari jalan tol.
Kebutuhan lain, penyediaan lapangan latihan yang jumlahnya disesuaikan dengan tim peserta di kota tersebut. Sebut saja Jakarta dan Bandung yang akan menjadi tuan rumah bagi dua grup sehingga delapan tim akan berlaga di sana. Di Jakarta, misalnya, selain Lapangan ABC dan Stadion Madya di Gelora Bung Karno, juga disediakan lapangan tambahan, yakni Stadion Soemantri Brodjonegoro dan Lapangan Aldiron.
Singkat kata, sebagai penyelenggara kejuaraan level dunia, jangan sampai ada kekurangan atau kesalahan. Catatan keberhasilan dalam pergelaran sejumlah kegiatan sebelumnya perlu menjadi cermin bagi pencapaian serupa kemudian. Harapan kita, semua fasilitas kejuaraan tanpa cela di mata FIFA saat inspeksi final pada 26 Agustus 2023.
Penyelenggaraan lebih sempurna jika tim ”Garuda Muda” mencatat prestasi bagus sebagai kontestan. Menjadi juara, atau lolos ke semifinal pun, itu target terlalu muluk. Tampil baik di fase grup, kemudian lolos ke 16 besar, itu sudah baik. Terlebih jika tim asuhan pelatih Bima Sakti itu lolos ke perempat final.
Ini pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 dan pertama kali pula di Asia Tenggara. Kesuksesan penyelenggaraan, juga kesuksesan prestasi tim U-17 Indonesia, akan melambungkan citra Indonesia.