Sejak puluhan tahun lalu sudah terdengar keluhan masyarakat mengenai tidak adanya koordinasi antarlembaga pelayanan publik. Pengaspalan jalan dengan perbaikan gorong-gorong tak pernah sinkron.
Oleh
RENVILLE ALMATSIER
·2 menit baca
Persis di tepi jalan rumah kami, tanpa informasi sebelumnya, beberapa hari lalu tiba-tiba datang petugas tanpa seragam. Dalam sekejap, di jalan sepanjang 60 meter tersebut berdiri tiang, lengkap dengan lampu nirkabel.
Warga bersyukur dengan hadirnya fasilitas penerangan jalan ini. Jalan di depan rumah menjadi terang benderang walau sebelumnya beberapa warga sebenarnya juga sudah menyediakan lampu jalan secara swadaya.
Terima kasih kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Hanya saja, ada beberapa masukan dari warga. Kini, tak jauh dari rumah-rumah penduduk, seperti di jalan-jalan besar lain, pada setiap jarak sepuluh meter, berdesak-desakan tiang-tiang aneka ukuran.
Paling tidak ada enam sampai delapan tiang, mulai dari tiang listrik PLN, tiang jaringan Telkom, tiang jaringan telekomunikasi lain, dan entah tiang apalagi.
Setiap tiang itu, sesuai peruntukannya, dihubungkan oleh kabel. Ada kabel yang tegang, ada pula kabel yang longgar rentangannya.
Sejak puluhan tahun lalu sudah terdengar keluhan masyarakat mengenai tidak adanya koordinasi antarlembaga pelayanan publik.
Selain itu, di tiap tiang berjuntaian gulungan kabel bermeter-meter. Inilah agaknya yang pernah menjerat leher dan pengendara sepeda motor di Jakarta Barat hingga merenggut nyawanya, beberapa waktu lalu.
Sejak puluhan tahun lalu sudah terdengar keluhan masyarakat mengenai tidak adanya koordinasi antarlembaga pelayanan publik. Pengaspalan jalan dengan perbaikan gorong-gorong tak pernah sinkron. Penggalian kabel dengan perbaikan trotoar juga tak pernah serentak.
Baru ditimbun, minggu depan digali lagi. Begitu juga dengan kumpulan tiang-tiang yang berbeda fungsi tadi.
Tidakkah cukup satu-dua tiang saja untuk berbagai keperluan itu? Pasti lebih efisien dan menghemat biaya, selain juga akan menghindarkan kesan semrawut. Mestinya di era teknologi digital ini, koordinasi antar-instansi bisa dilakukan lebih baik dan lebih cepat. Semoga.
Jakarta sebagai Ibu Kota Negara seyogianya menjadi acuan kota-kota lain di Indonesia. Jl Thamrin-Sudirman dan Jl HR Rasuna Said sebagai jalan protokol seharusnya juga mencerminkan Jakarta sebagai Ibu Kota.
Tetapi, yang terjadi selama ini malah sebaliknya. Kita melihat banyak sekali pelanggaran setiap hari di jalan-jalan protokol tersebut.
Mulai dari sepeda motor yang melawan arah, kendaraan roda empat yang memutar di tempat putaran yang salah, berkendara di lajur yang salah, menyerobot lampu merah, dan masih banyak lagi.
Saya berharap suatu saat kita bisa melihat lalu lintas di Jakarta yang tertib.