logo Kompas.id
OpiniSampai Kapan Petani Karet...
Iklan

Sampai Kapan Petani Karet Terus Ditelantarkan

Mustahil harga karet dunia kembali ke tingkat tahun 2011. Oleh karena itu, pilihan ekonomi sirkular menjadi satu-satunya yang tersedia saat ini, termasuk produksi bahan nabati dari minyak biji karet dan lateks.

Oleh
DIDIEK HADJAR GOENADI
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/tSlhi1GMOIVxfo769pgh7z3jqto=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F10%2F11%2F1bf56fe5-dc92-46ae-8b7b-28825e2c42f2_jpg.jpg

Indonesia adalah produsen karet alam terluas di dunia dengan lahan 3,8 juta hektar. Kebun karet menghidupi sekitar 2,3 juta keluarga. Nilai devisa yang dibangkitkan mencapai 4 miliar dollar AS per tahun. Akan tetapi, komoditas ini hampir tidak mendapatkan perhatian sepadan dari pemerintah.

Perkebunan karet memiliki peran strategis dalam pembangunan pertanian yang berorientasi ekspor ataupun untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Meski memiliki areal terluas di dunia, produksi nasional Indonesia masih berada di peringkat kedua di bawah Thailand, karena produktivitas rata-ratanya lebih rendah.

Editor:
NUR HIDAYATI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000