Api perang di Jalur Gaza perlahan merambat ke beberapa titik di Timur Tengah, bahkan lebih luas. Segerakan deeskalasi!
Oleh
REDAKSI
·1 menit baca
Teater perang di Timur Tengah meluas. Tak hanya di Gaza, perbatasan Lebanon-Israel, dan Laut Merah, api konflik mulai merambat jauh dari titik episentrumnya.
Dalam sepekan terakhir, di tengah gemuruh perang Gaza, yang sudah melewati 100 hari, dan krisis memanas di Laut Merah, Iran tiba-tiba menyerang negara-negara tetangganya: Irak dan Suriah pada Senin (15/1/2024) serta Pakistan pada Selasa (16/1/2024). Pakistan membalas menyerang Iran pada Kamis (18/1/2024). Sabtu (20/1/2024), serangan rudal lalu melanda negara-negara jalur ”Bulan Sabit Syiah Iran”: Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman.
Seperti diberitakan, lima anggota Garda Revolusi Iran pun tewas dalam serangan rudal di sebuah rumah di Damaskus, Suriah. Teheran menuding Israel, yang seperti biasa tidak mau berkomentar, sebagai pelaku serangan itu. Di Lebanon, serangan Israel menewaskan seorang anggota Hezbollah.
Di Irak, milisi-milisi dukungan Iran menembakkan rudal dan roket pada pasukan Amerika Serikat di Pangkalan Udara Al-Asad, Irak. Di Yaman, AS menembak rudal milisi Houthi yang diarahkan ke jalur pelayaran di Laut Merah.
Dengan meluasnya konflik bersenjata, merujuk ketegangan di Laut Merah, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengungkapkan kekhawatirannya bahwa situasi saat ini bakal lepas kendali (Kompas.id, 21/1/2024). Bisa dikata, konflik itu sudah bereskalasi. Perlu langkah deeskalasi segera, tegas Faisal.
Mendidihnya kawasan Timur Tengah hingga saat ini bermula pada 7 Oktober 2023, saat Hamas menyerang Israel. Sekitar 1.200 orang tewas dan sekitar 250 orang disandera. Israel lalu menggempur Gaza secara membabi buta, menewaskan 25.000 orang per Minggu (21/1/2024), dan menyebabkan hampir dua juta warga Gaza mengungsi.
Awal pekan lalu, saat perang Gaza masih berkobar dan krisis di Laut Merah makin bergolak, dunia memang dikejutkan oleh serangan Iran terhadap Irak, Suriah, dan Pakistan. Teheran beralasan, serangan itu untuk menghancurkan kelompok teroris dan musuh (Negara Islam di Irak dan Suriah di Suriah, tempat yang diklaim sebagai markas Mossad di Irak utara, dan Jaish al-Adl di Pakistan). Awal tahun ini, sedikitnya 90 warga Iran tewas dalam serangan bom di Kerman, Iran tenggara.
Meski dalam pernyataan, Iran hanya ingin merespons keamanan dalam negerinya, ada pesan lain yang ingin dikirimkan Teheran. Sejauh ini Iran belum terlibat langsung pada perang Hamas-Israel dan konflik Israel dengan proksi-proksinya, tetapi mereka tak segan mengeluarkan rudal-rudalnya saat mencium ancaman dari luar.
Menurut Vali Nasr, profesor hubungan internasional dan studi Timur Tengah pada Universitas Johns Hopkins, AS, pesan itu tampak ditujukan kepada Israel dan AS (BBC, Sabtu, 20/1/2024).
Bagaimana langkah deeskalasi itu dilakukan? Seperti seruan komunitas internasional, perlu dipadamkan episentrum konfliknya, yakni di Gaza, dengan gencatan senjata. Selama Gaza terus bergolak, sulit diharapkan deeskalasi. Yang ada, malah konflik saat ini bakal bereskalasi di luar kendali.