Engkau Juga, Brutus?
Kita ingin menyambut Tahun Emas 2045 yang didambakan dengan keberadaban berlandaskan akhlak serta nilai-nilai luhur.
Et tu, Brute? Sebuah kalimat yang diucapkan Julius Caesar kepada orang kepercayaannya saat dia dibunuh, Et tu, Brute? terkenal dalam karya William Shakespeare. Engkau juga, Brutus? Sebuah ungkapan keterperanjatan dan mungkin berbagai perasaan saat dia tahu dikhianati oleh orang yang selama ini dipercayanya.
Shakespeare, yang terkenal sejak ratusan tahun, salah satu ungkapan kalimat dalam karyanya, mencerminkan pemahaman dia kepada salah satu sifat manusia yang tidak lekang oleh zaman: pengkhianatan. Sifat ini membawa ingatan saya kepada ungkapan yang sering disampaikan almarhum Mochtar Pabottingi.
Budiman Tanuredjo dalam obituari untuk Mochtar menceritakan tentang pertanyaannya kepada yang bersangkutan mengapa dia kerap menggunakan istilah pengkhianatan dalam berbagai esainya di Kompas. Jawabannya, ”Memang betul itu yang saya rasakan. Saya merasakan dari waktu ke waktu kekecewaan itu. Makanya, saya katakan, sudah 56 tahun kita salah jalan. Kita sudah salah jalan sejak demokrasi terpimpin. Kita mengkhianati demokrasi. Kita lebih salah lagi ketika Orde Baru mencampakkan demokrasi dan nation sekaligus. Dan sampai sekarang, kita lebih salah jalan lagi.”
Kegelisahan Mochtar bisa dibaca dalam artikel ”Ke Mana Kita Merdeka”, 18 Agustus 2021. Saya tidak yakin apakah sebagian besar pelaku politik di negeri tercinta ini pernah membaca ini, apalagi menyelami kedalaman makna yang dicurahkan Mochtar. Menyongsong pemilu presiden yang menyisakan waktu sangat pendek sungguh memprihatinkan bahwa pengamatan Mochtar benar.
Pengkhianatan terhadap demokrasi melibatkan seluruh unsur pilar negara, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Pengkhianatan terhadap UUD 1945 serta berbagai perundang-undangan dilakukan demi kepentingan sempit.
Berbagai kejanggalan dikaji oleh pakar-pakar terkait seakan sekadar hiasan yang tak berdampak apa pun dalam penegakan kebenaran yang hakiki. Jurnalis lintas zaman Rosihan Anwar juga benar pernyataannya bahwa tidak satu pun partai politik memiliki ideologi. Kutu loncat serta ganti warna baju berlangsung ringan dan didasari pragmatisme semata dan kepentingan sempit jangka pendek. Pengkhianatan bukan oleh satu orang, tetapi oleh sekelompok manusia yang mengkhianati ratusan juta rakyat Indonesia.
Saya hanya mampu mengajak untuk mencintai negeri ini dengan ketulusan hati dan kejujuran perilaku.
Ketidakadilan penerapan hukum dicontohkan Mochtar dalam ungkapan: The greater the impunity, the more it returns with an even greater vengeance. Dan, diktum politik perenial perihal negara bekerja di sini: negara, jika dikelola secara benar, akan menjadi kekuatan pemberadab terbesar. Namun, jika dikelola sebaliknya, ia akan menjadi kekuatan pembiadab terbesar.
Saya hanya mampu mengajak untuk mencintai negeri ini dengan ketulusan hati dan kejujuran perilaku. Negeri ini akan diwariskan kepada keturunan semua warganya, baik yang jujur maupun yang sedang menzaliminya tanpa kecuali. Pasti kita ingin menyambut Tahun Emas 2045 yang didambakan dengan keberadaban dan semangat mencerdaskan berlandaskan akhlak serta tata-nilai yang luhur. Keturunan kitalah yang akan mengalaminya. Menanam kebaikan hari ini menabur berkah untuk masa depan.
HadisudjonoSastrosatomo
Menteng, Jakarta Pusat
Tanggapan CIMB Niaga
Sehubungan dengan surat Ibu Sondang Grace Sirait yang berjudul ”OTP Tak Lagi Aman” (Kompas, 26 Desember 2023), dengan ini kami sampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami Ibu Sondang Grace Sirait.
Sebagai tindak lanjut dari keluhan tersebut, kami telah menghubungi Ibu Sondang Grace Sirait untuk menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Dapat kami sampaikan juga bahwa untuk masukan dan keluhan atas pelayanan CIMB Niaga dapat menghubungi Layanan CIMB Niaga 14041 atau melalui e-mail: 14041@cimbniaga.co.id.
Demikian kami sampaikan. Atas kerja sama dan dimuatnya tanggapan ini, kami ucapkan terima kasih.
Corporate Communications Head PT Bank CIMB Niaga Tbk
Lift Halte Transjakarta
Sebagai salah satu pelanggan angkutan umum bus Transjakarta (TJ), kereta rel listrik (KRL), dan light rail transit (LRT), perkenankan saya menginformasikan tentang kondisi operasional lift dan eskalator (tangga berjalan) yang ada di halte Transjakarta, khususnya di Cikoko Stasiun Cawang. Dua prasarana untuk membantu memudahkan naik turun penumpang itu lebih sering mati tidak berfungsi.
Halte TJ Cikoko Stasiun Cawang terkoneksi dengan stasiun LRT dan KRL. Oleh karena itu, kita hargai pemasangan lift dan eskalator tersebut. Namun, jika ternyata tidak difungsikan, seharusnya ada alasan pihak pengelola yang perlu disampaikan kepada publik.
Jatimakmur, Pondokgede, Kota Bekasi
Bahaya Pelintasan KA di Senen
Pada Selasa, 16 Januari 2024, sore saya melintas di dekat Stasiun Senen. Jalan yang sebenarnya satu arah dipenuhi oleh motor dan bajaj dari arah berlawanan di mana tidak ada palang pelintasan dari arah sebaliknya.
Saat palang masih turun, motor mencoba menerabas palang pelintasan dengan mengangkat secara manual. Saat palang dibuka, maka kita yang berada di arah yang benar menjadi kesulitan menembus jalan lantaran para pengendara motor dan bajaj mengalir dari arah berlawanan dan menghalangi kami yang melaju dari arah yang benar.
Apa yang saya alami itu berbahaya sekali karena dapat mencelakakan kami, pengguna jalan yang telah mematuhi peraturan lalu lintas.
Mohon perhatian petugas berwenang agar dapat menertibkan para pelanggar ini dan kami berharap bahwa pemakai jalan di Indonesia, khususnya di ibu kota DKI Jakarta, dapat lebih tertib dan mau berdisiplin mematuhi peraturan demi keselamatan bersama para pengguna jalan.
Tebet Timur Dalam, Jakarta Selatan