Saya memesan dua item barang di dualokapasar berbeda, pengirimannya sama-sama menggunakan J&T Express. Namun, terdapat dua masalah yang cukup serius.
Yang pertama, barang saya belum sampai. Estimasi sampai 1 April 2024, tetapi hingga surat ini dibuat barang itu belum juga sampai. Bahkan, updatetracking resi terakhir 30 Maret 2024 dan tidak bergerak sama sekali.
Yang kedua, ada satu barang yang belum diambil oleh kurir J&T. Sementara itu, menurut penjual, barang sudah dipaketkan, tetapi disebut ada kendala di sisi kurir. Entah masalah apa.
Saya sudah mencoba untuk komplain ke Customer Service J&T, tetapi jawaban mereka hanya diusahakan dan dimaksimalkan. Masalahnya, sebentar lagi cuti bersama Lebaran, yang artinya ada potensi keterlambatan lebih lanjut atas pengiriman sehingga estimasi yang sudah diprediksi jadi molor. Hal ini ditambah masalah tersebut terjadi di waktu bersamaan sehingga saya mengkhawatirkan masalah pertama akan berhubungan dengan masalah kedua.
Sementara itu, situasi ini terjadi di tengah-tengah promo gajian dan promo tanggal kembar 4.4 yang menambah kekhawatiran.
Saya harap barang saya segera dikirimkan, maksimal sebelum cuti bersama. Paling mentok malam takbiran. Jika barang saya hilang, segera proses ganti rugi.
Rinaldo Maharditama
Cengkareng, Jakarta Barat
Prihatin Utang BUMN Karya
Tata kelola buruk, utang BUMN Karya bengkak. PT Waskita Karya mempunyai utang sebesar Rp 84,1 triliun, PT Wijaya Karya Rp 55,7 triliun, PT PP sebesar Rp 44,2 triliun, dan PT Adi Karya Rp 30,4 triliun (Kompas, 15/3/2024).
Utang tersebut tentunya membengkak secara perlahan dalam waktu relatif lama. Hal itu menunjukkan tidak berjalannya pengawasan internal. Padahal, badan usaha tersebut mempunyai ahli di berbagai bidang. Namun, kenyataannya, seperti perusahaan pelat merah lainnya, banyak yang merugi.
Salah satu penyebabnya tiadanya sanksi yang berat bagi pimpinan yang bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi, paling-paling hanya diganti.
Budaya kerja yang tidak fokus pada kemajuan perusahaan. Kerja keras atau tidak sama-sama tidak ada efeknya bagi karyawan lapangan.
Oleh sebab itu, perlu audit total semua badan usaha milik negara (BUMN) yang tidak sehat. Seret ke pengadilan jika ada pelaku yang melanggar hukum.
Jangan perlakukan BUMN sebagai mesin ATM bagi kepentingan oknum pejabat. Pilih komisaris utama yang profesional, jangan atas dasar balas jasa atau keahliannya sebagai centeng.
Lakukan revolusi mental semua personelnya sehingga bekerja pada BUMN tidak bisa seenaknya.
A Agoes Soediamhadi
Langenarjan, Yogyakarta
Mimpi tentang Garuda Indonesia
Belum lama ini (1-13 Maret 2024), saya melakukan perjalanan wisata rohani ke Mesir, Israel, dan Jordania menggunakan penerbangan Emirates Airline dengan rute Jakarta-Dubai-Kairo dan pulangnya melalui Amman-Dubai-Jakarta.
Rute Jakarta-Dubai dan Dubai-Jakarta menggunakan pesawat Boeing 777. Adapun rute Dubai-Kairo dan Amman-Dubai menggunakan Airbus A 380-300 dengan kapasitas lebih besar daripada Boeing 777, yakni 853 orang.
Perjalanan melelahkan Jakarta-Dubai yang memakan waktu 7 jam nonstop dibayar tuntas dengan pelayanan awak kabin yang sangat baik. Pantas saja, penerbangan Jakarta-Dubai-Jakarta pesawatnya selalu penuh, tidak ada kursi yang kosong, baik bussines class maupun economy class. Lebih hebat lagi, penerbangan Abudabi-Kairo dan Amman-Abudabi menggunakan pesawat Airbus yang bertingkat, standar pelayanan bagi penumpang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan pesawat Boeing.
Pilot-pilot Emirates Airline sangat profesional dalam menerbangkan pesawat. Selama penerbangan, guncangan pesawat relatif kecil.
Saya iri dan membayangkan, kapan maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia dapat mengikuti standar seperti yang dimiliki Emirates Airlines. Boleh, kan, kita bermimpi seperti itu karena negara kita akan menuju negara maju, sejajar dengan negara lain?
Pramono Dwi Susetyo
Vila Bogor Indah, Ciparigi, Bogor