Kompak, Lincah, dan Tetap "Lexus"
Lexus NX boleh saja menjadi SUV berkasta terendah dalam keluarga Lexus saat ini. Namun, jika Anda menginginkan sensasi kesenangan berkendara dengan sebuah Lexus, inilah mobil yang Anda tunggu-tunggu.
Di Indonesia, Lexus NX sudah hadir sejak dua tahun lalu, dengan varian NX200t. Namun, SUV (sport utility vehicle) berukuran kompak (panjang 4.630 milimeter, lebar 1.845 milimeter, dan tinggi 1.630 mm) ini masih memancing rasa penasaran.
Februari lalu, Kompas mendapat kesempatan menjajal Lexus NX200t F-Sport, varian tertinggi tipe ini yang dipasarkan di Indonesia. Kesan pertama saat berjumpa dengan mobil yang dibanderol Rp 1,03 miliar ini adalah tampilannya yang mengingatkan pada "kakak"-nya, Lexus RX.
Keduanya sama-sama mengadopsi desain "origami"-atau ada juga yang menyebut "tampang robot", yang menjadi ciri khas desain Lexus-Lexus terbaru. Dimulai dengan gril yang berbentuk X (atau disebut juga spindle alias gulungan benang) dan limpahan garis-garis bersudut tajam di sekujur tubuhnya. Dari lampu DRL (daytime running lights) berbentuk huruf L yang mirip logo sepatu terkenal di bawah lampu utama, bingkai jendela di pilar D, sampai bentuk lampu belakang.
Melihat desain ini, langsung muncul kesan bahwa NX adalah sebuah SUV urban yang diperuntukkan bagi mereka yang mementingkan penampilan paling gres. Tak terbantahkan, penampilan NX yang progresif ini akan membuat kepala menoleh saat ia lewat.
Lalu goresan-goresan bersudut tajam ini ternyata juga merambah sampai ke bagian interior. Lihat saja bagian tengah dasbor (center fascia) yang menyambung dengan konsol tengah dengan bentuk unik. Alih-alih berbentuk datar seperti lazimnya, bagian atas center fascia ini menonjol ke depan sehingga seolah-olah menyodorkan berbagai tombol pengatur ke pengemudi dan penumpang depan.
Setelah itu bagian ini kembali menjorok ke dalam, sebelum keluar lagi menuju konsol tengah. Dari samping, siluet bagian yang dibingkai lapisan bernuansa metal ini menyerupai bentuk huruf Z. Bentuk dasbor yang tak biasa ini begitu unik sehingga membuat interior NX tidak membosankan.
Meski ada beberapa fitur yang "hilang" jika dibandingkan dengan seri RX (misalnya head-up display atau HUD yang absen dari NX), SUV termurah Lexus ini masih berlimpah fitur. Mulai dari sunroof berukuran besar, charger ponsel nirkabel, penyejuk dan pemanas sandaran kursi depan yang bisa diatur tingkat embusan angin dan tingkat kepanasannya, layar digital yang bisa dikendalikan dengan semacam mouse dan touchpad kecil di samping tongkat persneling, fitur peta navigasi, hingga kamera 360 derajat yang sangat membantu saat hendak parkir atau melalui jalanan sempit.
Namun, ada kesan tersendiri mengenai layar digital di tengah dasbor. Tampilan menu standar pada layar yang menampilkan peta navigasi, citra kamera, hingga pengaturan berbagai fitur hiburan mobil itu terkesan berasal dari generasi yang sudah lalu. Bahkan, tampilan layar serupa pada New Toyota Corolla Altis masih lebih bening dan terkesan lebih kekinian dibandingkan dengan layar NX ini.
Catatan lain juga pada ukuran ruang bagasi yang tak bisa dibilang lega, dan posisinya yang tinggi. Hal ini disebabkan ruang di bawah bagasi termakan untuk menaruh ban cadangan yang ukurannya sama persis (full size spare tyre) dengan empat ban yang terpasang, yakni 225/60 R18. Walau demikian, ruang bagasi ini masih cukup untuk menampung satu set tas golf atau dua koper berukuran sedang.
Lebih "sporty"
Kita alihkan perhatian sekarang pada sisi pengendaraan mobil ini. Begitu mesin dihidupkan, kursi pengemudi akan secara otomatis kembali pada posisi terakhir sebelum mesin dimatikan. Jika mobil kita pakai sendiri, kursi akan secara otomatis kembali ke posisi ternyaman yang telah kita pilih sebelumnya.
Masukkan persneling pada posisi D, dan mobil melaju dengan lembut. Ada tiga mode pengendaraan yang bisa dipilih pada NX dengan tuas putar di samping tongkat persneling, yakni mode Eco, Normal, dan Sport.
Seperti namanya, Eco adalah untuk memaksimalkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM), konsekuensinya akselerasi mobil terkesan lambat. Normal adalah mode standar yang menyeimbangkan faktor kenyamanan, konsumsi BBM, dan sensasi mengemudi. Sementara Sport disediakan untuk memaksimalkan sensasi berkendara dengan mobil bermesin 2.0 liter 4 silinder yang dilengkapi turbo ini.
Kesan pertama mengemudi NX adalah rasa (feeling) mengemudi yang dengan cepat diperoleh. Hanya dalam jarak beberapa puluh meter dari titik start, badan seolah sudah menyatu dengan mobil sehingga pengendalian terasa lebih presisi dibandingkan saat menjajal RX.
"Lexus NX memang diperuntukkan bagi konsumen yang masih senang mengemudikan sendiri mobilnya. Ukurannya juga pas untuk membawa keluarga kecil," papar General Manager Lexus Indonesia Adrian Tirta-djaja dalam sebuah obrolan santai di Jakarta, Rabu (15/3).
Di mode Eco, akselerasi transmisi otomatis 6 percepatannya berlangsung sangat lembut, demikian juga bantingan suspensinya. Meski demikian, ada sedikit perasaan suspensi NX lebih keras dibandingkan RX. Wajar saja karena mobil ini memang didesain untuk lebih memunculkan rasa sporty.
Saat mobil memasuki jalan bebas hambatan di tengah malam yang sepi, saatnya untuk menjajal mode sport. Sontak roda setir terasa lebih kaku, dan perpindahan gigi transmisi terjadi di putaran mesin lebih tinggi. Meski demikian, perilaku mobil bisa dikatakan masih dalam batas kesopanan: tetap lembut khas Lexus. Tak ada gejolak tenaga yang tiba-tiba muncul, bahkan saat model transmisi manual diaktifkan dan perpindahan gigi dilakukan dengan tuas paddle shift di balik roda setir.
Mobil pun melesat dengan mantap. Kekedapan kabin cukup meredam berbagai suara dari luar walau sedikit suara telapak ban yang menyentuh aspal masih terdengar saat mobil digeber dalam kecepatan tinggi. Tak terasa beberapa detik telah berlalu, dan jarum spidometer pun menyentuh angka 200 kilometer per jam, kecepatan yang diklaim sebagai kecepatan maksimum mobil ini.
Berkendara di malam hari juga makin nyaman dengan fitur Wide Angle Cornering Light. Saat lampu sein dinyalakan ke salah satu sisi sebagai tanda kita akan berbelok, sebuah lampu menerangi sisi tersebut sehingga membantu melihat situasi sekitar demi keselamatan.
Sistem kamera 360 derajat yang bekerja otomatis juga sangat membantu pengendaraan di tengah kota. Saat kita berada di tengah kemacetan atau masuk ke jalanan sempit, misalnya saat masuk gerbang tol, sistem ini otomatis aktif dan memperlihatkan posisi kendaraan dengan kendaraan lain atau rintangan lain (seperti tembok atau trotoar) di empat sisinya.
Saat berhenti di lampu merah di belakang kendaraan lain, kamera bagian depan dan belakang otomatis menyala, lengkap dengan garis-garis panduan yang menunjukkan jarak aman dengan kendaraan di depan atau belakang mobil.
Satu lagi fitur yang sederhana, tetapi sangat berguna adalah fitur penahan rem (brake hold). Cukup injak rem dalam-dalam saat berhenti, dan fitur ini akan aktif menahan laju mobil meski kaki kita angkat dari pedal rem. Fitur yang mirip dengan hill start assist ini tidak hanya berguna untuk menahan mobil di tanjakan, tetapi juga saat dalam kondisi di tengah kemacetan. Kaki tak terlalu pegal menahan pedal rem.
Satu lagi, walaupun mobil ini bakal lebih banyak dipakai pemiliknya untuk berjalan di kawasan perkotaan, tak ada salahnya juga sekali-sekali membawanya ke kawasan luar kota, keluar dari jalanan aspal.
Saat kami jajal menyelusuri jalan pedesaan di sekitar Babakan Madang, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mobil berpenggerak roda depan ini masih mumpuni diajak melewati jalanan pedesaan yang berbatu-batu atau bahkan jalan tanah.
Secara umum, NX memang sebuah SUV yang lebih fun to drive dibanding seri RX. Konsumsi BBM-nya juga menambah kesenangan menjelajah dengan mobil ini. Selama dicoba Kompas melintasi berbagai medan dan kondisi lalu lintas, layar MID NX menunjukkan konsumsi BBM antara 7,5 kilometer per liter bensin hingga 12,5 km per liter, dengan rata-rata konsumsi 11,5 km per liter. (DHF)