Melaju Bersama Kecerdasan E250 dan E300
Dari delapan mobil yang disiapkan untuk diuji dari Jakarta menuju Bandung, 20-21 Juli 2017, terdapat pula Mercedes Benz E300 AMG Line. Baik E250 Avantgarde maupun E300 AMG Line ini sudah dibekali teknologi cerdas yang mampu mendeteksi lokasi parkir di antara barisan mobil-mobil lainnya.
Fitur parking pilot kemudian akan menggerakkan mobil bermanuver masuk ke slot parkir tersebut, baik saat parkir paralel maupun sejajar. Pengemudi tak perlu mengatur transmisi, menginjak pedal gas, bahkan tak perlu memegang roda kemudi mobil!
Manuver parkir otomatis itu ditunjukkan Manajer PR Mercedes Benz Distribution Indonesia (MBDI) Dennis A Kadaruskan. Untuk menunjukkan teknologi tersebut bekerja secara sempurna, Dennis membuka kaca bagian pengemudi dan mengangkat kedua tangannya untuk menunjukkan manuver maju dan mundur secara otomatis dilakukan tanpa sama sekali intervensi tangannya. ”Kalian mesti mencoba sendiri,” kata Dennis kepada para jurnalis.
Membedah fitur
Tepat pukul 09.30, mobil yang sudah dirakit di pabrik Mercedes Benz di Wanaherang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu mulai diuji. Kedua varian sedan E-Class ini dibekali mesin bensin 4 silinder berkapasitas 1.991 cc dilengkapi turbo yang dipasangkan dengan transmisi otomatis dengan sembilan percepatan (9G Tronic). Perbedaannya hanya pada keluaran tenaga maksimum.
Pada E250, mesinnya menghasilkan daya maksimum 211 HP pada putaran mesin 5.500 rpm dan torsi puncak 350 Nm (Newton meter) pada 1.200-4.000 rpm. Sementara di E300, daya maksimumnya mencapai 245 HP pada 5.500 rpm dan torsi puncak 370 Nm pada rentang 1.200-4.000 rpm.
Begitu banyaknya fitur canggih pada sedan mewah ukuran menengah ini sehingga waktu pengenalannya membutuhkan waktu tersendiri. Di awal perjalanan menuju Bandung, Kompas duduk di kursi penumpang E250, dan berkesempatan mempelajari kecerdasan berbagai fitur yang tersaji di dua monitor ukuran 12,5 inci di dasbor mobil.
Saat akhirnya Kompas memegang kemudi setelah beristirahat di Km 72 Tol Purbaleunyi, fitur pengendaraan mobil bisa dipilih, mulai dari mode Comfort, Eco, Sport, Sport Plus, dan Individual. Jalan yang agak lengang sesekali membuat geregetan untuk mengeksplorasi tenaga mobil yang dibanderol Rp 1,129 miliar (off the road) ini.
Semburan tenaga mesin paling terasa pada mode Sport Plus meski perpindahan gigi 9 percepatannya terasa sangat halus.
Di sebuah hotel berbintang di Bandung, eksplorasi fitur-fitur mobil pun kembali dilakukan bersama sejumlah tenaga ahli produk Mercedes.
Dimulai dari desain eksterior E-Class terbaru (kode bodi W213) yang menampilkan proporsi khas sedan Mercedes. Kap mesin memanjang yang dipadu atap bergaya coupe mengalir ke arah ekor yang melandai ke bawah.
Secara sistematis, Department Manager Product Management PT MBDI Yudi Lesmana menyebut bahwa Mercedes ingin mewujudkan filosofis desain ”sensual purity” atau kemurnian sensual yang telah menjadi ciri khas Mercedes Benz.
Untuk interor, desain terbaru E-Class ini juga mengakomodasi kustomisasi pengguna agar memunculkan emosi ”gue banget”. Misalnya, pilihan tiga tampilan kluster instrumen dengan mode Classic, Sport, dan Progressive.
Karena panel instrumen kendaraan ini sudah sepenuhnya digital, pengemudi bisa bebas mengatur sendiri informasi dan tampilannya di monitor. Selain itu, pengguna mobil juga bisa mengatur sendiri pilihan warna pencahayaan ambient di dalam mobil sesuai mood atau kepribadian.
Menjajal parkir
Selepas pengenalan sepintas desain eksterior dan interior ini, para jurnalis diajak merasakan sendiri sensasi teknologi parking pilot Mercedes E300. Kali ini, posisi parkir yang tersedia di lobi hotel hanya paralel.
Saat tombol parking pilot diaktifkan, sistem sensor dan kamera mobil akan mendeteksi ruang kosong yang cukup lebar di antara dua mobil untuk parkir. Saat ruang itu sudah terdeteksi, akan muncul peringatan di layar display.
Kemudian, kita tinggal memasang transmisi pada posisi mundur (R). Setelah itu, kita lepas roda setir dan pedal gas. Mobil pun dengan sendirinya melakukan manuver secara presisi, maju maupun mundur, sampai ke area parkir.
Selama proses manuver parkir, kami pun tetap diminta mengantisipasi pijakan rem. Sebab, tim Mercedes mengingatkan, teknologi ini hanya bersifat membantu memberikan kemudahan secara cerdas. Tetap saja, hanya 12 manuver maju dan mundur yang sudah dirancang oleh teknologi ini untuk memungkinkan parkirnya.
Lebih dari itu, mobil ini akan memberikan kode suara kecil yang menunjukkan ”menyerah” mobil tidak bisa diparkir sesuai perkiraan sehingga antisipasi rem sangat dibutuhkan.
Bagaimana jika saat manuver mundur ternyata ada orang yang melintas di bagian belakang mobil? Pertanyaan ini terjawab secara cerdas. Dengan sembilan sensor yang mengelilingi bodi mobil ini, secara otomatis mobil terhenti. Rem aktif dengan sendirinya. Dan, fungsi parking pilot pun tak bisa dilanjutkan kembali sehingga perlu dikendalikan lagi oleh pengemudinya.
Teknologi semi-otonom ini tidak hanya membantu saat parkir, tetapi juga membantu pengemudi keluar dari ruang parkir yang sempit. Lagi-lagi, tanpa pemegang setir dan menginjak pedal gas. Hanya perlu mengantisipasi rem. Apabila manuver sudah tuntas, akan terdengar bunyi ”tung” tanda mobil siap melaju kembali dengan aman.
Parking pilot ini menandai bagian teknologi autonomous driving atau sistem swakemudi yang saat ini semakin siap dihadirkan pabrikan otomotif Jerman ini. Tak heran, aneka kecerdasan yang dimiliki Mercedes Benz E-Class ini membuat World Car Award menganugerahkan penghargaan World Luxury Car 2017. Ini penghargaan ke-3 bagi Mercedes Benz setelah penghargaan serupa diberikan pada tahun 2014 dan 2015. (OSA)