Cegah Kampanye SARA Jelang Pemilu, Kapolsek Tambora Bertemu Ulama
Oleh
Khaerudin
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aparat Kepolisian Sektor Tambora, Jakarta Barat, bertemu dengan Forum Silaturahmi Ulama untuk mengantisipasi ketegangan menjelang pemilu, termasuk mencegah penggunaan isu suku, agama, ras, dan antargolongan dalam berkampanye. Dalam forum itu, kedua pihak sepakat mengimbau masyarakat mengutamakan persatuan dan kerukunan di atas semua kepentingan politik yang tengah berjalan.
Kepala Polsek Tambora Komisaris Iverson Manosoh menyatakan, aparat Polsek Tambora akan melibatkan tokoh masyarakat dalam menjaga kerukunan masyarakat saat masa kampanye dimulai, Selasa (4/9/2018). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penggunaan isu SARA yang berpotensi memantik konflik.
”Saya jamin netralitas kami sebagai aparat kepolisian. Fokus kami hanya pada tugas menjaga ketertiban masyarakat,” kata Iverson.
Ia mengimbau para calon yang akan bersaing menghargai asas demokrasi yang berlaku di Indonesia dan tidak menggunakan isu SARA sebagai bahan kampanye.
Selain itu, Iverson juga mengimbau jurnalis agar bijak dalam memberitakan isu-isu SARA yang terkadang digunakan saat kampanye. ”Kita harus sama-sama merawat persatuan melalui kapasitas masing-masing. Apa yang kita bisa itu yang kita berikan kepada Indonesia,” ujarnya.
Adapun Ketua Umum Forum Silaturahmi Ulama (Forsima) Kecamatan Tambora KH Abdul Rahman Mahmud berpendapat, Pemilu 2019 harus dimaknai sebagai momen kebersamaan yang menyatukan semua elemen masyarakat. Kenyataan yang terjadi belakangan, ketika pemilu justru memperlebar jurang perbedaan, tidak boleh lagi terulang.
”Satu yang harus diingat, kita ini saudara sebangsa dan setanah air. Jangan jadikan perbedaan sebagai alasan saling benci,” ucap Abdul Rahman.
Keamanan dan kenyamanan masyarakat tidak boleh dilupakan meskipun persaingan para calon saat kampanye boleh saja memanas.
Abdul Rahman menambahkan, misi utama Forsima sebagai salah satu organisasi keagamaan adalah memelihara toleransi di antara umat beragama. Ia menyebutkan, Forsima terbuka dan mendukung penuh persatuan Indonesia atas dasar Pancasila.
”Pada intinya, boleh saja kita bersaing habis-habisan, tetapi semuanya harus dilandasi kebaikan dan cinta kasih,” ucapnya.
Untuk itu, Abdul Rahman menegaskan kepada seluruh calon yang bersaing agar tidak memanfaatkan perbedaan suku, agama, atau ras untuk mendulang suara. (PANDU WIYOGA)