Jailolo
Sebelum tahun 2008, nama Jailolo terdengar asing. Banyak yang mengira itu sebuah kata dari bahasa Latin, nama lokasi yang jauh di Amerika Selatan.
Sejak Bupati Halmahera Barat Namto H Roba menggelar Festival Teluk Jailolo tahun 2008, nama ini populer sebagai daerah yang memiliki puluhan spot diving dan snorkeling di Pulau Halmahera, Maluku Utara. Bahkan, ketika koreografer Eko Supriyanto menciptakan tiga koreografi bertajuk Cry Jailolo, Balabala, dan Salt, nama Jailolo berkibar ke seluruh dunia.
Eko berangkat dari kultur tari lokal yang pada dasarnya berbasis tarian perang, seperti Soya-soya dan Cakalele. Trilogi tari yang diciptakan Eko kemudian dibawa keliling Eropa serta beberapa negara Asia, yang lalu menciptakan citra baru tentang Indonesia dengan keragaman kulturnya. Berikut perjalanan komunitas Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI) dan Pelangi Benua ke beberapa titik menarik di Jailolo.
Pukul 07.15
Penerbangan
Banyak pendapat melawat ke Jailolo seperti pergi ke luar negeri. Sebelum benar-benar menginjakkan kaki di Jailolo, Anda harus terbang dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, Banten, menuju Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate. Sebagian besar penerbangan dari Jakarta-Ternate berangkat dini hari, sekitar pukul 01.35. Meski hanya terbang sekitar 3,5 jam, masalahnya ketika mendarat di Ternate waktu setempat sudah menunjukkan pukul 07.15 WIT. Waktu di Ternate memang 2 jam lebih dahulu dibandingkan waktu di Jakarta.
”Waktu tidur kita jadi berkurang,” kata pakar kuliner, William Wongso, sebelum bertolak dari Jakarta. Namun, jangan khawatir, beberapa menit setelah subuh Anda mungkin jadi yang pertama menyaksikan rona kemerahan di ufuk timur. Itu pertanda matahari sudah bangun tidur dan bersiap menjemput di Sultan Babullah. Selain itu, ketika mendarat pun Anda disuguhi pemandangan menakjubkan. Bandar Udara Sultan Babullah terletak tepat di kaki Gunung Gamalama, Ternate. Jika beruntung Anda bisa menyaksikan puncak gunung api, yang lereng-lerengnya ditumbuhi cengkeh dan pala itu.
Pukul 08.30
Ternate
Sebaiknya jangan langsung menuju Jailolo. Anda bisa menuju ke Jalan Ketilang, Ternate. Ada sebuah gang kecil di mana RM Kamis berada. Rumah makan ini adalah salah satu rumah makan legendaris yang menyediakan ”hanya” dua menu sejak berpuluh-puluh tahun silam. Anda hanya bisa memilih nasi kuning atau lontong sayur. RM Kamis milik keluarga Alisan ini telah diwariskan sampai generasi ketiga. ”Sekarang umur saya sudah lebih dari 50 tahun, nah rumah makan ini sudah ada waktu saya kecil,” kata salah seorang pengelolanya.
Nasi kuning di sini istimewa karena menggunakan suwiran ikan cakalang, serundeng, dan irisan singkong kering. Begitu pun dengan lontong sayurnya. Usahakan jangan sampai terlambat, sekitar tengah hari seluruh menu sudah ludes disapu para pembeli.
Pukul 09.50
Laut Halmahera
Anda harus bergerak ke Pelabuhan Dufa-dufa di bagian utara Kota Ternate untuk menyeberang ke Jailolo. Di Pelabuhan Dufa-dufa ada pilihan moda penyeberangan, bisa menggunakan speed boat atau kapal kayu. Ongkos kapal kayu per orang tak lebih dari Rp 50.000. Adapun, speed boat yang maksimal memuat 30 penumpang bisa bertarif antara Rp 800.000 sampai
Rp 1.000.000 per kapal untuk sekali perjalanan.
Pada pagi hari biasanya Laut Halmahera relatif tenang. Angin berembus pelan, seperti dihela dari lereng-lereng gunung yang tumbuh mengitari lautan. Paling menjulang tentu saja Gunung Gamalama di sebelah barat, di depan samar-samar Gunung Jailolo terus semakin dekat. Pelayaran dari Dufa-dufa menuju Pelabuhan Jailolo dengan speed boat berkisar 1 jam.
Pukul 10.50
Teluk Jailolo
Di Pelabuhan Jailolo Anda tak hanya disambut oleh aktivitas pelabuhan yang lumayan sibuk. Di bagian kanan dermaga terdapat panggung yang menjorok sampai ke Teluk Jailolo. Sejak 2008, panggung ini menjadi arena pergelaran Festival Teluk Jailolo, yang menggelar berbagai potensi budaya Halmahera Barat. Selain tarian dan bentuk-bentuk kesenian tradisional, termasuk kuliner, dalam festival juga digelar konser yang menampilkan kelompok-kelompok band populer dari Jakarta.
Pukul 11.30
Lako Akelamo
Hal pertama yang bisa Anda lakukan setiba di Jailolo, adalah mengunjungi desa nelayan Lako Akelamo dengan Pantai Lapasi (Lako Pasir Indah) yang memiliki bentangan pasir lumayan panjang. Perjalanan dari Pelabuhan Jailolo menuju Desa Lako Akelamo hanya butuh waktu 30 menit. Di sini, Anda bisa makan siang dengan sebelumnya memesan seperangkat menu lokal yang eksotis.
Beberapa menu itu, misalnya, gohu tuna, sinole (sagu panggang), nasi kembar, ikan goreng, pisang goroho, sayur garu (jantung pisang), kasbi (singkong rebus), pisang mulut bebek, dan beberapa menu lokal. Makanan-makanan ini tak satu pun dibawa dari luar desa, semuanya dipetik dan ditangkap di sekitar Lako Akelamo. Karena itu, kesegarannya dijamin.
”Di sini semua organik, tak ada bumbu penyedap instan,” kata Mama Laila (43) yang mendemonstrasikan cara memasak gohu tuna bersama Ketua ACMI Santhi Serad. Lako Akelamo adalah desa nelayan dengan penduduk 343 jiwa, yang pelan-pelan bertransformasi menjadi desa wisata. Selain bisa memesan menu lokal, jika Anda pecinta kuliner, di sini juga sering kali digelar pertunjukan tari soya-soya dan borero. Terkadang pula penduduk setempat menggelar pertunjukan musik di tepi pantai.
Nah, bisa bersantai menikmati kuliner, lalu minum air kelapa muda, sambil menyimak nyanyian para nelayan.
Pukul 14.50
Pulau Pastufiri
Lalu, bersiap-siap menuju Pulau Pastufiri, sebuah pulau karang atol yang luasnya kira-kira tak lebih dari 50 meter persegi. Sebelum bisa terjun di lautnya yang jernih Anda harus menuju Pelabuhan Jailolo dari Lako Akelamo, yang kira-kira memakan waktu 30 menit. Pulau Pastufiri, menurut Mario Hideyuki, yang memandu kami selama di Jailolo, menjadi spot favorit untuk melakukan snorkeling. Karang bawah laut dan ikan-ikannya yang beragam jenis menjadi keindahan tiada tara.
Perjalanan dari Pelabuhan Jailolo kira-kira akan memakan waktu 40 menit menuju Pulau Pastufiri. Di Pulau ini telah dibangun sebuah pesanggrahan dan lampu-lampu bertenaga surya. Hanya mungkin kondisi pulau perlu penataan yang lebih serius, terutama limpahan sampah dari daratan Halmahera perlu dibersihkan. Tissa Aunilla, seorang peserta rombongan dari Jakarta ini, menyayangkan keindahan laut yang alami harus diganggu limpahan sampah di daratan pulau.
Pukul 17.00
Pulau Baboa
Hanya dengan pelayaran sekitar 20 menit dari Pulau Pastufiri, Anda akan tiba di Pulau Baboa. Silakan menghabiskan waktu di sini sambil menunggu sunset di sekitar Gunung Jailolo.
Anda bisa melakukan snorkeling dan diving di sekitar pulau karang yang luasnya tak lebih dari 50 meter persegi. Dari sini, matahari di ufuk barat perlahan menuruni puncak Gunung Jailolo, sebelum akhirnya memercikkan cahaya kemerahan di atas permukaan laut. Bahkan awan- awan di atas gunung seperti sapuan kuas Salvador Dali yang membentuk lukisan surealistik.
Dalam sehari Anda bisa mengunjungi berbagai lokasi penting di Jailolo dan untuk beristirahat malam hari Anda bisa menginap di penginapan, seperti Saloi Inn, penginapan kecil yang dikelola Mario Hideyuki. Mengumpulkan tenaga untuk esok harinya kembali mengeksplorasi Jailolo dengan nanik bento (becak motor) menuju Pasar Akelamo, di mana tuna segar seberat 30 kilogram dijual utuh….