Ascona, Si Cantik di Delta Maggia
Tubuh sudah meraung meminta jeda. Perjalanan sekitar 20 jam dari Jakarta menuju Ascona, Swiss, memang menguras tenaga. Namun, apa boleh buat. Kota kecil mungil ini seketika membuat jatuh hati. Ia begitu manis dengan warna-warni bangunannya, juga bentang alam perbukitan serta hamparan danau berair biru dan hijau bening. Seluruh indera terpacu untuk segera menjelajahinya.
Perjalanan ke Swiss kali ini adalah trip media internasional ”Savours of Switzerland, Part II”, yang dihelat Switzerland Tourism. Ada sembilan jurnalis dan bloger yang beruntung mendapat undangan sebagai partisipan, yakni dari Kanada, Amerika Serikat, Australia, Ceko, Indonesia, India, Ukraina, Polandia, dan China. Bersama Content Manager Schweiz-Expertin Sheila Moser sebagai pemandu tur wisata, trip media ini berlangsung sekitar sepekan dimulai sejak 19 Juni 2018.
Ascona menjadi kota pertama yang mengawali serangkaian acara mengenal Swiss, khususnya sisi selatan negeri tersebut. Ascona ada di Provinsi Locarno yang merupakan bagian dari kanton atau kawasan yang lebih besar dari provinsi, yaitu Kanton Ticino. Ticino berada di sisi selatan Swiss dan merupakan satu dari lebih 20 kanton di negeri yang terkenal dengan Pegunungan Alpen, ski, dan salju itu.
Dari Jakarta, karena tidak ada penerbangan langsung ke Swiss, maka diawali dengan menggunakan Garuda Indonesia menuju Singapura, pada 18 Juni sore. Ada masa tunggu sekitar 4-5 jam sebelum penerbangan dilanjutkan dengan menggunakan Swiss Air. Butuh sekitar 12 jam untuk mencapai Zurich, Swiss, dari Singapura.
Waktu di Swiss 6 jam lebih awal dibanding Jakarta. Rasanya masih cukup gelap saat roda pesawat menyentuh landasan di Zurich Flughafen atau Bandar Udara Zurich. Matahari malu-malu memancarkan sinar paginya. Namun, terang itu cukup untuk menyingkap alam sekitar bandara yang berbukit-bukit, hijau gelap. Sapaan selamat datang yang cukup menyenangkan.
Tak membuang waktu lama, sesuai petunjuk Sheila, kaki bergerak menuju stasiun kereta api bandara. Sebenarnya kalau mau menggunakan bus umum pun mudah, karena sama-sama berada dalam kompleks bandar udara. Hanya sekitar 10 menit berkereta, tibalah di Zurich Hauptbahnhof atau stasiun kereta api utama di Zurich. Dari sini, berganti kereta menuju Bellinzona yang lalu berganti kereta lagi untuk mencapai Ascona.
Oh ya, demi kenyamanan selama berkelana di Swiss, baiknya membeli Swiss Travel Pass (STP). STP ini bisa untuk 3 hari perjalanan hingga lebih. Ada harga khusus bagi kaum muda berusia di bawah 26 tahun. Dalam trip kali ini, disediakan STP delapan hari penuh untuk mengakses moda angkutan umum dan nyaris semua museum di Swiss. Untuk akses transportasi publik kelas dua selama 8 hari seharga 398 franc (CHF) atau sekitar
Rp 5,7 juta. Jika ingin versi bertransportasi umum yang lebih mewah pilih kategori kelas satu seharga 631 CHF. Namun, yang kelas dua pun sudah amat sangat memadai dan nyaman.
Total butuh 2 jam 40 menit dari Zurich ke stasiun kecil di tengah Ascona. Menyeret koper, menyandang ransel, hanya perlu berjalan beberapa langkah saja untuk sampai di pintu keluar. Tidak ada tangga tinggi atau undakan yang perlu dilintasi. Roberto, pengemudi berseragam memegang selembar kertas bertuliskan Savours of Switzerland tersenyum lebar, ramah menyambut. Dengan mobil van hitam, Roberto membawa ke titik awal trip yang mengesankan, Hotel Eden Roc, hotel resor bintang lima tepat di tepi Danau Maggiore.
Danau panjang
Menikmati Ascona berarti menjejalah setiap sudut kota tua tepat di tepi lago atau danaunya, juga berada di tengah danau itu sendiri. ”Maggioreartinya panjang. Danau ini memanjang hingga Italia,” kata pengemudi boat yang membawa peserta trip berkeliling di sore hari, 19 Juni.
Duduk di kapal yang memang dirancang hanya untuk menampung sekitar 10-12 penumpang itu, rasakan laju mesinnya yang mantap meniti ombak Maggiore. Biarkan tubuh memanen hangat sinar mentari. Angin segar menampar, rambut berkibar hidup. Hirup dalam-dalam udara segar yang begitu royal tersedia.
Di tepian danau, rumah- rumah bercat aneka warna pastel menyembul di antara tegakan hijau pepohonan yang lebat. Agak jauh di tengah danau, ada Isole di Brissago, sebuah pulau tersendiri sekaligus taman luas untuk koleksi tanaman dan berbagai bunga subtropis yang dirintis sejak tahun 1885. Berdekatan dengan Brissago, ada pulau kecil dengan jejak tinggalan bangunan yang diyakini dari tahun 1250.
Jejak yang menunjukkan si kota mungil ini ternyata eksis sejak lama tercium dari kawasan kota tuanya. Menyusuri Ascona promenade, nikmati tepian lago yang asri dan cobalah bersantai di salah satu tempat duduk menghadap danau. Seterusnya, langkahkan kaki menapaki jalan dari tatanan batu, menelusuri gang- gang sempit untuk menemukan pilar basilika dari abad ke-16, bangunan-bangunan dengan fasad gaya Barok, dan tembok dari susunan batu yang semuanya masih kokoh.
Warna muka bangunan begitu beragam, ada pink, merah tua, oranye, hingga hijau. Bangunan-bangunan baru hadir dengan gaya arsitektur lebih modern, tetapi tetap selaras dengan senior-senior mereka. Belum lagi, nyaris di setiap sudut kota ditemukan taman-taman kecil dengan aneka bunga warna-warni dari ungu, biru, sampai kuning cerah.
Ikan, pasta, dan matahari
Tempat yang indah, suasana mendukung, makin lengkap dengan hidangan lezat yang siap disantap kapan pun sesuka hati. Kafe dan restoran mudah dijumpai di Ascona. Yang paling diidolakan wisatawan jelas deretan tempat makan di tepi Danau Maggiore. Paduan cita rasa masakan Italia yang didominasi olahan pasta menjadi ciri khas olahan lokal karena memang pengaruh negeri tetangga itu amat kuat.
Bahasa Italia pun menjadi bahasa sehari-hari Ascona dan sebagian sisi selatan Swiss. Dulu kala, katanya, sebagian sisi selatan Swiss ini memang pernah menjadi bagian dari negara Italia. Di sini sebagian besar warganya tak fasih bahasa Inggris.
Olahan ikan segar baik ikan dari Danau Maggiore maupun dari daerah lain, tersedia di banyak restoran. Ada juga restoran khas Amerika Serikat dan Thailand di sini. Ada beberapa restoran yang buka hingga larut malam, di beberapa hotel juga menyediakan layanan pemesanan makanan 24 jam.
”Di sini kamu harus siap bahagia, terutama di Eden Roc, temukan atmosfer berbeda setiap kamar di tiap lantai pada tiga bangunan di kompleks hotel kami. Tamu membayar mahal untuk menginap di sini, jadi kenapa harus membayar lagi untuk minibar, kolam renang dalam maupun luar ruang yang berbeda suhu, sarapan di kamar, atau barbeque di sore hari? Jangan lupa coba pakai Vespa (sepeda motor) dan sepeda kami untuk keliling kota ya,” kata General Manager Hotel Eden Andreas Gartmann.
Beriklim subtropis, Ascona di Locarno dan tujuh provinsi lain di Kanton Ticino pada umumnya menawarkan cuaca yang relatif bersahabat sepanjang tahun. Selalu ada sinar matahari di sini. Bahkan ketika cuaca buruk dan musim dingin melanda sisi lain negeri itu dan negara Eropa lainnya. Tak heran jika Ticino sudah lama menjadi salah satu tujuan wisata favorit, wisata unik dan mewah memadukan antara alam indah, iklim ramah, kota-kota tua cantik, makanan lezat, serta kemudahan akomodasi.
Ya, siapa tak terpikat dengan itu semua, seperti halnya dengan Ascona, mutiara cantik di delta Sungai Maggia tepat di bibir Danau Maggiore.