Menghilangkan Pusing dengan Pusing-pusing ke Negeri Sebelah
Melancong ke Malaysia kini sedang digemari. Lima tahun terakhir negeri jiran ini kian disesaki pelancong dari berbagai kota di Indonesia terutama Sumatera, Riau, dan Kalimantan.
Melancong ke Malaysia kini sedang digemari. Lima tahun terakhir negeri jiran ini kian disesaki pelancong dari berbagai kota di Indonesia terutama di Sumatera, Riau, dan Kalimantan. Turis yang mengunjungi Malaysia terutama Kuala Lumpur, Penang, Melaka, dan Johor Bahru, didominasi mereka yang hendak melakukan cek kesehatan atau berobat.
Pesiar ke negeri sebelah menjadi pilihan terutama bagi wisatawan yang hendak memeriksa kesehatan alias berobat. Dari segi biaya, tak terlalu berbeda untuk menikmati keramahan dan kejelasan terkait kesehatan. Bukan kecanggihan alat untuk menelisik sekaligus solusi pada satu penyakit saja alasan utama berobat ke negeri itu.
Pelayanan dan transparansi terkait kesehatan begitu langsung bisa dirasakan. Perhatian dan pelayanan yang prima bahkan langsung menyentuh perasaan, sejak tiba di rumah sakit hingga pulang, penggerak utama pelancong dari Indonesia menjatuhkan pilihan berobat ke rumah sakit di negeri itu.
”Malaysia tengah gencar mempromosikan fasilitas kesehatan yang dimiliki 73 dari total 200 rumah sakit di Malaysia, yang bergabung di bawah naungan MHTC. Tahun 2020 untuk promosi mendapat porsi sebesar 25 juta ringgit Malaysia (RM) atau setara Rp 85 miliar,” kata Farah Delah.
Jadi tidak heran jika dari 1,3 juta wisatawan asing yang berkunjung ke Malaysia sepanjang 2018, sebanyak 900.000 orang di antaranya datang dari berbagai kota terdekat, mulai dari Medan, Batam, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Pontianak, hingga Surabaya.
Kian meningkat jumlah wisatawan kesehatan bahkan tak hanya dari Indonesia, tapi juga China, Vietnam, Kamboja, bahkan Singapura, mendorong Pemerintah Malaysia lebih serius mengelola sektor wisata. Pemerintah setempat pun melalui Kementerian Keuangan membentuk Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC). MHTC bertugas sebagai pintu masuk dan sebagai corong informasi terkait fasilitas kesehatan yang ada di negeri ini untuk seluruh pasien dari luar negeri.
Baca juga : Pariwisata, Andalan Baru Malaysia
Seperti diungkap Direktur Pemasaran MHTC di Indonesia, Farah Delah Suhaimi pada akhir Oktober lalu di Johor Bahru, seluruh rumah sakit yang menjadi anggota MHTC masing-masing memiliki keunggulan itu tersebar di Malaysia, yakni di Penang, Johor Bahru, Kualalumpur, dan Melaka.
”Malaysia tengah gencar mempromosikan fasilitas kesehatan yang dimiliki 73 dari total 200 rumah sakit di Malaysia, yang bergabung di bawah naungan MHTC. Tahun 2020 untuk promosi mendapat porsi sebasar 25 juta ringgit Malaysia (RM) ata setara Rp 85 miliar,” katanya.
Keindahan alam
MHTC tak cuma promosi di kota-kota di Indonesia, tetapi juga di negara lain, seperti China, Singapura, dan Vietnam. Pasien dari berbagai negara selain Indonesia juga cenderung meningkat.
”Pelancong kesehatan tak hanya berobat, tapi juga ingin menikmati keindahan alam Malaysia, seperti hutan, pantai, dan gunung,” kata Farah.
Tidak hanya biaya yang lebih murah dibanding Indonesia apalagi Singapura. Dengan Singapura dari perbedaan kurs dollar Singapura dengan RM saja ada harga lebih mahal tiga kali lipat.
”Tapi, paling membuat pasien dari luar negeri datang bahkan berulang ke Malaysia karena pelayanan sejak tiba di bandara atau pelabuhan, selama menjalani pengobatan, hingga kembali ke kota asal, benar-benar dilayani, termasuk urusan keimigrasian,” ujarnya.
Seperti dikemukakan CEO MHTC Sherene Azli, informasi terkait rumah sakit, dokter, penginapan, berapa lama perawatan selama di Malaysia, bisa diketahui lewat telepon ke MHTC. Untuk menggenjot jumlah kunjungan, Malaysia mengampanyekan Malaysia Year of Healthcare Travel 2020 atau MyHT2020.
Malaysia Healthcare mengajak turis asing untuk bisa menikmati layanan kesehatan terbaik di seluruh dunia di negeri dengan penduduk 32,2 juta jiwa ini.
Sesuatu yang berbeda
Malaysia memang berusaha terus menawarkan sesuatu yang berbeda dari pesaing regionalnya terkait pelayanan kesehatan. ”Malaysia menciptakan pengalaman berobat yang disebut sebagai perjalanan wisata kesehatan tanpa hambatan dimulai sejak kedatangan hingga kepulangan ke negara asal,” ujarnya.
Untuk memberikan kemudahan dan membuat wisatawan ketagihan ke Malaysia, MHTC telah membuka Malaysia Healthcare Lounge di Kuala Lumpur International Airport (KLIA), KLIA2 dan Penang International Airport, serta menyediakan layanan penjemputan di aerobridge, jalur cepat melewati Imigrasi dan Bea Cukai dan bantuan pengambilan bagasi. Tak ketinggalan layanan penerjemahan, sesuai permintaan untuk memudahkan komunikasi bagi pasien yang membutuhkan layanan.
Baca juga : Wisata Kesehatan Kian Jadi Andalan Malaysia
”Kami ingin mengundang semua wisatawan kesehatan untuk menikmati pengalaman perjalanan end to end bebas hambatan kami berkualitas tinggi dan terjangkau selama kampanye MyHT2020 berlangsung,” ujar Sherene.
Untuk terus memikat pelancong terutama terkait kesehatan, hampir seluruh kota di Malaysia terus memunculkan obyek wisata, seperti di Melaka, Penang, dan Johor Bahru. Di Melaka semisal ada Pantai Tanjung Bidara, Red Square atau bangunan merah, kawasan kota tua yang menjadi ikon Melaka.
Informasi ini bisa diakses pasien di MHTC yang sudah membuka perwakilan di Jakarta. Selain itu, mereka juga bisa mengakses secara online melalui media sosial dan e-mail. MHTC biasanya akan memberikan rekomendasi tiga rumah sakit yang sesuai dengan kondisi pasien. Bahkan, pasien juga bisa mendapatkan informasi prakiraan harga layanan rumah sakit tersebut.
Farah menambahkan, rumah sakit di Malaysia memiliki kelebihan dibanding negara lain, yakni harga yang dikawal oleh pemerintah. Dengan demikian, ia memastikan tarif pelayanan kesehatan di Malaysia tidak terlalu mahal.
Ia mengakui, untuk mendapatkan informasi seperti ini, calon pasien bisa meminta bantuan agen perjalanan. Namun, agen perjalanan biasanya hanya bekerja sama dengan beberapa rumah sakit dan mereka hanya akan merekomendasikan rumah sakit yang memberikan komisi kepada mereka. ”Ini beda dengan MHTC yang tidak mendapatkan komisi sehingga informasi yang kami berikan netral,” tambahnya.
Rumah sakit yang direkomendasikan sebagian besar di Kuala Lumpur, tetapi ada pula yang di Penang dan Johor. Fasilitas kesehatan yang diberikan tidak hanya pegobatan, tetapi juga pemeriksaan kesehatan (medical check up). Nantinya, calon pasien juga bisa sambil berwisata usai melakukan pemeriksaan kesehatan.
Senior Executive MHTC Marketing-Indonesia Renata Devita mengatakan, tahun 2020, Pemerintah Malaysia akan mempromosikan Kunjungan Wisata Kesehatan ke Malaysia dengan menargetkan jumlah wisatawan minat khusus ini mencapai 1 juta orang. Jumlah ini mencapai seperempat dari target keseluruhan wisatawan asal Indonesia di Malaysia yang mencapai 4 juta orang.
Johor Baru masuk dalam wilayah yang letaknya jauh lebih selatan dibanding dengan Kuala Lumpur. Johor Baru menempel diujung dengan negara Singapura dan terpisahkan laut dengan negara Indonesia khususnya yang terdekat dari daerah Batam.
Belakangan ini, popularitas Johor Bahru mulai menyaingi kota lain yang lebih dulu terkenal. Beragam daya pikat Johor Bahru dengan menghadirkan banyak tempat piknik, seperti Legoland dan pusat belanja dalam satu Johor Premium Outlets, semakin efektif menarik minat pelancong dunia untuk datang di Johor Bahru.
Baca juga : Semua Terukur sejak Tiba di Rumah Sakit
Selain Legoland yang sangat diminati, di Johor Bahru juga ada beberapa obyek wisata, seperti Masjid Sultan Abubakar, Kuil Kaca Arulmigu Sri Rajakaliamman, Johor Bahru City Square, dan Teluk Danga atau yang lebih dikenal sebagai Danga Bay, pusat rekreasi terbesar di wilayah itu. Tempat wisata di Johor Bahru ini berada tidak jauh dari Istana Bukit Sirene dan Pantai di Desaru.
Sementara Penang terkenal dengan tempat wisata favorit, antara lain Bukit Penang (Penang Hill atau Bukit Bendera), Kek Lok Si Temple, Pantai Batu Feringghi dan Batu Feringghi Night Market, Armenian Street dan Khoo Kongsi, dan Jalan Kapitan Keling (George Town).
Belakangan, untuk mengakomodasi kebutuhan turis, termasuk pendamping saaat menjalani perawatan atau cek kesehatan, Malaysi gencar mengeksplorasi berbagai pesona alam di berbagai wilayah di negeri itu. Obyek wisata buatan pun terus dihadirkan untuk memenuhi kerinduan pelancong dari berbagai negeri dan beragam usia.
Intinya, begitu menginjakkan kaki di negeri jiran, walau sekadar hendak berobat, semua rasa pusing bakal lenyap. Apalagi, sambil berobat banyak tempat untuk menghilangkan pusing dengan pusing-pusing alias piknik di negeri jiran. Ingin pusing hilang, pergilah berpesiar ke negeri jiran.