Putusan Basuki Dibacakan Dua Pekan Lagi

JAKARTA, KOMPAS — Putusan atas perkara penodaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menurut rencana digelar pada 9 Mei mendatang. Ini disampaikan Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto setelah jaksa mengungkapkan tidak mengajukan replik terhadap nota pembelaan yang dibacakan Basuki ataupun tim penasihat hukumnya.

Dalam sidang yang digelar pada pukul 09.00 WIB di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (25/4), Basuki berkesempatan membacakan pleidoinya terlebih dahulu. Ia menyatakan, dirinya hanya korban fitnah karena dirinya tidak pernah berniat menghina apalagi merendahkan agama Islam. ”Saya bukan penista atau penoda agama,” kata Basuki.

Sementara itu, salah satu penasihat hukum Basuki, Fifi Lety Indra, meminta kliennya dibebaskan dari pasal yang menjeratnya. Sebab, jaksa penuntut umum dalam tuntutannya pun sepakat Basuki tidak terbukti melakukan pelanggaran Pasal 156 A KUHP. ”Penetapan tersangka terhadap Buni Yani yang mengunggah video juga serta-merta menggugurkan status terdakwa dari BTP,” ujar Fifi.

Seperti diketahui, Basuki harus berurusan dengan pengadilan setelah dirinya dituding menodai agama Islam lewat pidatonya di Kepulauan Seribu pada 27 Setember 2016. Dalam pidato tersebut, Basuki menyinggung penggunaan surat Al Maidah 51 yang kerap disalahgunakan oleh oknum untuk merebut kekuasaan atau ketika maju dalam sebuah kontestasi kepemimpinan.