logo Kompas.id
Politik & HukumTujuh Anggota MIT Tersisa...
Iklan

Tujuh Anggota MIT Tersisa Terus Dikejar

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Negara RI memastikan Satuan Tugas Tinombala terus mengejar tujuh anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah. Personel Satgas Tinombala menembak dua anggota Mujahid Indonesia Timur dalam baku tembak, Senin (15/5).Baku tembak terjadi pada tengah hari di kawasan Simpang Angin, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso. Dua orang, Barok Rangga alias Firdaus dan Askar alias Jaid alias Pak Guru, tewas dalam baku tembak. Sementara enam anggota MIT melarikan diri."Setelah kematian keduanya, kami memastikan MIT tersisa tujuh orang. Pengejaran terus dilakukan Satgas Tinombala untuk menangkap anggota kelompok MIT yang tersisa," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul, di Jakarta, Selasa (16/5). Satgas Tinombala merupakan operasi gabungan personel Brigade Mobil, Polri, dan prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat untuk mengejar kelompok radikal bersenjata di Poso.Seusai baku tembak, personel Satgas Tinombala mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya 1 pucuk senjata api laras panjang SS-1 buatan PT Pindad, 3 bom pipa rakitan, 1 botol berisi detonator, dan 25 butir peluru kaliber 5,5 milimeter.Pada Selasa siang, jenazah Barok dan Askar tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Sulteng, untuk diidentifikasi. Selain itu, Satgas Tinombala dan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri juga mencari keluarga dua jenazah itu yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat.Martinus mengatakan, apabila keluarga tidak mengambil jenazah keduanya sampai Kamis (18/5), Polri akan langsung memakamkannya. Hal itu dilakukan karena kerusakan lemari pendingin RS Bhayangkara Palu. Saat ini, tujuh anggota MIT yang tersisa ialah Ali Ahmad alias Ali Kalora, Kholid, Basir alias Romzi, Abu Alim, Qatar alias Farel, Muh Faizal alias Namnung, dan Nae alias Galuh.Dihubungi terpisah, pengamat terorisme, Al Chaidar, mengatakan, pengejaran anggota kelompok MIT harus dituntaskan. Anggota MIT yang tersisa berencana kabur ke Mindanao, Filipina, bergabung dengan kelompok Abu Sayyaf pimpinan Isnilon Totoni Hapilon."Mereka menuju Mindanao karena sudah tidak sepakat dengan Mujahidin Indonesia Barat. Salah satu penyebabnya MIT memiliki senjata api yang tak bisa diakomodasi kelompok teroris lain di Indonesia," ujar Chaidar.Sejak akhir 2016, sembilan anggota MIT telah memasuki wilayah Mindanao, tetapi tiga di antaranya tewas dalam baku tembak dengan pasukan keamanan Filipina, akhir April lalu. Salah satu dari tiga anggota MIT itu ialah M Ilham Syahputra yang identitasnya ditemukan otoritas Filipina seusai operasi militer 21-24 April di wilayah Davao, Filipina.Menemukan jejakSecara terpisah, Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia Mayor Jenderal Wuryanto menjelaskan, pada pukul 10.30 WIT, personel Satgas Tinombala menemukan jejak bekas patahan kayu. Setelah ditelusuri, personel Satgas Tinombala menemukan bivak atau tenda yang diduga berisi delapan orang MIT. Mereka menyergapnya hingga terjadi baku tembak yang menewaskan dua anggota MIT.Dalam peristiwa itu, Prajurit Satu Zulfikar tertembak dan sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta, untuk perawatan lebih lanjut. (SAN/EDN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000