logo Kompas.id
Politik & HukumKerja Sama Antiterorisme Harus...
Iklan

Kerja Sama Antiterorisme Harus Lintas Negara

Oleh
· 3 menit baca

SINGAPURA, KOMPAS — Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang harus diselesaikan bersama secara lintas negara. Wacana untuk merealisasikan kerja sama dalam penanganan terorisme mengemuka dalam berbagai pertemuan bilateral Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dengan mitranya dari negara lain.Menjelang pembukaan Shangri-La Dialogue 2017 tentang isu-isu keamanan global dan kawasan Asia seperti dilaporkan wartawan Kompas, Edna Caroline Pattisina, dari Singapura, Jumat (2/6), para menteri pertahanan dan panglima militer sejumlah negara menggelar berbagai pertemuan bilateral. Berturut-turut, Menhan Ryamizard Ryacudu bertemu Wakil Perdana Menteri Singapura yang juga Menteri Koordinator Keamanan Nasional Teo Chee Hean, Panglima Komando Pasifik AS Laksamana Harry B Harris Jr, Panglima Angkatan Bersenjata Inggris (Chief of Defence Staff) Marsekal Sir Stuart Peach, Menteri Pertahanan Australia Marise Payne, Panglima NATO (Supreme Allied Commander Transformation) Jenderal Denis Mercier, Wakil Sekretaris Jenderal NATO untuk Politik dan Keamanan Alejandro Alvargonzález, serta Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min-goo."Semua membahas tentang ancaman terorisme," kata Ryamizard. Ia mengatakan, ancaman terorisme adalah ancaman terhadap kemanusiaan sehingga negara-negara seharusnya bekerja sama menghadapi terorisme.Indonesia-Filipina-Malaysia telah membuat kerja sama trilateral mengatasi pembajakan di Laut Sulu. Kerja sama ini juga bisa diperluas untuk menghadapi aksi kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) di Marawi, Filipina Selatan."Saya sudah perkirakan dua setengah tahun lalu, Filipina selatan akan jadi sarang NIIS. Kerja sama trilateral ini diharapkan bisa menjadi awal untuk kerja sama mengatasi terorisme di kawasan," kata Ryamizard.Kepada Panglima Komando Pasifik AS Laksamana Harry B Harris Jr dan Panglima Angkatan Bersenjata Inggris Sir Stuart Peach, Ryamizard mengatakan, harus ditemukan kesamaan kepentingan mengatasi terorisme secara komprehensif.Stuart mengatakan, semua negara menghadapi ancaman serupa. Apalagi, kemampuan teroris meningkat signifikan, seperti kemampuan membuat bom serta memetakan titik lemah masyarakat dan jaringan global. "Tidak ada satu pun negara yang kebal," kata Stuart.Stuart mengatakan, batas-batas negara tidak lagi relevan dalam penanganan terorisme yang kini beroperasi lintas negara sehingga untuk mendeteksi teroris diperlukan kerja sama intelijen yang intensif.TrilateralUpaya Indonesia, Filipina, dan Malaysia mengatasi masalah pembajakan di Laut Sulu dengan kerja sama trilateral mendapat perhatian dan banyak apresiasi. Laksamana Harry menyatakan, pihaknya siap memberikan dukungan apabila diperlukan. Sementara Menhan Australia Marise Payne menyambut baik kerja sama trilateral karena penting untuk penanganan terorisme di kawasan Asia Pasifik. "Harus ada dukungan regional. Kami ingin segera dikabari perkembangan terbaru," kata Payne.Jenderal Denis Mercier juga tertarik pada kerja sama trilateral untuk keamanan laut. Ia menanyakan tentang standar prosedur operasi pelibatan militer negara lain dalam kerja sama trilateral tersebut.Ryamizard menjelaskan kesepakatan tiga negara, yaitu untuk patroli bersama. Ketiga negara akan menggelar latihan bersama, baik laut, darat, maupun udara. "Dengan kerja sama trilateral, kita mengurung teroris di situ sehingga tidak mudah menyebar," katanya.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000