YOGYAKARTA, KOMPAS — Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa kewaspadaan dari segenap elemen masyarakat dibutuhkan untuk menghadapi ancaman terorisme. Pasalnya, TNI tetap membutuhkan dukungan masyarakat untuk memberantas penyebaran radikalisme.
Gatot menegaskan hal tersebut dalam pengajian kebangsaan di Masjid Ahmad Dahlan, Kompleks Islamic Center, Universitas Ahmad Dahlan, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (4/6) malam. Turut hadir pula dalam acara ini Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.
Menurut dia, tanpa dukungan rakyat, TNI tidak dapat menjalankan tugas pokok menjaga keutuhan NKRI. ”TNI tidak bisa berjuang sendiri untuk menjaga NKRI, harus bersama-sama rakyat menjaga persatuan dan kesatuan bersama TNI,” ucap Gatot.
Ia melanjutkan, kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia dari penjajah tidak terlepas dari peran organisasi Islam, salah satunya Muhammadiyah. Sejarah tersebut masih berlaku hingga saat ini sehingga TNI juga membutuhkan dukungan ulama, santri, dan kader organisasi Islam untuk menjaga kesatuan bangsa.
”TNI sangat membutuhkan peran ulama, santri, dan juga kader Muhammadiyah untuk meredam radikalisme di tengah masyarakat,” kata Gatot.
Sebelum mengisi pengajian kebangsaan, Gatot mengikuti kegiatan buka puasa bersama di Hanggar Skadron Pendidikan 102 Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta. Setidaknya 1.000 anak yatim dan 2.000 anggota jemaah yang terdiri dari keluarga besar TNI dan tamu undangan turut hadir.
Sebelum berbuka puasa, Panglima TNI menuturkan sebuah kisah inspiratif kepada jemaah tentang makna berbagi dan bersedekah.