logo Kompas.id
Politik & HukumAncaman Makin Nyata
Iklan

Ancaman Makin Nyata

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Ancaman serangan teror kelompok yang terafiliasi dengan Negara Islam di Irak dan Suriah semakin nyata di wilayah Indonesia. Sepekan terakhir, tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap 12 anggota Jamaah Ansharut Daulah yang diduga merencanakan berbagai aksi teror.Tim Densus 88 Antiteror, Rabu (7/6), menangkap tiga terduga teroris di wilayah kota Medan, Sumatera Utara. Ketiga orang itu ialah JH (41), RA (38), dan AA (48). Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengungkapkan, ketiganya merupakan bagian sel kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berada di wilayah Sumatera bagian utara. JH, misalnya, merupakan anggota Laskar Majelis Mujahidin, sedangkan RA merupakan komandan Laskar Jundulloh Annas Sumatera Utara, kemudian AA adalah komandan Forum Umat Islam Sumut.Dari penangkapan itu, Martinus menyatakan, tim Densus 88 telah menangkap 12 terduga teroris yang merupakan sel kelompok JAD di sejumlah wilayah, seperti Jambi, Banten, dan Medan, dalam satu pekan terakhir. Martinus menambahkan, meskipun ditangkap di daerah berbeda, sel JAD memiliki benang merah yang sama, yaitu merencanakan aksi teror yang menargetkan anggota kepolisian dan masyarakat umum.Jumlah itu belum termasuk penangkapan sembilan terduga teroris terkait bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, di wilayah Jawa Barat, serta penangkapan satu orang penyandang dana warga Indonesia yang bergabung dengan milisi Maute di kota Marawi, Pulau Mindanao, Filipina. Secara keseluruhan, tim Densus 88 telah menangkap 22 terduga teroris di seluruh Indonesia sejak akhir Mei lalu."Penangkapan dilakukan untuk mengantisipasi serangan teror yang telah mereka rencanakan. Selain itu, dari keterangan anggota JAD yang sudah ditangkap, kami berharap dapat mendalami pergerakan sel-sel jaringan JAD yang ada di daerah lain," tutur Martinus, Kamis (8/6), di Markas Besar Polri, Jakarta.Lebih lanjut, ia mengungkapkan, kelompok JAD telah memiliki cabang di seluruh wilayah Indonesia, seperti di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Sel-sel JAD itu, tambahnya, bergerak aktif merencanakan teror di wilayah masing-masing.Secara terpisah, pengamat terorisme, Al Chaidar, menekankan, sel-sel JAD merencanakan aksi teror didasari dua hal, yaitu untuk mengikuti bom bunuh diri Kampung Melayu serta untuk menjawab seruan NIIS yang memerintahkan aksi teror di bulan Ramadhan. Ia mencontohkan, serangan teror di bulan Ramadhan telah dilakukan anggota JAD Solo, Nur Rohman, yang melakukan bom bunuh diri di Markas Kepolisian Resor Kota Solo, Jawa Tengah, Juli 2016.Pergerakan sel JAD, lanjutnya, aktif dilakukan karena mereka telah berada di hampir seluruh provinsi. "Meskipun teror mereka digagalkan, perekrutan terus dilakukan sel NIIS, terutama memanfaatkan sel-sel teroris lama yang tertidur," katanya.KoordinasiMartinus memastikan, Polri telah berkoordinasi dengan kepolisian Filipina setelah menangkap RS di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta. RS diduga menjadi penyandang dana bagi empat warga Indonesia yang bergabung dengan milisi Maute. Uang sejumlah 7.500 dollar Amerika Serikat (sekitar Rp 99,7 juta) dikirimkan RS kepada empat orang itu pada Februari 2017."Kami membantu Pemerintah Filipina untuk mengidentifikasi profil warga Indonesia yang bergabung dengan kelompok teroris di Marawi," ujarnya. (SAN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000