logo Kompas.id
Politik & HukumBUMN Diminta Jadi Perusahaan...
Iklan

BUMN Diminta Jadi Perusahaan Pendamping PT DGI

Oleh
· 2 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah badan usaha milik negara yang bergerak di bidang konstruksi diatur menjadi perusahaan pendamping bagi PT Duta Graha Indah dalam proses lelang pembangunan Wisma Atlet Sumatera Selatan dan Rumah Sakit Universitas Udayana pada tahun 2009-2011. Lelang tersebut diatur oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin melalui Anugerah Grup. Hal itu diakui tiga saksi dari BUMN yang dihadirkan dalam sidang lanjutan dugaan korupsi pembangunan Wisma Atlet Sumatera Selatan dan Rumah Sakit Universitas Udayana dengan terdakwa mantan Direktur Utama PT Duta Graha Indah (DGI) Dudung Purwadi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (23/8). Ketiga saksi itu adalah mantan Manajer Pemasaran PT Wijaya Karya Mulyana, mantan Manajer Teknik Divisi Konstruksi PT Nindya Karya Bambang Tristanto, dan mantan Direktur Utama Pembangunan Perumahan Musyanif. Mulyana mengatakan, ada kekuatan besar-yaitu Nazaruddin-yang mengatur agar lelang pembangunan wisma atlet dimenangi PT DGI. PT Wijaya Karya juga diminta ikut sebagai perusahaan pendamping dalam lelang dan diminta membantu menyusun kelengkapan administrasi lelang untuk PT DGI. "Secara administrasi teknis, kami (PT Wijaya Karya) yang menyiapkan, dan harga oleh PT DGI. Untuk harga, disusun oleh staf dari Manajer Pemasaran PT DGI Mohamad El Idris. Ini khususnya untuk wisma atlet," katanya.Kepada majelis hakim yang diketuai Sumpeno, Mulyana mengaku, PT Wijaya Karya diperlukan sebagai pendamping PT DGI sebab jika lelang hanya diikuti PT DGI, bisa terjadi gagal lelang. "Kalau yang maju hanya satu perusahaan, itu dapat gagal lelang," ujarnya.Pemenangan PT DGI merupakan bagian dari skenario Nazaruddin dalam ijon proyek di DPR. Untuk membayar biaya ijon itu, Nazaruddin mematok komitmen fee senilai 22 persen untuk setiap proyek kepada perusahaan pengadaan barang dan jasa. Komitmen itu salah satunya yang disetujui PT DGI untuk memperoleh dua proyek, yaitu pembangunan rumah sakit khusus infeksi dan pariwisata Universitas Udayana 2009-2010 serta pembangunan wisma atlet dan gedung serbaguna Sumatera Selatan 2010-2011, dengan nilai total proyek Rp 230 miliar. Bambang dari PT Nindya Karya juga mengaku pihaknya diminta PT DGI membantu menyusun persyaratan administrasi agar perusahaan itu dapat memenangi lelang. (MDN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000