JAKARTA, KOMPAS — Media konvensional memiliki peranan besar dalam menanggulangi permasalahan yang dapat membahayakan ketahanan nasional. Maraknya berita bohong atau informasi palsu atau dikenal dengan hoaks yang beredar di dunia maya secara tidak langsung telah memengaruhi kehidupan dunia nyata.
”Isu hoaks yang beredar di media digital dan sosial dapat memengaruhi kestabilan negara,” kata Direktur Indonesia New Media Watch Agus Sudibyo pada seminar nasional bertajuk ”Ketahanan Nasional terhadap Serangan Hoax pada Media Sosial” di Jakarta, Sabtu (23/9).
Ia mencontohkan kasus yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Dengan mudah ditemukan bukti di media sosial, para kandidat dirugikan sekaligus diuntungkan oleh penyebaran hoaks dan informasi palsu (fake news). Mereka menyudutkan lawan politik dengan informasi spekulatif dan menghakimi untuk memenangi pilkada.
Secara tidak langsung, hoax dan fake news yang beredar di masyarakat dapat memengaruhi aspek kehidupan manusia dalam kehidupan nyata, seperti perilaku, aspek psikologis, pola pikir, dan aspek lain.
Agus berpendapat, media konvensional dengan sistem jurnalisme yang benar dan bermartabat dapat menghadapi hoax dan fake news. Akan tetapi, saat ini media konvensional justru mengalami krisis eksistensi. Oleh karena itu, diharapkan kehadiran jurnalisme yang benar dan bermartabat bisa mengarahkan masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan tepercaya. (DD08)