JAKARTA, KOMPAS — Komisi Pemberantasan Korupsi belum berencana mengusulkan pembentukan tim gabungan pencari fakta untuk menuntaskan perkara penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Kepolisian Daerah Metro Jaya menginformasikan sudah menemukan gambaran dua orang yang diduga terlibat dalam penyerangan pada April lalu tersebut.
Hal ini disampaikan Ketua KPK Agus Rahardjo dan Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/11). Sebelumnya, keduanya didampingi tim dari Polda Metro Jaya dan para pegawai KPK melakukan pertemuan untuk membahas perkembangan penyelidikan perkara yang mengakibatkan penglihatan Novel cedera.
"Dari pertemuan tadi, kami melihat keseriusan teman-teman Polda Metro Jaya dan juga upayanya. Melihat perkembangan ini, ya belum waktunya (membentuk tim gabungan pencari fakta). Informasi yang kami dapatkan ini akan kami coba jelaskan juga kepada orang-orang berpengaruh agar mereka bisa memahami apa yang telah dilakukan. Kami juga ingin pelaku ditemukan dan diproses hukum," ujar Agus.
Dalam paparannya, Kepala Polda Metro Jaya menunjukkan dua sketsa baru yang diduga orang yang terlibat dalam penyerangan tersebut. Sketsa itu diperoleh dari keterangan saksi yang telah diperiksa selama tujuh bulan terakhir ini.
Identitas dari dua sketsa tersebut masih belum diketahui. Karena itu, pihak Polda Metro Jaya juga meminta bantuan kepada masyarakat dengan membuka saluran langsung telepon seluler 081398844474 untuk memberikan informasi jika melihat sosok yang mirip dengan sketsa itu.
Tak hanya mengandalkan keterangan saksi, Polda Metro Jaya menggandeng Kepolisian Federal Australia (Australian Federal Police/AFP) dan Pusat Inafis Badan Reserse Kriminal Polri untuk menganalisis kamera pemantau dari tempat kejadian perkara. Selain itu, ada 167 penyelidik dan penyidik kepolisian yang khusus diturunkan untuk menangani perkara Novel ini.
Mengerucut
Dalam proses perjalanan kasus, sudah 66 saksi diperiksa, lalu mengerucut pada dua orang yang diduga sebagai pelaku penyiraman terhadap korban. Polisi bisa mendapatkan gambar itu berkat bantuan AFP dan bantuan dukungan penyidikan yang diberikan Mabes Polri.
"Ini kasus yang sangat serius bagi jajaran Polda Metro Jaya," ujar Idham.
Pada kesempatan ini, Polda Metro Jaya juga menyampaikan permintaan resmi kepada KPK untuk ikut bekerja sama dengan penyidik Polda Metro Jaya mengungkap pelaku penyiraman. Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian pernah meminta KPK untuk terlibat. Namun, ketika itu KPK masih memercayakan kepada jajaran kepolisian mengingat perkaranya masuk tindak pidana umum, ditambah keterbatasan tenaga di KPK dengan banyak kasus korupsi yang harus ditangani.
Seperti diketahui, Novel hingga saat ini masih berada di Singapura. Ia menjalani pengobatan untuk memulihkan kondisi penglihatannya yang disiram air keras pada 11 April lalu saat pulang menunaikan shalat Subuh di kawasan rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. (IAN)