JAKARTA, KOMPAS — Untuk menuju kemandirian industri strategis, Indonesia semestinya fokus dan melanjutkan kerja sama dengan Korea Selatan. Dengan kerja sama tersebut, setidaknya Indonesia tak hanya dapat memiliki kemampuan memproduksi, tetapi juga memelihara secara mandiri kapal selam.
Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan Sumardjono, Rabu (20/12), di Istana Wakil Presiden, Jakarta, mengatakan, jika Indonesia mempunyai kemampuan memelihara, tingkat kesiapan kapal selam akan tinggi. Pasalnya, kapal selam tersebut akan selalu dioperasikan terus-menerus.
Indonesia sebelumnya melakukan pengadaan tiga kapal selam dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd. Dua kapal selam sudah dibangun di galangan kapal DSME di Dermaga Okpo, Korsel, sedangkan satu unit lainnya dibangun di PT PAL Surabaya. Dari tiga kapal selam itu, baru satu kapal selam yang diserahkan ke Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur, akhir Agustus.
Kerja sama transfer teknologi (ToT) untuk pemeliharaan kapal selam sebagian sudah termasuk dalam kontrak pengadaan tiga kapal selam. Namun, Sumardjono mengakui ada tahapan-tahapannya. Soal penambahan pengadaan kapal selam dari DSME, ia mengatakan hal ini tergantung pengajuan TNI AL. ”Kami berharap itu harus lanjut supaya kita mendapat teknologi yang maksimal untuk merawat secara maksimal juga,” ujar Sumardjono.
Indonesia, lanjut dia, semestinya fokus sehingga benar-benar mendapatkan teknologi secara lengkap. Dengan demikian, Indonesia bisa percaya diri dan tidak bergantung pada negara lain jika ingin memperbaiki kapal selam.
Sejauh ini, kapal selam yang dimiliki Indonesia adalah KRI Nagapasa-403 buatan DSME. Panjang kapal selam kelas 209/1400 ini 61,3 meter dan kecepatan 21 knot di bawah air. Kapal selam ini dipersenjatai torpedo dengan fasilitas delapan tabung peluncur.
Menurut Sumardjono, Indonesia dalam cetak biru pembangunan TNI AL memerlukan setidaknya 12 kapal selam. Jika dua kapal selam kelas Cakra buatan Jerman dianggap sudah tua atau produksi 1977, Indonesia perlu membuat atau membeli sembilan kapal selam lagi.
Kemampuan PT PAL
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, kapal selam ketiga Indonesia yang dibuat bekerja sama dengan DSME Korsel tengah dibangun di PT PAL Surabaya dan menurut rencana selesai pada 2018. ”Ahli-ahli kita di PT PAL sudah mampu membuatnya untuk kapal selam berikutnya,” katanya.
Menurut dia, selain membuat biaya produksi jauh lebih murah, pembuatan kapal selam di dalam negeri juga membuat bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang mandiri di bidang industri perkapalan. (INA/EDN)