Kisah Tim Aerobatik Jupiter TNI AU Menjadi Penyelamat Singapore Airshow
”Merah putih teruslah kau berkibar
Di ujung tiang tertinggi
Di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar
Ku akan selalu menjagamu…”
Lagu ”Bendera” karya band Cokelat berkumandang kencang dan bertalu-talu melalui pengeras suara di acara pameran dirgantara Singapore Airshow 2018 yang diadakan di Changi Exhibition Centre, Singapura, Kamis (8/2).
Seolah mengikuti irama dan tempo lagu yang cepat, enam pesawat latih KT-1 Wong Bee milik Tim Aerobatik Jupiter (JAT) TNI Angkatan Udara dengan tangkas melaju di langit cerah ”Negeri Singa” tersebut.
Jauh di bawah, kepala-kepala mendongak tinggi, tangan-tangan dengan tegak mengacungkan kamera, mencoba merekam tiap gerak-gerik pesawat turbo propeller (baling-baling) berwarna merah-putih itu. Para pengunjung pameran dirgantara Singapore Airshow berdecak kagum saat menyaksikan atraksi lincah yang disuguhkan Tim Jupiter di ketinggian 500 hingga 3.000 kaki.
”Wow!” Dan (45), seorang pengunjung dari Australia, berseru kencang sembari melindungi matanya dari silau cahaya matahari, saat melihat pilot penerbang Tim Jupiter melakukan manuver Snake Loop di langit.
Manuver itu dinamakan demikian karena menyerupai gerakan ular yang meliuk. Dalam Snake Loop, empat pesawat KT-1 Wong Bee datang melaju dari arat barat, kemudian keempatnya secara bergantian melakukan gerakan berputar (loop). Gerakan itu menyisakan asap yang tercetak di langit, menyerupai pola liukan ular raksasa.
Decak kagum juga terdengar dari sejumlah pengunjung lainnya yang memadati lapangan terbuka untuk menonton pertunjukan demo udara (flying display), siang itu. Beberapa pengunjung perempuan, misalnya, spontan berseru manja saat menyaksikan Tim Jupiter melakukan manuver ”Heart”, di mana pesawat Jupiter 5 dan Jupiter 6 terbang berdampingan ke arah utara, kemudian di satu titik berpisah ke dua sisi yang berbeda dan meluncur turun membentuk pola hati.
Ini adalah kesempatan yang baik untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa kemampuan angkatan udara Indonesia tidak kalah dari negara lain.
Ini adalah kedua kali Tim Jupiter tampil di ajang kedirgantaraan Singapore Airshow. Sejak dua tahun lalu, penampilan Tim Jupiter di Negeri Singa tersebut selalu meninggalkan kesan khusus. Sebelumnya, pada Februari 2014, meski di tengah perselisihan diplomatik antara Singapura dan Indonesia yang sempat terjadi saat itu, Tim Jupiter tetap tampil memukau selama 15 menit.
Tahun ini, Tim Jupiter tampil setiap hari di ajang pameran Singapore Airshow pada 6-11 Februari 2018. Penampilan tersebut sebenarnya disuguhkan Tim Jupiter di luar jadwal yang sudah disepakati dengan penyelenggara.
Setengah berseloroh, Komandan Pangkalan Udara Adisutjipto Marsekal Pertama TNI Novyan Samyoga menyebut penampilan Jupiter di ajang pameran tahun ini sebagai ’penyelamat’ acara. ”Bisa dikatakan, we come to the rescue (kita datang menyelamatkan),” ujarnya sambil tersenyum.
Memang, Tim Jupiter dari Indonesia tidak tampil sendiri. Ada pertunjukan demo udara tak kalah menarik yang juga disuguhkan oleh tim dari negara lain. Misalnya, pertunjukan aerial pesawat jet oleh Angkatan Udara Republik Singapura selaku tuan rumah yang menerbangkan jet tempur F-15SG dan F-16C. Ada pula Angkatan Udara Malaysia (Royal Malaysia Air Force) yang unjuk gigi dengan pesawat Sukhoi Su-30MKM.
Namun, hanya ada dua penampilan aerobatik dari tim yang menerbangkan pesawat dengan jenis propeller (baling-baling). Selain Tim Jupiter, ada Tim Aerobatik Black Eagles dari Korea Selatan (ROKAF) yang menerbangkan pesawat Golden Eagle KAI T-50s. Indonesia dan Korsel sudah sering tampil bersama di berbagai kegiatan dan pameran dirgantara internasional sebelum ini, seperti di Thailand dan Malaysia.
Sayangnya, salah satu pesawat Korsel tersebut mengalami insiden pada hari pertama pameran. Saat sedang taksi dari Bandara Changi untuk tampil di pertunjukan demo udara pada Selasa (6/2) siang, pesawat itu tergelincir, terbalik, dan terbakar. Pilotnya mengalami luka-luka ringan dan saat ini menjalani perawatan medis. Akibat kecelakaan itu, tim Black Eagles batal tampil.
Batal jalan-jalan
Penyelenggara pameran tak bisa menyembunyikan kepanikannya. Samyoga, yang juga mengepalai Tim Jupiter, menuturkan, pagi hari setelah insiden pesawat Korea Selatan, panitia Singapore Airshow mendatanginya dan meminta Indonesia bersedia tampil secara penuh setiap hari sampai pameran berakhir.
Berdasarkan jadwal resmi dari penyelenggara, Tim Jupiter sebenarnya hanya tampil pada hari pertama dan kedua pameran, 6-7 Februari. Tim dari TNI AU itu seharusnya mendapat jadwal istirahat pada Kamis (8/2), sebelum kembali tampil pada Sabtu (10/2) sampai Minggu (11/2) ketika pameran dirgantara itu dibuka untuk publik.
Salah satu pesawat Tim Aerobatik, Black Eagles dari Korea Selatan, tergelincir, terbalik, dan terbakar. Panitia Singapore Airshow meminta Indonesia bersedia tampil secara penuh setiap hari sampai pameran berakhir.
Yoga tidak langsung menyanggupi permintaan itu. Ia meminta waktu untuk terlebih dahulu menanyakan pendapat para anggota Tim Jupiter. Tanpa pikir panjang, dalam waktu kurang dari setengah jam, semua anggota tim sepakat untuk tampil di luar jadwal.
Yoga sempat bertanya lagi untuk memastikan. Saat itu, ujarnya, jika satu saja anggota tim tidak setuju, Yoga akan menolak permintaan dari panitia. ”Tapi ternyata dari (pilot) nomor satu sampai enam, semua semangat sekali, malah bangga. Akhirnya kami setuju tampil lagi. Wah, mereka sampai terima kasih berulang kali,” tutur Yoga.
Karena tampil ekstra itu, Tim Jupiter batal beristirahat dan berjalan-jalan keliling Singapura. ”Awalnya ada yang mau istirahat, ada yang mau jalan-jalan. Maklum, orang kampung ke negeri orang,” tutur Yoga sembari tertawa kecil.
Letnan Kolonel (Pnb) Hermawan Muhammad Kisha, pemimpin Tim Jupiter yang menerbangkan Jupiter One, sudah enam kali tampil di berbagai pameran dan kegiatan dirgantara internasional. Ia menuturkan, ini kali pertama Tim Jupiter harus bekerja ekstra keras.
Menurut dia, sebenarnya tidak ada masalah jika Indonesia menolak untuk memberikan penampilan tambahan. Namun, ini adalah kesempatan yang baik untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kemampuan angkatan udara Indonesia tidak kalah dari negara lain.
”Memang kita akhirnya tidak jadi jalan-jalan, tapi ya dibawa asyik saja. Kita menunjukkan niat baik untuk membantu dan dengan ini, mereka (Singapura) juga menunjukkan bahwa mereka percaya dan mengakui kebolehan kita,” tuturnya.
Manuver dan lagu baru
Dalam penampilan di Singapore Airshow kali ini, Tim Jupiter menampilkan tiga manuver baru dari total 18 manuver yang dipertunjukkan. Beberapa manuver itu adalah Snake Loop, Cascade, dan Bomb Burst.
Ketiga manuver baru itu adalah hasil modifikasi untuk menyesuaikan dengan aturan batas area terbang yang ditetapkan oleh panitia. Panitia meminta, tidak boleh ada pergerakan pesawat dari arah selatan ke utara karena tidak boleh ada manuver dari arah penonton atau lokasi pameran.
”Untuk alasan keselamatan saja karena di bawah banyak crowd yang menonton. Namun, karena ada batas area terbang yang berbeda itu, beberapa manuver kami modifikasi,” kata Yoga.
Bukan hanya manuver baru, Tim Jupiter juga tampil dengan lagu baru yang khusus digubah untuk mendampingi penampilan di Singapore Airshow tahun ini. Lagu itu adalah ”Tendangan dari Langit” yang dinyanyikan band bernama Brad. Salah satu anggota Tim Jupiter adalah teman dari personel band tersebut. ”Kami minta ada yang khusus dari pertunjukan kali ini,” kata Kisha.
Bersama dengan lagu ”Bendera” karya Cokelat, ”Garuda di Dadaku” oleh Netral, dan ”Perwira Ksatria” karya Godbless, lagu baru itu mendampingi penampilan keenam pesawat Tim Jupiter di langit Singapura.
Pilihan lagu pendamping adalah salah satu keunikan penampilan Indonesia di penampilan aerobatiknya. Berbeda dari tim dari angkatan udara negara lain yang umumnya menggunakan lagu-lagu hits bergenre rock dengan tema-tema acak seperti percintaan, Indonesia memakai lagu-lagu karya anak bangsa yang liriknya menggugah rasa nasionalisme dan patriotisme.
Mengingat kembali penampilan Tim Jupiter, Kamis siang lalu itu, terngiang penggalan lirik lagu ”Perwira Ksatria” oleh Godbless yang menemani para pilot KT-1 Wong Bee itu melaju di langit Singapura.
Berpacu dengan matahari ‘tuk meraih cita-cita/
Buktikan aku yang terbaik ataukah menjadi kecoa/
Semangatku menggilas halang rintang, otak ku pacu meraih prestasi…