BANDUNG, KOMPAS — Negara menjamin keamanan dan keselamatan ulama serta tokoh agama lainnya. Wujud jaminan tersebut antara lain dengan mengusut tuntas pelaku penyerangan terhadap ulama dan tokoh agama di sejumlah daerah. Selain itu, negara juga menjamin keamanan atas semua rumah ibadah dan fasilitas umum.
Penegasan soal jaminan keamanan negara terhadap ulama dan tokoh agama ini disampaikan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin beserta rombongan saat mengunjungi Pesantren Al Hidayah di Kampung Santiong, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (21/2).
Kunjungan Syafruddin ke pesantren ini bertujuan menjalin silaturahim, sekaligus melihat langsung perkembangan kondisi kesehatan pemimpin Pesantren Al Hidayah, KH Umar Basyri, yang menjadi korban penganiayaan oleh pria berinisial A (56), pada 21 Januari. Syafruddin melakukan pertemuan dengan KH Umar Basyri selama lebih kurang 15 menit.
Ia menyebutkan, Polri telah bekerja cepat serta progresif, dan negara juga menjamin keamanan ulama dan tokoh agama lainnya. ”Presiden memerintahkan untuk memberikan jaminan keamanan kepada seluruh ulama dan tokoh yang lain, juga terhadap semua rumah ibadah ataupun fasilitas umum,” ujar Syafruddin.
Syafruddin juga menegaskan, kasus ini akan diusut tuntas sampai ke akarnya, termasuk terhadap Komandan Brigadir Persatuan Islam R Prawoto yang dianiaya AM (45) sehingga meninggal pada 1 Februari lalu.
Pada kasus serupa lainnya, kini sedang diusut identitas pelaku penyerangan terhadap KH Abdul Hakam Mubarok, pengasuh Pondok Pesantren Karangasem, Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, yang dianiaya oleh NT (23), asal Cirebon, Jawa Barat, pada 18 Februari.
KH Dudung Zainul Alam (58), adik dari KH Umar Basyri, berharap kasus penganiayaan terhadap ulama ini diproses hukum hingga tuntas.
Dari Cicalengka, Syafruddin berkunjung ke Markas Polda Jawa Barat, kemudian bertolak ke Lamongan.