JAKARTA, KOMPAS — Menjelang Pemilihan Presiden 2019, Presiden Joko Widodo mulai intens menjalin komunikasi dengan partai politik pendukungnya. Tiga hari terakhir, setidaknya Jokowi sudah bertemu dengan tiga ketua umum partai, yaitu Zulkifli Hasan (Partai Amanat Nasional), Megawati Soekarnoputri (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan), dan Romahurmuziy (Partai Persatuan Pembangunan), untuk meminta masukan terkait sosok calon wakil presiden.
Dua hari sebelum Rapat Kerja Nasional PDI-P Ke-3 untuk membahas persiapan Pemilihan Umum 2019, Megawati bertemu empat mata dengan Presiden Jokowi di Istana Batutulis, Bogor, Selasa (20/2) malam. Dalam pertemuan yang disambi santap malam hidangan yang disiapkan Megawati itu, keduanya membahas pemilihan presiden.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto di Kantor Dewan Pengurus Pusat PDI-P di Jakarta, kemarin, mengatakan, meski membahas Pemilu 2019, pertemuan antara Megawati dan Jokowi belum membahas detail sosok calon presiden dan calon wakil presiden (cawapres) dari PDI-P. ”Semua ada momentum yang tepat,” kata Hasto.
pertemuan antara Megawati dan Jokowi belum membahas detail sosok calon presiden dan calon wakil presiden dari PDI-P.
Sebelumnya, Senin pagi, di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Jokowi bertemu dengan Zulkifli. Dalam pertemuan itu, keduanya disebut-sebut ikut membahas perihal kontestasi pilpres.
Rabu sore, Jokowi juga bertemu dengan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy sebelum acara zikir kebangsaan dan peresmian pembukaan Rapat Kerja Nasional I Majelis Dzikir Hubbul Wathon di Asrama Haji, Pondokgede, Jakarta.
Menurut Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani, komunikasi antara Jokowi dan Romahurmuziy sudah cukup sering dilakukan. Arsul mengatakan, Jokowi sudah mulai meminta masukan mengenai kriteria calon wakil presiden yang tepat untuk Pemilu 2019 nanti. ”Kalau pembicaraan antarpartai belum banyak sejauh ini, tetapi ketua umum cukup rutin ketemu dengan Pak Jokowi untuk melontarkan kriteria calon wapres yang dianggap pas,” katanya.
Menggalang kekuatan
Hasto mengatakan, komunikasi dengan partai politik pendukung untuk membahas pilpres mendatang memang sudah dimulai sejak sekarang. PDI-P juga berkoordinasi dengan parpol pendukung Jokowi yang lain untuk membahas sosok calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung.
”PDI-P tak sendirian. Dengan semangat gotong royong, kami menggalang kekuatan partai lain. Kami memberi kesempatan bagi yang terpanggil untuk bangsa dan negara untuk menunjukkan komitmennya,” ujar Hasto.
Meski belum mengumumkan kesediaannya untuk maju kembali dalam Pemilu 2019, Jokowi sudah mendapat dukungan empat partai pemerintah, yaitu Partai Golkar, Nasdem, Hanura, dan PPP. Gabungan perolehan kursi keempatnya sudah mencapai 32,32 persen. Dengan ditambah PDI-P, partai asal Jokowi, jumlahnya mencapai 51,78 persen, melampaui syarat ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen perolehan kursi DPR pada Pemilu 2014.
Sementara itu, Presiden Jokowi membenarkan soal pertemuannya dengan Megawati di Istana Batutulis, Bogor. Pertemuan yang disebut sebagai pertemuan rutin itu membahas masalah pilpres dan pilkada.
”Ya berbicara mengenai pilpres, ya berbicara mengenai pilkada nasional, agar aman, tenteram, seperti apa, ya kira-kira kurang lebih itu,” ujar Presiden.
Namun, Presiden mengelak ketika ditanya apakah akan maju kembali dalam Pilpres 2019 dengan diusung PDI-P. Presiden juga mengelak saat disinggung soal cawapres pendampingnya.